Teknik Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

bersifat bertujuan dimana pengambilannya didasarkan atas berbagai pertimbangan tertentu maka dikenal sebagai purposive sampling. Dimana pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Bogdan Biklen 1982 menyebut, teknik ini dalam penelitian kualitatif sering juga dinyatakan sebagai internal sampling karena sama sekali bukan dimaksudkan untuk mengusahakan generalisasi pada populasi, tetapi untuk memperoleh kedalaman studi di dalam suatu konteks tertentu. 107 Dengan purposive sampling peneliti mencari dan memilih data utama yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini. Goetz dan LeCompte 1984 menyebut teknik ini sebagai criterion based selection karena cuplikan dalam penelitian kualitatif yang diambil lebih bersifat selektif. 108 Pemilihan data dalam penelitian ini tentu saja bersifat purposif sesuai dengan daya jangkau dan kekuatan peneliti melakukan pelacakan berupa ”bibliografi kerja” usaha sistematis di perpustakaan untuk mengumpulkan sumber-sumber bahan. 109

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menggali dan mengumpulkan data peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: 1. Studi Dokumen, dengan memanfaatkan berbagai bahan dokumen baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya, maupun elektronik. Dimana dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan membentuk suatu kajian yang sistematis, padu dan utuh. Kegiatan ini oleh Yin 1987 disebut sebagai content 107 Sebagaimana dikutip H.B. Sutopo, Op.Cit, hal. 36-37; 55-56. 108 Ibid, hal. 56. 109 Winarno Surakhmad, Op.Cit, analysis , dimana diharuskan seorang peneliti bersikap kritis dan teliti. 110 Studi dokumen merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis. 111 2. Studi literatur, dengan menggunakan berbagai sumber-sumber pustakabahan untuk menelaah, melacak berbagai macam jawaban dari persoalan serta mengetahui konteks mengenai fokus kajian penelitian. Biasanya jenis penelitian ini dinamakan penelitian pustaka library research. 112 Penelitian dengan metode kajian kepustakaan menuntut untuk menginterpretasikan data dan melakukan pengecekan dengan sumber data lainnya untuk memperoleh hasil yang baik. 3. Dari hasil pelacakan dokumen dan literatur, peneliti menggunakan wawancara mendalam indepth interview terhadap informan yang terkait untuk melakukan pemantapan data yang telah diperoleh. Patton menyatakan bahwa wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan bisa berulang pada informan yang sama. 113 Seperti dikatakan oleh Lindlof, dengan menggunakan metode interview peneliti dapat to learn about things that cannot be observed by other means dapat mempelajari hal-hal yang tampaknya memang tidak dapat dilacak dengan menggunakan cara atau metode lain. 114 Patton 1984 mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat 110 Lihat, H.B. Sutopo, Op.Cit, hal. 69-70. 111 Burhan Bungin, Op.Cit,. 112 Jenis penelitian ini memiliki konsekuensi dimana peneliti senantiasa belajar atau melatih dirinya untuk mengatasi masalah-masalah penyusunan yang rumit, harus membaca secara cermat dan kritis bahan yang dijumpainya, bagaimana mengekspresikan semua bahan dan bermacam-macam sumber itu menjadi suatu karya tulis yang panjang dan teratur. Lihat, Gorys Keraf, Op.Cit,. 113 Ibid, hal. 228. 114 Thomas R. Lindlof, Qualitative Communication Research Methods London: Sage Publication, 1995, hal. 167. berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. 115 Penelitian dengan pendekatan kualitatif menggunakan logika induktif abstaktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari ”khusus ke umum”; bukan dari ”umum ke khusus” sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif seperti dalam penelitian kuantitatif. Konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi karenanya dilakukan dasar kejadian incidence yang diperoleh ketika kegiatan lapangan berlangsung. Teoritisasi yang memperlihatkan bagaimana hubungan antar kategori juga dikembangkan atas dasar data yang diperoleh ketika kegiatan lapangan berlangsung. Sebagaimana diungkapkan Miles dan Huberman 116 , karenanya antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. 117 Dalam ranah ini, pengumpulan data itu sendiri juga ditempatkan sebagai kompenen integral dari kegiatan analisis data. Yang terakhir itu bisa dimengerti, karena saat mengumpulkan data, peneliti akan sendirinya terlihat melakukan perbandingan- perbandingan, apakah untuk memperkaya bagi tujuan konseptualisasi, kategorisasi ataukah teoritisasi. Tanpa secara aktif melakukan perbandingan- perbandingan dalam proses pengumpulan data tak akan mungkin terjelajah dan terlacak secara induktif hingga ke tingkat memadai muatan-muatan yang tercakup dalam suatu konsep, kategori atau teori. Hasil pengumpulan data tersebut tentu saja perlu direduksi data reduction. Istilah reduksi data dalam penelitian kualitatif dapat disejajarkan maknanya dengan istilah pengelolaan data mulai dari editing, koding, hingga tabulasi data dalam penelitian kuantitatif. Selanjutnya 115 Dikutip oleh H.B. Sutopo, Op.Cit, hal. 56. 116 Matthew B. Miles and A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif Jakarta: UI Press, 1992. 117 Sanapiah Faisal, “Pengumpulan dan Analisa Data dalam Penelitian Kualitatif” dalam Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi Jakarta: Grafindo Persada, 2003, hal. 68-69. dalam teknik untuk menganalisis dalam penelitian pendekatan kualitatif meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Reduksi Data data reduction yang mencakup kegiatan mengikhtisarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilah-milahkannya ke dalam satuan konsep, kategori atau tema tertentu. 2. Organisasi Data display data yang mencakup kegiatan mengorganisasi data dalam bentuk tertentu sehingga terlihat sosoknya secara lebih utuh. Display data dapat berbentuk sketsa, sinopsis, matriks atau bentuk-bentuk lain, untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan conclution drawing and verification. 118 Sesuai dengan gambar siklus analisis data di atas, prosesnya tidaklah ”sekali jadi”, melainkan berinteraktif, secara bolak-balik. Perkembangannya bersifat sekuensial dan interaktif seperti gambar di bawah ini. Kemudian seberapa banyak proses bolak-balik tersebut tentu saja sangat bergantung pada kompleksitas permasalahan yang hendak dijawab. Juga banyak bergantung pada seberapa ”tajam pisau analisis” yang dipakai saat mengumpulkan data itu sendiri. Pisau yang dimaksud adalah kepekaan dan ketajaman daya lacak peneliti dalam melakukan komparasi ketika proses pengumpulan data. Bagan 2 Putaran dari Pengumpulan Data Menuju Deskripsi dan Teori 118 Ibid, hal. 70. Penjelajahan, Pelacakan Kenyataan Lapangan Ikhtisar Data Pilihan Pemahaman Teoritis Deskripsi Sumber: Sanapiah Faisal, “Pengumpulan dan Analisa Data...”, Op.Cit, hal. 71

F. Teknik Analisis Data