30
4 Proses intensi
Menurut proses ini, kepercayaan didasarkan pada tujuan dan intensi pihak lain.
5 Proses transfer
Kepercayaan menurut proses ini mengacu pada nilai pihak lain diluar pihak-pihak yang terlibat dalam proses transfer.
2.2 Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
2.2.1 Pengertian
Corporate Social Responsibility Tanggung Jawab Perusahaan
Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility kini semakin diterima secara luas. Namun demikian, sebagai
sebuah konsep yang masih relatif baru, CSR masih tetap kontroversial dikalangan pebisnis maupun akademisi Suharto, 2007; 101. Ada dua kelompok ahli yang
mendefinisikan corporate social responsibility secara berbeda. Perbedaan cara pendefinisian ini berdasarkan pada keluasan cakupan CSR.
Kelompok pertama mengatakan bahwa corporate social responsibility CSR merupakan kegiatan yang dilakukan selain eksternal juga internal
organisasi. Tokoh yang mendukung pada kelompok ini antara lain Mangoting 2007; 36 yang mengungkapkan CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya bukan hanya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan. Corporate social responsibility dinyatakan sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih
31
keuntungan, baik internal pekerja, shareholder, maupun eksternal kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan
perusahaan lain. Tokoh selanjutnya adalah Baker dalam Mangoting, 2007; 36, CSR
adalah bagaimana cara perusahaan mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan segala hal yang positif yang berpengaruh terhadap lingkungannya.
CSR dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Kemudian Susanto 2003; 8 Corporate Social
Responsibility CSR adalah suatu konsep yang berkaitan dengan tanggung jawab sebuah perusahaan terhadap karyawan dan lingkungan.
Jadi menurut kelompok pertama ini, cakupan CSR tidak hanya pada eksternal organisasi yang berkaitan dengan masyarakat luas. Namun juga cakupan
pada internal organisasi tersebut misalnya karyawan dan para pemegang saham yang ada pada perusahaan.
Kelompok kedua mengatakan cakupan sasaran CSR adalah pihak eksternal organisasi saja. Bukti keberadaan kelompok ini adalah dengan adanya tokoh yang
menyebutkan pendapat mengenai hal tersebut. Tokoh yang mendukung pada kelompok ini antara lain Andi Firman dalam Mangoting, 2007; 36, CSR adalah
suatu konsep yang bermaterikan tanggung jawab sosial dan lingkungan oleh perusahaan kepada masyarakat luas, khususnya di wilayah perusahaan tersebut
beroperasi. Tokoh kedua adalah Schermerhorn dalam Suharto, 2007; 102
mendefinisikan CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak
32
dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Tokoh selanjutnya adalah Nuryana dalam Suharto,
2007; 102 mengatakan bahwa secara konseptual, CSR adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan
interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Kemudian tokoh berikutnya adalah Williams
2001; 116. Beliau mengatakan CSR adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang
memberikan manfaat kepada masyarakat. Tokoh lain yang menyebutkan cakupan sasaran CSR adalah pihak
eksternal organisasi saja adalah Lamb 2001; 109, menurutnya CSR merupakan perhatian pelaku bisnis terhadap kesejahteraan masyarakat. Perhatian ini
diperlihatkan oleh para manajer yang mempertimbangkan kepentingan jangka panjang perusahaan sekaligus relasi perusahaan dengan masyarakat tempat dia
beroperasi. Kemudian tokoh Ferrell 2005; 293 CSR adalah konsep luas yang berhubungan dengan kewajiban organisasi untuk memaksimalkan pengaruh
positifnya pada masyarakat dan pada saat yang bersamaan meminimalkan pengaruh negatifnya. Jadi kesimpulan dari kelompok kedua ini, cakupan CSR
hanya pada eksternal organisasi yang berkaitan dengan masyarakat luas. Bila dibandingkan terdapat perbedaan hal yang mendasar, yaitu pada
cakupan yang eksternal. Pada penelitian ini, peneliti lebih mengarah pada kegiatan CSR yang secara eksternal untuk kesejahteraan masyarakat. Alasan yang
mendasarinya adalah bahwa peneliti akan menghubungkan kegiatan CSR ini
33
dengan trust in brand yang respondennya adalah masyarakat luas yang diduga responden tidak banyak tahu tentang seluk beluk mengenai perusahaan. Dan
selanjutnya di bawah ini yang akan dijelaskan oleh peneliti adalah CSR yang bersifat eksternal.
2.2.2 Macam-macam CSR Eksternal