42
perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya, melalui yayasan atau organisasi
sosial perusahaan perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya, bermitra dengan pihak lain perusahaan menyelenggarakan
tanggung jawab sosial perusahaan melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-pemerintah dan mendukung atau bergabung dalam suatu
konsorsium.
2.2.6 Kategori
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility dapat dipandang sebagai pengejawantahan corporate ethics terhadap lingkungan bisnis, terutama aspek
masyarakat sekitarnya Susanto, 2003; 8. Menurut Susanto 2003; 8, CSR dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
1 Korporasi yang menjalankan CSR sebagai bentuk social obligation. Karena
CSR dipandang sebagai salah satu bentuk kewajiban, maka pelaksanaan umumnya hanya mengikuti persyaratan minimal yang ditetapkan oleh
peraturan pemerintah, 2
Korporasi menjalankan CSR sebagai bentuk social reaction. Pelaksanaan CSR sudah lebih maju. Tidak hanya dipandang sebagai social obligation
semata, namun sudah mulai tumbuh kesadaran arti penting CSR, 3
Korporasi yang sudah mampu melakukan social response. Korporasi dan masyarakat mampu secara bersama-sama mencari peluang-peluang untuk
memberikan konstribusi demi kepentingan masyarakat.
43
Kesimpulannya, ada tiga kategori CSR yaitu Korporasi yang menjalankan CSR sebagai bentuk social obligation, korporasi menjalankan CSR sebagai
bentuk social reaction, dan korporasi yang sudah mampu melakukan social response.
2.2.7 Tahap-tahap pelaksanaan CSR
Untuk dapat menjalankan CSR dengan baik, ada tahap-tahap pelaksanaan CSR sesuai dengan yang diuraikan oleh Jakarta Consulting Group dalam Djalil,
2003; 10. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut: 1
Community net analysis Dilakukan analisis secara komprehensif perbedaan-perbedaan yang ada
dimasyarakat, seperti kategori kelompok eksekutif, legislatif, pedagang, petani dan sebagainya. Berdasarkan stratifikasi yang dilakukan, selanjutnya
berusaha menemukan kebutuhan dan keinginan masing-masing kelompok. Harus disadari bahwa masing-masing kelompok mempunyai kebutuhan dan
keinginan yang berbeda. 2
Sosialisasi Target yang harus dicapai adalah adanya rasa ownership antara masyarakat
dan korporasi. Pada tahap ini, disebut pula ownership building. Tahap ini bisa pula disebut ownership building.
3 Ownership transfer
Dimulai dengan melakukan program-program pengembangan masyarakat di mana rasa memiliki sudah terpupuk. Dengan bekal ini maka program
44
pengembangan menjadi berdayaguna. Apalagi apabila pemanfaatan atau utilisasi proyek juga melibatkan masyarakat sasaran.
4 Customization
Yang paling terakhir adalah melakukan kastemisasi customization sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-masing daerah.
Jadi kesimpulannya bahwa untuk dapat menjalankan CSR dengan baik, ada tahap-tahap pelaksanaan CSR yang baik. Yaitu analisis secara komprehensif
perbedaan-perbedaan yang ada dimasyarakat community net analysis, melakukan sosialisasi yang baik, melakukan program-program pengembangan
masyarakat di mana rasa memiliki sudah terpupuk, kemudian melakukan kastemisasi customization sesuai dengan sensitifitas dan kebutuhan masing-
masing daerah.
2.2.8 Strategi dalam