Gambaran Klinis GAMBARAN KLINIS, DAN RADIOGRAFI PIERRE ROBIN SYNDROME

BAB 3 GAMBARAN KLINIS, DAN RADIOGRAFI PIERRE ROBIN SYNDROME

3.1. Gambaran Klinis

Sifat klinis yang utama pada Pierre Robin Syndrome adalah terjadinya gangguan pertumbuhan pada masa intrauterin. Ukuran mandibula yang lebih kecil dari ukuran normal, posisi lidah yang jatuh kebelakang, dan celah langit-langit menyebabkan terjadinya obstruksi saluran pernafasan atas dan kesulitan dalam penberian makan pada penderita Pierre Robin Syndrome, khususnya pada bayi. 1,5,9 3.1.1. Mikrognasia Mikrognasia adalah suatu kelainan malformasi wajah yang ditandai dengan gejala hipoplasia mandibula dimana ukuran mandibula lebih kecil dari ukuran normal. 11 Mikrognasia merupakan faktor utama yang menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya obstruksi, karena penderita mikrognasia memiliki posisi lidah yang jauh lebih ke posterior, sehingga mengurangi daerah lintasan udara pada saluran pernafasan bagian atas. 7 Menangis pada anak dapat menyebabkan jalan nafas tetap terbuka, dan pada saat anak tertidur terjadi sumbatan jalan nafas, sehingga menyebabkan pengeluaran energi yang meningkat. Karena masalah respirasi tersebut, pemberian makanan mungkin menjadi sangat sulit sehingga menyebabkan kurangnya pemasukan makanan. Jika keadaan ini tidak diterapi dapat menyebabkan kelelahan, kegagalan jantung dan kematian. 9,10 7 Gambar 2. Anak dengan ukuran rahang yang lebih kecil dari normal mikrognasia 11 3.1.2. Glosoptosis Glosoptosis mendeskripsikan keberadaan lidah jatuh ke belakang yang dapat menyebabkan obstrusksi faringeal. Ukuran rahang yang abnormal tidak dapat memberi dukungan yang cukup pada lidah untuk maju kedepan. Keberadaan lidah yang cenderung ke posterior menyebabkan tersumbatnya jalan nafas, sehingga kemungkinan besar terjadinya obstruksi saluran pernafasan atas dan berakibat fatal bila tidak segera ditangani. Oleh sebab itu, posisi yang dianjurkan bagi bayi penderita Pierre Robin Syndrome adalah dimiringkan atau ditengkurapkan. Alasannya, gaya gravitasi akan menarik lidah ke depan sehingga tetap membuka jalan nafas. 9,28 Gambar 3. Posisi lidah jatuh kebelakang .9 3.1.3. Celah Langit-langit Celah langit-langit adalah terdapatnya celah pada langit-langit palatum yang terjadi karena palatum tidak menutup secara sempurna. Celah langit-langit merupakan suatu bentuk kelainan sejak lahir atau cacat bawaan pada wajah yang sangat banyak dijumpai. 13 Pada kasus Pierre Robin Syndrome, kelainan yang sering kali terjadi biasanya terdapat celah palatum berbentuk U dan jarang dengan celah berbentuk V yang biasanya tidak disertai celah bibir. 14,15 Celah bisa melibatkan sisi lain dari palatum, yaitu meluas dari bagian palatum keras di anterior mulut sampai palatum lunak kearah tenggorokan. Penderita biasanya mengalami kesulitan dalam menelan dan menyusui serta mudah terjadi infeksi pada saluran pernafasan karena tidak adanya pembatas antara rongga mulut dan rongga hidung. Perawatan pada celah langit-langit sebaiknya dilakukan segera pada usia bayi 1,5-2 tahun dengan tindakan pembedahan sebagai pilihan utama. 13 a b Gambar 4. Celah langit-langit palatum terdiri atas : a. Celah berbentuk U kiri dan b. Celah berbentuk V kanan 16 3.1.4. Obstruksi Saluran Pernafasan Atas Gangguan saluran pernafasan yang terjadi pada penderita Pierre Robin Syndrome merupakan suatu keadaan berhentinya nafas secara berulang selama interval waktu yang singkat. 9,10 Obstruksi terjadi akibat penyempitan saluran pernafasan terutama pada ujung posterior palatum lunak dan dasar lidah, dalam hal ini keadaan mikrognasia dianggap sebagai penyebab utama. Penanganan segera sangat dibutuhkan dengan pemasangan selang oksigen melalui hidung. 10.17 3.1.5. Serangan Sianotik Kebanyakan penyebab terjadinya serangan sianotik adalah kelainan jantung bawaan yang tidak diketahui sebelumnya. Gejala serangan sianotik baru timbul dikemudian hari ketika bayi menyusui, menangis, bangun tidur serta sesudah makan. Sianotik yang tiba-tiba terjadi dapat menyebabkan kulit anak berwarna ungu kebiruan dan sesak nafas. Darah yang kekurangan oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya dengan oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. 17 3.1.6. Serangan Apnea Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat pernafasan yang ada hubungannya dengan hipoglikemia atau perdarahan intrakranial. Irama pernafasan bayi tidak teratur dan diselingi serangan apnea. Dengan menggunakan alat pemantau apnea dan memberikan segera oksigen pada bayi ketika timbul apnea, sebagian besar bayi akan bertahan dari serangan apnea, meskipun apnea ini mungkin berlanjut selama beberapa hari atau minggu. 5 3.1.7. Kelainan Mata Kelainan mata pada penderita Pierre Robin Syndrome yang paling banyak ditemukan adalah katarak dan glaukoma kongenital. 18 Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa mata yang ditemukan pada bayi baru lahir, dimana bayi gagal menunjukkan kesadaran visual terhadap lingkungan di sekitarnya dan kadang terdapat nistagmus gerakan mata yang cepat dan tidak biasa. 19 Glaukoma kongenital adalah peningkatan tekanan cairan di dalam bola mata bayi yang baru lahir biasanya pada kedua mata. Glaukoma kongenital terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan saluran pembuangan cairan dari mata. 18 Gambar 5. Katarak merupakan kelainan mata yang sering dijumpai pada Pierre Robin Syndrome. 18 3.1.8. Kelainan Telinga Gangguan pada telinga yang sering terjadi pada sindrom ini adalah otitis media yang diikuti dengan kelainan bentuk daun telinga. Penderita Pierre Robin Syndrome yang mengalami kelainan celah langit-langit, ada kemungkinan timbulnya masalah pendengaran. Penderita celah langit-langit cenderung menghasilkan banyak cairan yang menumpuk di belakang gendang telinga sehingga dapat menimbulkan infeksi dan penurunan tekanan udara di telinga tengah yang menyebabkan terganggunya pendengaran. 6 Gambar 6. Kelainan bentuk daun telinga penderita Pierre Robin Syndrome 8 Gambar 7. Kelainan bentuk daun telinga penderita Pierre Robin Syndrome. 20

3.4. Gambaran Radiografi