Definisi DEFINISI, ETIOLOGI, DAN PATOGENESIS PIERRE ROBIN SYNDROME

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, DAN PATOGENESIS PIERRE ROBIN SYNDROME

Pierre Robin Syndrome atau dikenal juga dengan nama pierre robin sequence, pierre robin malformation, dan pierre robin complex. Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Lannelounge dan Menard seorang ahli radiologi pada tahun 1891, pada pasien dengan gejala mikrognasia, glosoptosis dan celah langit-langit. 1,4,5,6

2.1. Definisi

Pierre Robin Syndrome adalah suatu kelainan kongenital yang terdiri dari sekelompok kelainan kraniofasial. Sindrom ini dideskripsikan dengan gejala-gejala utama seperti: mikrognasia, glosoptosis, dan celah langit-langit. Hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan jalan nafas dan kesulitan menelan. Kelainan pada beberapa sistem organ tubuh yang lain dapat ditemukan pada sindrom ini, yakni kelainan pada telinga, mata disertai terjadinya serangan apnea dan sianotik yang disebabkan adanya kelainan kongenital pada jantung. 7 2.2. Etiologi Pierre Robin Syndrome merupakan rangkaian dari beberapa malformasi kongenital yang terdiri dari gabungan, beberapa penelitian menemukan rangkaian penyebab terjadinya sindrom ini dikarenakan adanya tekanan yang terjadi pada masa intrauterin yang menyebabkan suatu deformasi yang diikuti dengan peran oligohidramnion. Sedangkan menurut Richard J. Redett penyebab terjadinya Pierre 3 Robin Sequence belum diketahui pasti. Adanya faktor-faktor external yang mengganggu pertumbuhan rahang bawah dari janin juga dapat menyebabkan terjadinya Pierre Robin Sequence. Kondisi neurologis tertentu yang menyebabkan pergerakan rahang bawah didalam rahim, juga dapat membatasi pertumbuhan rahang. Selain itu, beberapa studi juga menunjukkan bahwa ada kemungkinan faktor-faktor genetik juga sebagai penyebab terjadinya Pierre Robin Sequence. 6,7 Rahang yang kecil dan posisi lidah yang jatuh kebelakang menyebabkan kesulitan bernafas. Namun dari beberapa kasus dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lain. Pierre Robin Syndrome memiliki variasi sesuai dengan tingkat keparahannya. Masalah yang paling umum pada bayi penderita sindrom ini adalah yang berkaitan dengan pernafasan dan nutrisi makanan yang masuk kedalam tubuh bayi. 8 2.3. Patogenesis Mekanisme utama yang berkaitan terhadap segala bentuk kelainan yang terdapat pada Pierre Robin Syndrome adalah kegagalan pertumbuhan mandibula pada masa intrauterin. Pierre Robin Syndrome merupakan malformasi kongenital yang dapat dideteksi sejak lahir mengakibatkan terjadinya gangguan saluran pernafasan akibat ukuran rahang yang abnormal pada bayi. 7 Oligohidramnion adalah suatu rangkaian kelainan anatomi uterin yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pertumbuhan dan kelainan pembentukan janin pada masa intrauterin. Pengaruh oligohidramnion dapat mengurangi cairan amniotik yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin, khususnya pertumbuhan mandibula. Kekurangan cairan amniotik pada masa pembentukan tulang janin menyebabkan dagu tertekan pada pertemuan klavikula dan sternum. Pada usia 12-14 minggu, janin mengalami pergerakan dimana dagu yang tertekan menyebabkan pertumbuhan mandibula terhambat. Pertumbuhan rahang yang terganggu akibat adanya tekanan mekanis mengakibatkan ukuran rahang menjadi lebih kecil dari ukuran normal mikrognasia. Lidah yang tidak mendapat tempat yang cukup, berada di antara palatum yang belum sempurna sehingga menyebabkan celah palatum tidak dapat menutup secara sempurna. 7 Pada kasus Pierre Robin Syndrome dengan ukuran rahang yang lebih kecil, menimbulkan manifestasi yang berupa letak lidah yang lebih ke posterior glosoptosis dan celah langit-langit yang menyebabkan terhambatnya jalan nafas sebagai permasalahan utama dan kesulitan dalam menelan pada bayi. 1,3 Gambar 1. Penderita Pierre Robin Syndrome disertai gangguan pernafasan 8

BAB 3 GAMBARAN KLINIS, DAN RADIOGRAFI PIERRE ROBIN SYNDROME