Remaja dan Perilaku Hidup Sehat

Peran Media :  Sajikan tayangan atau berita yang baik tanpa kekerasan, dan jangan mengajarkan anak remaja untuk berperilaku merokok dan hal-hal buruk lainnya jam tayang sesuai usia.  Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat tidak provokatif.  Adanya rubrik khusus dalam media masa cetak, elektronik yang bebas.  Perlunya penayangan ataupun berita yang berisi nasehat terhadap bahaya merokok.

2.6. Remaja dan Perilaku Hidup Sehat

Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja: 1. Mengerti tujuan hidup. 2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya. 3. Bergaul dengan bijaksana. 4. Terus menerus memperbaiki diri Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fisik 35 2. Intelektual 20 3. Emosional 30 4. Spiritual 15 Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina? Terkadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat: 1. Otoriter ------- demokratis 2. Tertutup ------- terbuka 3. Formal ------- informal Semua tersebut di atas dalam keadaan dalam perjalanan menuju Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa. Dalam perjalanan menuju ini yang menonjol adalah: 1. Fisik yang kuat. 2. Emosi yang cepat tersinggung. 3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang. 4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama yang hanya terkadang saja yang dicapai. Dan Dalam perjalanan menuju yang paling penting diketahui oleh remaja adalah bagaimana remaja dapat berproses : 1. Menuju fisik yang ideal. 2. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh. 3. Menuju cara berfikir dewasa. 4. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama.

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Variabel Independen Variabel Dependen

3.2. Defenisi Operasionil

Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Siswa SMA Remaja atau anak berumur 14-17 tahun yang terdaftar sebagai murid dan mendapatkan bimbingan atau pendidikan di Sekolah Menengah Atas tertentu. b. Remaja Putus Sekolah Remaja atau anak yang berumur 14-17 tahun yang tidak lagi melanjutkan proses bimbingan belajarnya di suatu sekolah yang disebabkan oleh berbagai hal. c. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini telah terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoadmodjo,2007. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan penelitian Rogers 1974 mengungkapkan Pengetahuan terhadap Bahaya Rokok - Siswa SMA - Remaja Putus Sekolah

Dokumen yang terkait

ERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA SMP DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN JEMBER

0 6 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMP Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Di SMPMuhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja 2.1.1 Defenisi Remaja - Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Merokok

0 1 19

Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Merokok

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta - DIGILIB

0 0 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SIKAP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO”

0 0 18