Sampel Besar Sampel Populasi dan Sampel Penelitian 1.

Jumlah populasi siswa SMA Swasta Afifiyah Medan adalah sebanyak 58 orang. Dengan rincian : Kelas Jurusan Banyaknya kelas Jumlah Siswa I - 1 kelas 19 orang II IPA 1 kelas 25 orang III IPA 1 kelas 14 orang Jumlah Siswa Keseluruhan populasi 58 orang tabel 4.1 Dan jumlah populasi anak putus sekolah di kawasan Medan Denai khususnya kelurahan Binjai adalah sebanyak 52 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel Penelitian diambil dengan metode probability sampling yaitu metode Stratified Random Sampling sampel strata yang diacak. Di dalam penarikan sampel secara acak maka semua unsur yang ada di populasi akan mempunyai peluang yang sama untuk terambil sebagai sampel untuk mewakili populasinya.Wahyuni,2007

4.3.3. Besar Sampel

Besarnya sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan perhitungan dengan rumus berdasarkan Wahyuni 2007: � = �. � 2 1 − �2. �. 1 − � � − 1� 2 + � 2 1 − �2. �. 1 − � Keterangan : n : besar sampel minimal N : jumlah populasi Z1- α2 : nilai distribusi normal baku tabel Z pada α tertentu P : proporsi dipopulasi d : kesalahan absolut yang dapat ditolerir Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihitung sebagai berikut : n : besar sampel minimal N : 58 Z1- α2 : 1,96 95 P : 0,5 d :0,05 � = 58. 1,96 2 . 0,5. 1 − 0,5 58 − 10,05 2 + 1,96 2 . 0,5. 1 − 0,5 � = 58 . 3,8416 . 0,25 57 . 0,0025 + 3,8416 .0,25 � = 55,7032 0,1425 + 0,9604 � = 55,7032 1,1029 � = 50,50 dibulatkan menjadi 50 orang. Dengan besar sampel minimal tersebut, maka sampel penelitian saya bulatkan menjadi 36 siswa dari SMA Swasta Afifiyah Medan, dan diambil dengan sistem Stratified Random Sampling dengan menggunakan program SPSS. Stratified Random Sampling adalah salah satu metode statistik dari random sampling dengan tekhnik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran di dalam strata golongan menurut karakteristik tertentu, Wahyuni 2007. Dalam penelitian ini karakteristik yang digunakan adalah berdasarkan kelasnya, data tersebut diperoleh dari absensidata kelas siswa SMA kelas I, II, dan juga III, yang kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam program SPSS dan diacak dengan program SPSS tersebut. Dengan perincian : Kelas Jurusan Banyaknya kelas Jumlah Siswa Jumlah sampel I - 1 kelas 19 orang 16 II IPA 1 kelas 25 orang 22 III IPA 1 kelas 14 orang 12 Jumlah Populasi 58 orang 50 siswa tabel 4.2 Dan untuk populasi di kawasan Medan Denai : n : besar sampel minimal N : 52 Z1- α2 : 1,96 95 P : 0,5 d :0,05 � = 52. 1,96 2 . 0,5. 1 − 0,5 52 − 10,05 2 + 1,96 2 . 0,5. 1 − 0,5 � = 52 . 3,8416 . 0,25 51 .0,0025 + 3,8416 .0,25 � = 49,9408 0,1275 + 0,9604 � = 49,9408 1,0879 � = 45,90 Dibulatkan menjadi 46 orang. Dengan besar sampel minimal tersebut, maka sampel penelitian saya bulatkan menjadi 34 remaja putus sekolah di kawasan Medan Denai, dan diambil dengan menggunakan metode Consecutive Sampling dengan program SPSS. Consecutive Sampling adalah penarikan sampel dengan tekhnik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, Wahyuni 2007. Dalam penelitian ini sampel remaja putus sekolah yang dipilih dengan kategori eksklusi dan inklusi: Kategori inklusi : remaja berumur 11-20 tahun yang tidak lagi melanjutkan pendidikannya di bangku sekolah, dan berperilaku merokok. Kategori eksklusi : remaja berumur 11-20 tahun yang tidak lagi melanjutkan pendidikannya di bangku sekolah, tetapi tidak berperilaku merokok.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

ERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA SMP DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN JEMBER

0 6 18

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMP Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Merokok Dengan Perilaku Merokok Di SMPMuhammadiyah 1 Kartasura.

0 5 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA ROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Dengan Tindakan Merokok Pada Siswa Sma Negeri 8 Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN SIKAP TERHADAP BAHAYA MEROKOK PADA SISWA Hubungan Pengetahuan Tentang Rokok Dengan Sikap Terhadap Bahaya Merokok Pada Siswa Smk Batik 1 Surakarta.

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja 2.1.1 Defenisi Remaja - Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Merokok

0 1 19

Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Dan Remaja Putus Sekolah Terhadap Bahaya Merokok

0 0 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pengetahuan tentang Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok pada Remaja di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta - DIGILIB

0 0 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SIKAP TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURWOKERTO”

0 0 18