Komite Audit memastikan terselenggaranya efektifitas dari pengendalian Komite Nominasi yang menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi Komite Remunerasi yang menetapkan arahan dalam penyusunan sistem Komite Asuransi dan Resiko Usaha yang melakuka

Komisaris Independen adalah mengawasi pengurusan yang ditugaskan dan dijalankan oleh Direksi. Satu hal yang harus ditekankan adalah meskipun tugas Dewan Komisaris mengawasi bukan berarti kedudukan Dewan Komisaris secara hierarki berada di atas Direksi. Kedudukan kedua organ ini sejajar, dengan fungsi yang berbeda. Pemahaman ini penting ditanamkan agar tidak terjadi duplikasi fungsi, misalnya seperti Direksi Bayangan, dimana Dewan Komisaris berperan sebagai Direksi dan terlibat dalam pengurusan perseroan. 131

1. Komite Audit memastikan terselenggaranya efektifitas dari pengendalian

intern, pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dapat membentuk berbagai komite yang membantu fungsi Dewan Komisaris agar berjalan secara lebih efektif, antara lain :

2. Komite Nominasi yang menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi

anggota Komisaris dan Direksi dan eksektutif lainnya, merancang sistem penilaian, dan memberikan rekomendasi tentang jumlah direksi dan komisaris.

3. Komite Remunerasi yang menetapkan arahan dalam penyusunan sistem

penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi atas penilaian sistem remunerasi, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi dalam kasus pengurangan pegawai.

4. Komite Asuransi dan Resiko Usaha yang melakukan penilaian berkala

dan pemberian rekomendasi resiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi. 131 http:komiteaudit.orginformasi_displayartikel.asp?idi terakhir diakses pada tanggal 2 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara Pasal 15 ayat 5 Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima tbk. menyebutkan bahwa Komisaris berhak meminta penjelasan tentang segala hal mengenai Perseroan kepada Direksi danatau membentuk Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya atas beban perseroan. Perseroan telah membentuk Komite Audit untuk membantu dewan komisaris dalam mengevaluasi, memantau serta memastikan bahwa pelaksanaan audit internal maupun eksternal terhadap perseroan dijalankan sesuai rencana dan menganut standar acuan terbaik. Pada tahun 2009, Komite Audit PT. Central Proteinaprima tbk telah melakukan rapat sebanyak 12 kali dan dihadiri oleh seluruh anggota komite audit, antara lain untuk membahas tujuan dan strategi audit bersama auditor internal maupun eksternal, serta untuk memastikan bahwa penunjukan dan pekerjaan auditor eksternal tidak mengandung kemungkinan benturan kepentingan terhadap tujuan audit. 132 Dewan Komisaris memiliki 2 wewenang yang diatur dalam Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu wewenang preventif dan wewenang represif. Sebagaimana diatur dalam Pasal 117 ayat 1 UUPT bahwa di dalam Anggaran Dasar perseroan dapat ditetapkan kewenangan Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi Sampai dengan akhir Desember 2009, komposisi Komite Audit PT. Central Proteinaprima tbk., sebagai berikut : Ketua : Djoko Muhammad Basoeki Komisaris Independen Anggota : Drs. Suroso, Ak. Anggota : Hendra Nur Salman, SE, MM 132 Hasil wawancara dengan Staf Legal Lydia,SH. di PT. Central Proteinaprima Tbk., pada tanggal 8 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Pasal ini merupakan kewenangan preventif Dewan Komisaris. Begitu pula pasal 102 UUPT yang mengatur kewenangan preventif RUPS untuk memberikan persertujuan mengalihkan kekayaan perseroan atau menjadikan utang kekayaan perseroan. Namun demikian perlu ditekankan bahwa dalam kedua pasal tersebut Direksi berhak menjalankan keputusannya tanpa persetujuan atau bahkan ditolak oleh Dewan Komisaris, dengan konsekuensi bahwa seluruh akibat yang terjadi dengan diambilnya keputusan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Direksi secara pribadi, atau disebut juga tanggung renteng, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 97 ayat 3 dan 4. Kewenangan Dewan Komisaris yang bersifat represif diatur dalam Pasal 106 ayat 1 UUPT yang menyebutkan bahwa anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya. Pasal 11 ayat 10 Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima tbk. juga menyebutkan bahwa anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan untuk sementara waktu oleh Komisaris dengan menyebutkan alasannya. Pasal 15 ayat 7 huruf a Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima tbk. menyebutkan bahwa sesuai dengan pasal 11 ayat 10, Rapat Komisaris setiap waktu berhak memutuskan untuk memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi jika anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar, merugikan Perseroan, melalaikan kewajibannya danatau melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Pasal 15 ayat 7 huruf b Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima tbk. menyebutkan bahwa pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada direksi yang bersangkutan dengan disertai alasannya. Komisaris diwajibkan untuk mengadakan RUPS untuk memutuskan apakah anggota direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota direksi yang diberhentikan sementara itu diberikan kesempatan untuk hadir guna membela diri terhadap tuduhan- tuduhan atas dirinya. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Komisaris Independen haruslah benar-benar independen, artinya bahwa pengawasan dilakukan dengan memperhatikan perlindungan kepentingan pemegang saham independen minoritas dari dominasi kepentingan pemegang saham mayoritas. Di samping itu, fungsi pengawasan juga memperhatikan ada tidaknya terjadi masalah benturan kepentingan dalam transaksi yang dilakukan oleh pihak Direksi karena pada praktiknya, banyak direktur yang tidak melaksanakan fiduciary duty yang diembannya dengan optimal. Bahkan beberapa di antara mereka menggunakan perusahaan untuk mencari keuntungan pribadi. Hal ini terjadi karena pada umumnya Direksi adalah salah satu pemegang saham mayoritas ataupun afiliasi dari pemegang saham mayoritas ataupun komisaris, dimana Direksi kerap memanfaatkan perusahaan yang dipimpinnya untuk memperoleh keuntungan ekonomis pribadi yang berseberangan dengan kepentingan ekonomis perusahaan. 133 133 Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Op.Cit., hal.141. Universitas Sumatera Utara Dengan jalannya fungsi pengawasan Komisaris Independen, maka masing-masing organ perusahaan dapat menghindari terjadi adanya dominasi oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas dari benturan kepentingan conflict of interest dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif. Sehingga, prinsip Independensi Independency dapat terlaksana dengan baik. 134 Tugas Komisaris Independen dalam memastikan prinsip-prinsip dan praktek Good Corporate Governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik, antara lain : Kemudian dalam hal perlindungan terhadap pemegang saham minoritas, Komisaris Independen dalam hal ini melakukan pengawasan terhadap kebijakan- kebijakan direksi dalam pengelolaan perusahaan dimana perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada pemegang kepentingan sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan perusahaan. Sehingga, prinsip kewajaran dan kesetaraan fairness dapat terlaksana dengan baik. 135 a. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan. b. Perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan stakeholder yang lain. c. Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil. d. Kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang berlaku. e. Menjamin akuntabilitas organ perseroan. 134 Hasil wawancara dengan Staf Legal Lydia,SH. di PT. Central Proteinaprima Tbk., pada tanggal 8 Desember 2009. 135 Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Op.Cit., Bab IV angka 3 Universitas Sumatera Utara

C. Tanggung Jawab Komisaris Independen dalam mewujudkan Good

Dokumen yang terkait

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1