Tanggung Jawab Komisaris Independen dalam mewujudkan Good

C. Tanggung Jawab Komisaris Independen dalam mewujudkan Good

Corporate Governance pada PT. Central Proteinaprima Tbk. Hingga saat ini belum ada Undang-Undang yang mengatur tentang status dan tanggung jawab hukum komisaris independen. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur mengenai komisaris independen hanya sebatas pengertian saja yakni dalam Penjelasan Pasal 120 ayat 2 yang menyatakan bahwa Komisaris Independen yang ada di dalam pedoman Tata Kelola Perseroan yang baik code of good corporate governance adalah ”komisaris dari pihak luar”. Perlu diketahui bahwa keberadaan organ tambahan tersebut yakni Komisaris Independen memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dalam memaksimalkan fungsi pengawasannya, Komisaris Independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance di dalam perusahaan melalui pemberdayaan Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan. 136 Dalam upaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, maka Komisaris Independen harus secara proaktif mengupayakan agar Dewan 136 Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Op.Cit., Bab IV angka 1 Universitas Sumatera Utara Komisaris melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi yang terkait dengan, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut : 137 a. Good Corporate Governance dipatuhi dan diterapkan dengan memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut; b. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer- manajer profesional; c. Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik; d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya; e. Memastikan risiko dan potensi krisis selalu dididentifikasikan dan dikelola dengan baik; f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktik Good Corporate Governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik. Segenap tugas dan tanggung jawab pokok Dewan Komisaris secara umum ditetapkan secara menyeluruh dalam Pasal 15 ayat 1 Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima Tbk., diantaranya adalah : a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi; 137 Ibid. Universitas Sumatera Utara b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, Peraturan perundang-undangan yang berlaku danatau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; c. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut. Undang-Undang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa Komisaris adalah organ perusahaan dan karenanya Komisaris harus bekerja untuk kepentingan perusahaan sebagai badan hukum, bukan untuk kepentingan pemegang saham. Demikian juga disebutkan dalam Pasal 15 ayat 2 Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima Tbk. bahwa dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris bertindak untuk kepentingan Perseroan dan bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Dalam Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima Tbk. juga disebutkan bahwa sehubungan dengan tugas Komisaris sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 15 ayat 1, maka Komisaris berkewajiban : a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perseroan serta menyampaikan hasil penilaian dan pendapatnya kepada Rapat Umum Pemegang Saham; b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan dan dalam hal Perseroan menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; Universitas Sumatera Utara c. Mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan; d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham; e. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi serta pada setiap waktu diperlukan mengenai perkembangan Perseroan; f. Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting dalam pengelolaan Perseroan. Sebagai bagian dari Dewan Komisaris, Komisaris Independen diharapkan dapat memperkuat fungsi dewan komisaris tersebut. Tanggung jawab Komisaris Independen seyogyanya sama dengan tanggung jawab komisaris lainnya sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar PT. Central Proteinaprima Tbk. Dalam hal ini dapat dirumuskan bahwa yang membedakan Komisaris Independen dengan Komisaris pada umumnya adalah bahwa Komisaris Independen menurut Penjelasan Pasal 120 ayat 2 UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah berasal dari kalangan luar perusahaan BUMN dimana Komisaris Independen adalah dalam kedudukannya independen tidak terafiliasi dengan pihak manapun sehingga persyaratan untuk menjadi Komisaris dan Komisaris Independen memiliki perbedaan. Sedangkan mengenai tanggung jawabnya sama dengan komisaris pada umumnya, hanya saja pertanggungjawaban Komisaris Independen didasarkan dan dinilai atas Universitas Sumatera Utara pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dimana Komisaris Independen sendiri adalah lahir atas perintah dari GCG. 138 Sebagaimana telah dibahas bahwa Komisaris berlaku prinsip tanggung jawab secara kolegial majelis, yang berarti seorang anggota komisaris tidak dapat bertindak sendiri terlepas dari anggota lainnya. Komisaris harus selalu bertindak bersama-sama majelis. Sistem ini tidak berlaku bagi direksi dalam Salah satu doktrin yang cukup penting dalam pengembangan tanggung jawab dan kriteria Komisaris Independen adalah doktrin ”fiduciary duty”. Doktrin ini banyak dikembangkan dalam sistem huku m anglo-saxon, terutama menyangkut hubungan antara manajemen agent dengan pemegang saham owner. Undang-undang mengisyaratkan bahwa fiduciary duty bukan hanya untuk direksi, tetapi juga untuk organ-organ perseroan yang lain, seperti komisaris atau pada pemegang saham. Prinsip fiduciary duty pada dewan komisaris dapat dilihat dalam Pasal 114 ayat 1 UU PT yang menyatakan komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Perbedaannya dengan Direksi dalam kerangka Undang-Undang Perseroan Terbatas adalah bahwa terhadap Direksi, tanggung jawab hukum dapat bersifat pribadi atau bersama-sama, dikenal dengan istilah ”joint and several”. Sementara Komisaris, tanggung jawabnya selalu bersama-sama secara keseluruhan atau dikenal dengan istilah kolegial atau majelis. 138 Hasil wawancara dengan Staf Legal Lydia,SH. di PT. Central Proteinaprima Tbk., pada tanggal 8 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara perusahaan. Dengan demikian, sejauh perbuatan tersebut dilakukan secara majelis, maka tanggung jawab hukum ditanggung secara bersama-sama renteng. Dalam hal ini perlu dikaji lebih jauh mengenai kemungkinan Komisaris Independen bertindak seorang diri sesuai dengan tugas yang diembannya. Terhadap pertanggungjawaban renteng sesama anggota Dewan Komisaris, berlaku ketentuan : 139 a. Pasal 69 ayat 4 UUPT menyatakan bahwa anggota direksi dan anggota dewan komisaris dibebaskan dari tanggung jawab sebagai akibat laporan keuangan yang disediakan ternyata tidak benar danatau menyesatkan apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya; b. Pasal 114 ayat 5 UUPT menyatakan bahwa anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan apabila dapat membuktikan : 1. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; 2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan 3. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. 139 Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Sebagai Direksi, Komisaris dan pemilik PT, Op. Cit., hlm. 93 Universitas Sumatera Utara c. Pasal 115 ayat 3 UUPT yang menyatakan bahwa anggota Dewan Komisaris tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas kepailitan Perseroan apabila dapat membuktikan : 1. Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; 2. Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati- hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; 3. Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan; dan 4. Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadinya kepailitan. Hal-hal yang dikemukakan dalam pasal-pasal tersebut di atas menunjukkan bahwa setiap anggota dewan komisaris dapat keluar dari pertanggungjawaban pribadi yang kolegial, dalam bentuk tanggung renteng, manakala yang bersangkutan dapat membuktikan bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap perseroan telah memiliki itikad baik, dengan penuh kehati- hatian, tidak telah lalai, tidak salah, atau berbuat curang atau melakukan perbuatan melawan hukum atau telah mengambil tindakan pencegahan, telah memberikan nasihat atau masukan dalam hal atau terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi PT. Central Proteinaprima tbk. 140 140 Hasil wawancara dengan Staf Legal Lydia,SH. di PT. Central Proteinaprima Tbk., pada tanggal 8 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara Menurut Mariam Darus Badrulzaman : 141 Secara khusus Komisaris Independen memikul tanggung jawab untuk mendorong secara proaktif agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengawas dan penasehat direksi, komisaris dapat memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, memastikan perusahaan memiliki eksekutif dan manajer yang profesional, memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik, memastikan perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya, memastikan risiko, dan potensi krisis selalu dikelola dengan baik, serta memastikan prinsip-prinsip dan praktik good corporate governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik. ”Pada dasarnya status dan tanggung jawab serta hak-hak Komisaris Independen tidak perlu dibedakan dari komisaris lainnya. Namun, karakter komisaris Independen berbeda dengan komisaris, karena kriteria komisaris Independen adalah mereka yang berasal dari kalangan luar perseroan. Dari kriteria ini, tersirat suatu kebutuhan bahwa komisaris itu adalah profesional yang harus memiliki kesadaran antara lain mereka wajib mengacu kepada kepentingan perseroan dan tidak hanya kepentingan pemegang saham yang berhak mengangkat dan memberhentikan mereka.” 142 Doktrin Piercing the Corporate Veil atau menyingkap tabir perusahaan juga berlaku bagi Komisaris. Dalam hal-hal tertentu, Komisaris secara pribadi juga dapat diminta tanggung jawabnya atas kegiatan yang dilakukan perusahaan. Namun dibandingkan dengan Direksi, pengaruh doktrin ini tidaklah besar bagi Komisaris. Hal tersebut berkaitan dengan kedudukan maupun wewenang 141 Antonius Alijoyo Subarto Zaini, Op.Cit., hal.122 142 Subarto Zaini, Komisaris Independen, http:www.republika.co.idkoran-detail.asp, diakses pada tanggal 2 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara Komisaris dalam perusahaan hanyalah sebatas pihak pengawas, sedangkan Direksi bertanggung jawab untuk mewakili perusahaan di depan hukum. Piercing the Corporate Veil bagi Komisaris dapat terkait dengan hal-hal berikut : 1. Kegagalan Komisaris menjalankan fiduciary duty; dan 2. Ketidakbenaran laporan tahunan. Apabila Komisaris bersalah sengaja atau lalai dalam menjalankan fiduciary duty yakni dengan itikad baik dan bertanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan perusahaan, maka Komisaris harus bertanggung jawab secara hukum. Apabila Komisaris sudah dianggap bersalah, seluruh anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab. Evaluasi kinerja Komisaris Independen dilakukan setiap tahun melalui ”self-assesment” didukung dengan evaluasi oleh komisaris utama dan anggota komisaris lainnya serta oleh direksi perusahaan. Hasil evaluasi kinerja Komisaris Independen dikomunikasikan kepada Komisaris Independen oleh komisaris utama PT. Central Proteinaprima, tbk. Kemudian, evaluasi tersebut diserahkan kepada RUPS sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban komisaris independen akan tugas-tugas yang diembannya. 143 Dalam hal Komisaris Independen tidak dapat menjalankan tugasnya secara efektif karena tidak lagi memenuhi kriteria formal ataupun kompetensi pribadi, maka tanpa menunggu hasil evaluasi kinerja Komisaris Independen, Dewan Komisaris dapat mengusulkan kepada RUPS untuk memberhentikan Komisaris Independen yang bersangkutan. 143 Hasil wawancara dengan Staf Legal Lydia,SH. di PT. Central Proteinaprima Tbk., pada tanggal 8 Desember 2009. Universitas Sumatera Utara BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1