Kedudukan dan Peran Komisaris Independen

pengawasan yang independen terhadap Direksi, sebaliknya Direksi harus dapat mengelola perusahaan dari hari ke hari secara independen tanpa tekanan yang berlebihan dari Komisaris. 108 Komisaris Independen dikenal pada Two Tiers System. Indonesia menganut sistem ini sehingga Indonesia menggunakan istilah Komisaris Independen. 109 Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan independen, dan juga menjaga fairness serta mampu memberikan keseimbangan antara kepentingan pemegang saham mayoritas dan perlindungan terhadap kepentingan pemegang saham minoritas, bahkan kepentingan para stakeholders yang lain. 110

C. Kedudukan dan Peran Komisaris Independen

Pada dasarnya semua komisaris bersifat independen, dalam pengertian mereka diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, dan terlepas dari pengaruh berbagai pihak yang memiliki kepentingan yang dapat berbenturan dengan kepentingan perusahaan. 111 108 Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Op.Cit., hal. 135. 109 Ibid. 110 Retno Murdaningsih, Loc.Cit. 111 Ibid. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang secara kondusif dapat memperkuat independensi komisaris antara lain dengan mempertegas kembali fungsi komisaris dan dengan memperkenalkan fungsi dan peran komisaris independen. Universitas Sumatera Utara Meskipun masih dalam tahap awal, berbagai perusahaan baik publik maupun BUMN telah mengangkat Komisaris Independen dan mengupayakan agar Komisaris Independen dapat berfungsi sesuai dengan amanah yang diembannya. Dengan adanya kehadiran Komisaris Independen juga berpengaruh terhadap meningkatnya kapabilitas Dewan Komisaris secara keseluruhan sehingga efektivitas kerja mereka dapat menjadi lebih optimal. 112 112 Antonius Alijoyo Subarto Zaini, Op.Cit., hal. 51 Dewan Komisaris di dalam menjalankan fungsi pengawasannya dapat membentuk komite-komite, antara lain Komite Audit, Komite Nominasi, Komite Remunerisasi dan juga Komite Asuransi dan Risiko, guna menunjang pelaksanaan tugasnya. Berkaitan dengan hal ini Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117M-MBU2002 tentang Penerapan Good Corporate Governance pada BUMN, Peraturan BEJ No.I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat ekuisitas di Bursa dan juga Pedoman Good Corporate Governance oleh Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance KNKGC telah mengatur peran khusus dari Komisaris Independen yaitu sebagai ketua atau pimpinan Komite Audit. Keberadaan Komite Audit diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas Dewan Komisaris secara signifikan, terutama dalam penanganan hal-hal yang terkait dengan sistem kendali internal, manajemen risiko, pengungkapan laporan keuangan perusahaan serta praktik-praktik Good Corporate Governance secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara Dengan adanya peran Komisaris Independen sebagai ketua Komite Audit memungkinkan Komite tersebut melaksanakan fungsinya secara independen dan dengan otoritas yang memadai. Melalui Komite Audit, Komisaris Independen dapat berperan efektif untuk secara independen melihat pada dini adanya potensi penyimpangan ataupun fraud. Berdasarkan hasil kerja Komite Audit, Komisaris Independen segera mengambil langkah-langkah pencegahan atau perbaikan, tentu saja tetap dalam kerangka Komisaris. Dengan dijalankannya peran tersebut, maka Komisaris Independen telah berfungsi efektif dalam melindungi perusahaan dari risiko sekaligus melindungi Komisaris dari potensi tuntutan hukum karena kegagalan dalam melaksanakan kewajibannya. Kebijakan dan kepiawaian seorang Komisaris Independen dalam memberdayakan Komite Audit yang dipimpinnya akan menjadi penentu apakah mereka mampu atau tidak menjadi motor penggerak dalam membangun Dewan Komisaris yang efektif bagi perusahaan. Salah satu peran penting Komisaris Independen yang dapat memberi nilai tambah bagi Komisaris secara keseluruhan adalah kecakapannya dalam kepemimpinan baik dalam arti memberi pengaruh secara positif maupun dalam memimpin komite-komite dewan komisaris lainnya. 113 Dalam rangka meningkatkan peran serta secara aktif dalam suatu perusahaan, seorang Komisaris Independen harus selalu meningkatkan 113 Ibid., hlm. 74. Universitas Sumatera Utara kemampuan dan mengembangkan profesionalisme di antaranya dengan memiliki tekad untuk: 114 1. Memberikan kontribusi yang bermakna bagi penambahan nilai perusahaan; 2. Mengembangkan karir secara positif demi kemajuan pribadi maupun perseroan secara timbal balik; 3. Mengasah kemampuan serta memperluas pengalaman yang ada untuk kepentingan serta kemajuan perseroan. Permasalahan yang dapat menghambat peran dan fungsi Komisaris di antaranya: 115 1. Adanya pemisahan yang tegas Direksi dan Komisaris dapat independen satu terhadap yang lain. Komisaris harus dapat melakukan fungsi pengawasan yang independen terhadap Direksi, sebaliknya Direksi harus dapat mengelola perusahaan dari hari ke hari secara independen tanpa tekanan yang berlebihan dari Komisaris. Pemisahan tersebut dapat tercapai dalam hal adanya check and balances yang diperlukan untuk pengelolaan perusahaan yang sehat; 2. Komposisi keanggotaan Komposisi anggota Komisaris dan Direksi dapat mempengaruhi pengambilan putusan secara cepat, tepat, efektif dan berimbang, karenanya mekanisme penunjukan anggota Komisaris dan Direksi harus dilakukan secara transparan, berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, 114 Retno Murdaningsih, Loc.Cit. 115 Antonius Alijoyo Subarto Zaini, Op.Cit., hlm.80. Universitas Sumatera Utara sehingga kedua organ tersebut dapat memberikan andil yang cukup besar dalam peningkatan performa perusahaan. 3. Proses nominasi yang tidak transparan Disamping memenuhi kriteria-kriteria tertentu tersebut, dalam penunjukan anggota Komisaris dan Direksi harus dilakukan melalui proses formal dan transparan. Sehingga nantinya yang terpilih adalah mereka yang telah memenuhi semua kriteria yang diharapkan perusahaan dan bukan karena berdasarkan like or dislike semata; 4. Rendahnya independensi Dalam menjalankan perusahaan diperlukan adanya independensi atau kemampuan bagi Komisaris untuk menjalankan pengambilan keputusan secara objektif. Ketiadaan independensi dapat memicu terjadinya praktik- praktik yang dapat merugikan perusahaan; 5. Komitmen Komitmen paling nyata diwujudkan dalam bentuk ketersediaan waktu yang memadai bagi pelaksanaan tugas Komisaris. Banyak pengalaman menunjukkan bahwa seorang Komisaris disuatu perusahaan juga menjabat sebagai komisaris di perusahaan lain atau aktif dalam kegiatan-kegiatan bisnis di luar perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan alokasi waktu mereka menjadi tidak optimal dalam menjalankan perannya untuk mengawasi pelaksanaan tugas Direksi; Universitas Sumatera Utara 6. Tantangan budaya Masih terdapatnya hubungan yang kurang harmonis diantara anggota Komisaris, maupun dengan anggota Direksi. Hal tersebut tercermin dari masih rendahnya interaksi antar kedua organ tersebut, serta tidak adanya ruang untuk kritik yang membangun. Kedudukan Komisaris Independen dan Komite Audit yang dimiliki oleh emiten atau perusahaan publik, adalah berkaitan dengan tanggung jawab pengawasan dari dewan komisaris. Oleh sebab itu, keberadaan dari Komisaris Independen yang duduk dalam komite audit, wajib untuk menaati tentang kegiatan dari Komite Audit. 116

D. Komisaris Independen dalam kaitannya dengan Good Corporate

Dokumen yang terkait

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1