Organ-Organ Perseroan Terbatas PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek.

- Pasal 104 ayat 1: Direksi dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan Negeri agar perseroan dinyatakan pailit berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. - Pasal 138 ayat 2 dan 3: Permohonan kepada Pengadilan Negeri agar dilakukan pemeriksaan atas dugaan perbuatan melawan hukum yang dimohon oleh 1 pemegang minimal 10saham atas nama sendiri atau atas nama perseroan, 2 pihak lain yang disebut dalam anggaran dasar,dan 3 jaksa.

E. Organ-Organ Perseroan Terbatas

Perseroan terbatas merupakan suatu organisasi, suatu organisasi sebagai kumpulan dari beberapa orang yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati oleh para anggotanya. Oleh karena tidak mungkin, kecuali pada organisasi kecil, bahwa semua anggotanya turut serta untuk mengurus kegiatan organisasi tersebut, dibentuklah suatu badanorgan yang mewakili semua anggotanya untuk menjalankan usaha tersebut yang disebut pengurus. 68 68 Moenaf H. Regar, Dewan Komisaris, Peranannya Sebagai Organ Perseroan, Medan : Bumi aksara, 2000, Hlm. 31 Adanya organ merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam badan usaha Perseroan Terbatas sebagai suatu organisasi, hal ini diperjelas dalam UUPT yaitu pada Pasal 1 angka 2 UUPT, yang menyatakan : “Organ perseroan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris” Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat dilihat bahwa perseroan terbatas mempunyai organ yang terdiri atas : 1. Rapat Umum Pemegang Saham RUPS; 2. Dewan komisaris Board of Commissioners; 3. Direksi Board of Directors. Dari ketiga organ dalam perseroan tidak ada yang paling tinggi, masing- masing melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan UUPT. Dari ketiga organ tersebut direksi merupakan satu-satunya organ dalam perseroan yang melaksanakan fungsi pengurusan perseroan untuk kepentingan, dan tujuan perseroan, serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar perseroan. 1. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham RUPS adalah organ perseroan yang mewakili kepentingan seluruh pemegang saham dalam perseroan terbatas. RUPS merupakan organ perseroan yang tinggi dan berkuasa untuk menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki segala wewenang yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan, hal ini dapat dilihat sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 4 UUPT yang menyatakan : “Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada direksi atau dewan komisaris dalam batas yang ditentukan dalam undang- undang ini danatau anggaran dasar.” Berdasarkan pernyataan Pasal 1 angka 4 UUPT tersebut ada dua pandangan yang berbeda : Universitas Sumatera Utara a. Pandangan klasik Menurut pandangan ini semua kekuasaan dalam perseroan berada dalam satu sentral yaitu RUPS. Jika komisaris dan direksi mempunyai kekuasaan maka kekuasaan tersebut tidak lain berasal dari limpahan oleh RUPS kepada komisaris danatau direksi. Konsekuensi dari pandangan klasik ini , berarti setiap RUPS dapat menarik kembali limpahan wewenang yang diberikan olehnya kepada komisaris danatau dreksi. b. Pandangan mutakhirmodern Menurut pandangan ini kedudukan ketiga organ perseroan tersebut tidak lagi berjenjang, tetapi paralel atau sejajar yang sama derajatnya, yang satu tidak lebih tinggi dari yang lain, jika komisaris dan direksi itu memperoleh wewenang, maka wewenang tersebut bukan limpahan dari RUPS, melainkan memperoleh wewenangnya berdasarkan UU danatau anggaran dasar. Masing-masing di antara organ tersebut memiliki tugas dan wewenangnya sendiri-sendiri berdasarkan UU danatau angggaran dasar yang tidak dapat dicampuri oleh organ yang satu terhadap yang lain. Dalam pandangan ini direksi tidak usah selalu patuh dan tunduk melaksanakan putusan RUPS, direksi berhak tidak melaksanakan dan atau menyimpangi putusan RUPS manakala menurut pertimbangan direksi putusan RUPS tersebut bertentangan dengan kepentingan danatau merugikan perseroan. 69 69 Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,2001 Hlm. 22 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan memegang kekuasaan tertinggi tersebut bukanlah dalam arti yang paling tinggi di atas organ lainnya. 70 RUPS mempunyai hak untuk memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan yang berkaitan dengan kepentingan dan jalannya perseroan. Kewenangan tersebut merupakan kewenangan eksklusif yang tidak dapat diserahkan kepada organ lain yang telah ditetapkan dalam UUPT dan Anggaran Dasar. Wewenang eksklusif yang ditentukan dalam UUPT akan ada selama UUPT belum diubah. Sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar yang disahkan atau disetujui oleh menteri kehakiman dapat diubah melalui perubahan anggaran dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan UUPT. 71 a. Penetapan perubahan anggaran dasar Pasal 19 UUPT Beberapa wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT antara lain: b. Penetapan pengurangan modal Pasal 44 UUPT c. Menyetujui dan mengesahkan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta laporan tugas pengawasan dewan komisaris Pasal 69 UUPT d. Penetapan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan Pasal 71 UUPT e. Pengangkatan dan pemberhentian direksi dan komisaris Pasal 94, pasal 111,Pasal 105, Pasal 119 UUPT 70 Parasian Simanungkalit, RUPS Kaitannya Dengan Tanggung jawab Direksi Pada Perseroan Terbatas, Jakarta : Yayasan Wajar Hidup, 2006 Hlm. 68 71 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., Hlm 78 Universitas Sumatera Utara f. Penetapan mengenai penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan Pasal 127 UUPT RUPS dapat diadakan di tempat kedudukan perseroan atau di tempat perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar, RUPS perseroan terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa dimana saham perseroan dicatatkan, RUPS juga dapat diadakan dimanapun jika dalam RUPS hadir danatau diwakili semua pemegang saham dan semua pemegang saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu. Tempat RUPS dilakukan harus terletak di wilayah negara Republik Indonesia. Dalam hal RUPS tidak diadakan di tempat kedudukan ataupun di tempat perseroan melakukan kegiatan usahanya maka keputusan hanya dapat diambil bila keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. 72 Selain dari tempat-tempat yang telah disebutkan di atas, berkat kecanggihan teknologi maka RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video telekonferensi, atau sarana elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. 73 RUPS terdiri dari : 74 1. RUPS tahunan RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. 72 Pasal 76 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 73 Pasal 77 ayat 1 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 74 Pasal 78 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara 2. RUPS lainnya RUPS luar biasa RUPS ini dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan perseroan. Penyelenggaraan RUPS pada prinsipnya merupakan inisiatif dari direksi perseroan, namun demikian komisaris perseroan dalam hal-hal tertentu dapat meminta kepada direksi perseroan untuk memanggil RUPS, bahkan dalam hal- hal tersebut di atas, untuk kepentingan perseroan, komisaris berhak pula untuk secara langsung memanggil RUPS. 75 Penyelenggaraan RUPS tahunan oleh direksi dapat dilakukan atas permintaan : Sebelum menyelenggarakan RUPS, direksi melakukan pemanggilan kepada pemegang saham. Pemanggilan pemegang saham juga dapat dilakukan dewan komisaris atau pemegang saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Pemanggilan oleh komisaris dapat juga dilakukan bila direksi tidak menyelenggarakan RUPS, direksi berhalangan ataupun terdapat pertentangan kepentingan antar direksi dan perseroan. 76 a. 1 satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu per sepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau b. Dewan komisaris. 75 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op. Cit., hlm 80. 76 Pasal 79 ayat 2 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara Permintaan diajukan kepada direksi dengan surat tercatat disertai alasannya. Dalam hal permintaan datang dari pemegang saham, maka surat tercatat tersebut tembusannya disampaikan kepada dewan komisaris. Direksi wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 lima belas hari terhitung sejak tanggal permintaan dan penyelenggaraan RUPS diterima, jika direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS maka permintaan penyelenggaraaan RUPS diajukan kembali kepada dewan komisaris, dan dewan komisaris wajib melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima. Dalam hal direksi atau dewan komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan pemanggilan sendiri RUPS tersebut. 77 Pemanggilan RUPS dilakukan dengan surat tercatat danatau dengan iklan dalam surat kabar, dalam jangka waktu paling lambat 14 empat belas hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal, waktu, tempat, dan mata acara rapat disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor perseroan sejak tanggal 77 Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan. Perseroan wajib memberikan salinan bahan kepada pemegang saham secara cuma-cuma jika diminta. Dalam hal pemanggilan tidak dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan dan panggilan tidak dilakukan melalui surat tercatat atau melalui iklan surat kabar, maka keputusan yang diambil RUPS tetap sah jika semua pemegang saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan tersebut disetujui dengan suara bulat. 78 Setiap saham dengan nilai nominal terkecil yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan lain. Hak suara tersebut tidak berlaku untuk: 79 a. Saham perseroan yang dikuasai sendiri oleh perseroan; b. Saham induk perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung; atau c. Saham perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh perusahaan. Pemegang saham, baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPS dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya, kecuali bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya, kecuali bagi pemegang saham dari saham tanpa hak suara. Dalam pemungutan suara, suara yang dikeluarkan oleh pemegang saham berlaku untuk seluruh saham yang dimilikinya dan pemegang saham tidak berhak 78 Pasal 82 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 79 Pasal 84 Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara memberikan kuasa kepada lebih dari seorang kuasa untuk sebagian dari jumlah saham yang dimilikinya dengan suara berbeda. Dalam pemungutan suara, anggota direksi, anggota dewan komisaris, dan karyawan perseroan yang bersangkutan dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham. Dalam hal pemegang saham hadir sendiri dalam RUPS, surat kuasa yang telah diberikan tidak berlaku untuk rapat tersebut. Ketua rapat berhak menentukan siapa yang berhak hadir dalam RUPS dengan memperhatikan ketentuan UUPT dan anggaran dasar perseroan, bagi perseroan terbuka berlaku juga ketentuan peraturan perUUan dalam pasar modal. 80 a. Pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan 2. Dewan Komisaris Menurut Pasal 1 angka 6 UUPT, Dewan komisaris adalah : “organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum danatau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.” Anggota dewan komisaris disebut dengan nama komisaris. Ini berarti tugas dewan komisaris adalah melakukan : b. Memberi nasihat kepada direksi. Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, dan dengan memperhatikan ketentuan mengenai larangan 80 Pasal 85 Undang-Undang N0.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara dan batasan yang diberikan dalam undang-undang, khususnya UUPT, dan anggaran dasar perseroan tersebut. Dewan komisaris diangkat dan diberhentikan melalui RUPS. Yang dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah 81 a. Dinyatakan pailit; : b. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan dan ketentuan atau persyaratan lain yang diatur oleh instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dewan komisaris dapat terdiri dari satu orang atau lebih. Dewan komisaris merupakan majelis, sehingga dalam hal dewan komisaris terdiri atas lebih dari 1satu orang anggota, maka setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan dewan komisaris. Pengaturan mengenai besarnya jumlah anggota komisaris dapat diatur dalam Anggaran Dasar perseroan, disamping itu Anggaran Dasar perseroan juga dapat mengatur mengenai adanya 1satu orang atau lebih komisaris independen dan 1 satu orang komisaris utusan. 81 Pasal 110 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi danatau anggota dewan komisaris lainnya. Sedangkan yang dinamakan komisaris utusan adalah anggota dewan komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat dewan komisaris, dengan tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan secara lebih intensif kepada kegiatan pengurusan oleh direksi perseroan. 82 Secara umum tugas dewan komisaris adalah untuk pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi, baik diminta maupun tidak. 83 Tugas pengawasan itu bisa merupakan bentuk pengawasan preventif atau represif. 84 Pengawasan preventif adalah melakukan tindakan dengan menjaga sebelumnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang akan merugikan perseroan, misalnya untuk beberapa perbuatan direksi yang harus dimintakan persetujuan komisaris apakah hal itu sudah dilaksanakan atau belum. Dalam hal ini direksi harus selalu diawasinya. Sedangkan apa yang dimaksud dengan pengawasan represif adalah pengawasan yang dimaksudkan untuk menguji perbuatan direksi apakah semua perbuatan yang dilakukan oleh direksi itu tidak menimbulkan kerugian bagi perseroan dan tidak bertentangan dengan UU dan 82 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Jakarta : Forum Sahabat, 2008, Hlm 79 83 Ibid 84 Agus Budiarto,Op. Cit,. hlm 71 Universitas Sumatera Utara Anggaran dasar. Semua ini adalah pengawasan preventif yang dilakukan oleh komisaris. 85 Secara konkrit, tugas dewan komisaris meliputi 86 a. Terkait dengan tugas direksi untuk menyiapkan rencana kerja, jika anggaran dasar menentukan rencana kerja harus mendapat persetujuan RUPS, rencana kerja tersebut terlebih dahulu harus ditelaah dewan komisaris Pasal 64 ayat 3 UUPT : b. Terkait dengan tugas direksi untuk menyampaikan laporan tahunan, laporan tahunan tersebut, selain ditandatangani oleh semua anggota direksi, juga wajib ditandatangani oleh semua anggota dewan komisaris yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan dan disediakan di kantor perseroan sejak tanggal panggilan RUPS untuk dapat diperiksa oleh pemegang saham Pasal 67 ayat 1 UUPT c. Terkait dengan pembagian deviden internim, maka sebelum pembagian dilakuka n, hal tersebut harus disetujui terlebih dahulu oleh dewan komisaris Pasal 72 ayat 4 UUPT d. Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya Pasal 116 UUPT e. Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya danatau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain Pasal 116 UUPT f. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS Pasal 116 UUPT 85 Ibid. 86 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Op.Cit., Hlm. 80 Universitas Sumatera Utara g. Jika dalam anggaran dasar diberikan wewenang, dewan komisaris berkewajiban untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar Pasal 117 ayat 1 UUPT h. Dalam hal anggaran dasar telah menetapkan persyaratan pemberian persetujuan atau bantuan kepada direksi, tanpa persetujuan atau bantuan dewan komisaris, perbuatan hukum tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik Pasal 117 ayat 2 UUPT i. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, dewan komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keaddaan tertentu untuk jangka waktu tertentu Pasal 118 ayat 1 UUPT j. Bagi dewan komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan maka terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga Pasal 118 ayat 2 UUPT. 3. Direksi Direktur atau direksi dari suatu perseroan terbatas adalah suatu organ perseroan, di samping organ perseroan lainnya berupa komisaris dan RUPS, yang memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang penuh terhadap pengurusan dan jalannya perseroan yang dipimpinnya untuk kepentingan dan tujuan perseroan tersebut serta mewakili dan bertindak untuk dan atas nama perseroan di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan perundang- Universitas Sumatera Utara undangan yang berlaku dan ketentuan dalam anggaran dasar dari perseroan tersebut. 87 Karena direksi merupakan organ yang mengurus kegiatan perseroan karena itu disebut juga dengan istilah “pengurus”, maka setiap perseroan terbatas “wajib” memiliki direksi, minimal 1 orang. Akan tetapi, beberapa jenis perseroan wajib memiliki minimal 2 dua orang direksi, yakni perseroan- perseroan sebagai berikut 88 a. Perseroan yang menghimpun danatau mengelola dana masyarakat; : b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat; c. Perseroan merupakan perseroan terbuka. Dalam hal perseroan memiliki lebih dari satu orang direktur atau direksi, maka salah satu anggota direkturnya diangkat sebagai direktur utama presiden direktur. 89 Anggota Direksi yang dapat diangkat adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatannya pernah : 90 a. Dinyatakan pailit; b. Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit; atau c. Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan. 87 Munir Fuady, Op Cit., hlm 50 88 Ibid. 89 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Op Cit., hlm 98 90 Pasal 93 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara Dan ketentuan atau persyaratan lain yang diatur oleh instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tidak ada suatu pembatasan mengenai keanggotaan direksi dalam perseroan. Tidak hanya warga negara Indonesia, melainkan juga Warga Negara Asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh departemen tenaga kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan. 91 Pengangkatan anggota direksi yang tidak memenuhi persyaratan batal karena hukum sejak saat anggota direksi lainnya atau dewan komisaris mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut. Dalam jangka waktu paling lambat 7 hari terhitung sejak diketahui, anggota direksi lainnya atau dewan komisaris harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota direksi yang bersangkutan dalam surat kabar dan memberitahukannya kepada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan. 92 Terkait untuk perbuatan hukum yang telah dilakukan untuk dan atas nama perseroan oleh anggota direksi sebelum pengangkatannya batal, maka perbuatan hukum tersebut tetap mengikat dan menjadi tanggung jawab perseroan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab anggota direksi yang bersangkutan terhadap kerugian perseroan. Sedangkan perbuatan hukum yang dilakukan untuk dan atas nama perseroan oleh anggota direksi setelah pengangkatannya batal, adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab pribadi anggota direksi yang bersangkutan. 93 91 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Loc. Cit. 92 Pasal 95 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 93 Pasal 95 ayat 4 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Universitas Sumatera Utara Meskipun masa jabatan keanggotaan masing-masing anggota direksi telah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, namun ketentuan tersebut tidaklah membatasi hak dari pemegang saham untuk setiap saat memberhentikan salah satu atau lebih anggota direksi sebelum berakhirnya masa jabatan yang ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, baik dengan mengangkat penggantinya yang baru maupun dengan hanya memberhentikan keanggotaan direksi yang bersangkutan saja, selama dan sepanjang syarat minimum jumlah anggota direksi sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar maupun peraturan perundang-undangan lain yang berlaku, tetap dipertahankan. Keputusan RUPS tersebut hanya dapat diambil setelah anggota direksi yang hendak diberhentikan tersebut diberikan kesempatan untuk membela diri maupun menyatakan pendapatnya dalam RUPS tersebut. 94 Selain “pemberhentian permanen” oleh RUPS tersebut di atas, UUPT memungkinkan juga dilakukan “skorsing” atau “pemberhentian sementara” anggota direksi, baik oleh RUPS maupun oleh komisaris perseroan. Pemberhentian sementara tersebut wajib disampaikan kepada anggota direksi yang bersangkutan. Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara harus diselenggarakan RUPS untuk mencabut keputusan pemberhentian sementara tersebut atau secara formil memberhentikan secara tetap anggota direksi tersebut. Dalam RUPS tersebut, anggota direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri. 94 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Loc. Cit. Universitas Sumatera Utara Jika dalam jangka waktu 30 tiga puluh hari RUPS tidak diselenggarakan, maka pemberhentian sementara tersebut menjadi batal demi hukum. 95 Anggota direksi tidak berwenang mewakili perseroan apabila Direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Yang berhak mewakili perseroan adalah setiap anggota direksi kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar. 96 a. Terjadi perkara di pengadilan antara perseroan dan anggota direksi yang bersangkutan; atau : b. Anggota direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud di atas, yang berhak mewakili perseroan adalah 97 b. Dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; atau : a. Anggota direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan; c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota direksi atau dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan. 95 Ibid. 96 Pasal 99 ayat 1 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 97 Pasal 99 ayat 2 Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara Tugas direksi menurut UUPT 98 1. Anggota direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan danatau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus Pasal 101 ayat 1 UUPT; dengan sanksi bahwa anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut dan menimbulkan kerugian bagi perseroan, bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan tersebut Pasal 101 ayat 2 UUPT; : 2. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada menteri untuk dicatat dalam daftar perseroan paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak Pasal 56 ayat 3 UUPT. Dalam hal pemberitahuan tersebut belum dilakukan, menteri menolak permohonan persetujuan dan pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut Pasal 56 ayat 4 UUPT. 3. Terkait dengan pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh perseroan, direksi wajib memastikan bahwa pembelian tersebut dilakukan dengan cara dan proses yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 37 ayat 1 UUPT, yang jika bertentangan mengakibatkan pembelian tersebut batal karena hukum Pasal 37 ayat 2 UUPT. Dalam hal terjadi 98 Gunawan Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Op.Cit.,hlm 68 Universitas Sumatera Utara pertentangan yang membatalkan transaksi pembelian tersebut, maka direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum tersebut Pasal 37 ayat 3 UUPT; 4. Terkait dengan pembagian dividen internim, direksi wajib memastikan bahwa: a. Akibat pembagian tersebut jumlah kekayaan bersih perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah dengan cadangan wajib; b. Pembagian dividen internim tersebut tidak boleh mengganggu kegiatan perseroan; c. Ditetapkan berdasarkan keputusan direksi setelah memperoleh persetujuan dewan komisaris; d. Jika ternyata setelah tahun buku perseroan berakhir perseroan menderita kerugian, pemegang saham harus dapat mengembalikan dividen interim yang telah dibagikan tersebut kepada perseroan Pasal 72 ayat 1 sampai dengan 5 UUPT. Dalam hal setelah tahun buku berakhir ternyata perseroan menderita kerugian, dan dividen interim yang telah dibagikan yang seharusnya dikembalikan oleh pemegang saham kepada perseroan tidak dapat dikembalikan, maka direksi dan dewan komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian perseroan Pasal 72 ayat 6 UUPT; Universitas Sumatera Utara 5. Direksi wajib : a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat direksi; b. Membuat laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam UU tentang dokumen perusahaan; dan c. Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan dokumen perseroan lainnya Pasal 100 ayat 1 UUPT 6. Direksi wajib menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang Pasal 63 ayat 1 UUPT 7. Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku perseroan berakhir Pasal 66 ayat 1 UUPT; 8. Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila : a. Kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun danatau mengelola dana masyarakat; b. Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat; c. Perseroan merupakan perseroan terbuka; d. Perseroan merupakan persero; Universitas Sumatera Utara e. Perseroan mempunyai aset danatau jumlah peredaran usaha dengan jumlah nilai paling sedikit Rp. 50.000.000.000,00 lima puluh miliar rupiah; atau f. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Pasal 68 ayat 1 UUPT; 9. Direksi menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS lainnya dengan didahului pemanggilan RUPS kepada pemegang saham sebelum RUPS diselenggarakan Pasal 79 ayat 1 jo. Pasal 81 ayat 1 UUPT Penyelenggaraan RUPS tersebut dapat dilakukan atas permintaan : a. 1satu orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 110 satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang lebih kecil; atau b. Dewan komisaris. Pasal 79 ayat 2 UUPT; 10. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk : a. Mengalihkan kekayaan perseroan; atau b. Menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan; yang merupakan lebih dari 50 lima puluh persen jumlah kekayaan bersih perseroan dalam 1satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Pasal 102 ayat 1 UUPT; Transaksi tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun buku atau jangka waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan, namun Universitas Sumatera Utara demikian perbuatan hukum tersebut yang dilakukan tanpa persetujuan RUPS, tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beritikad baik. Pasal 102 ayat 2 jo. Pasal 102 ayat 4 UUPT; Kewajiban untuk meminta persetujuan RUPS tidak berlaku terhadap tindakan pengalihan atau penjaminan harta kekayaan perseroan yang dilakukan oleh direksi sebagai pelaksanaan kegiatan usaha perseroan sesuai dengan anggaran dasarnya. Pasal 102 ayat 3 UUPT; 11. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan pailit atas perseroan sendiri kepada pengadilan niaga, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam UU tentang kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran hutang Pasal 104 ayat 1 UUPT 12. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan perseroan Pasal 125 ayat 4 UUPT 13. Direksi wajib memperoleh persetujuan RUPS sebelum mengajukan permohonan pembubaran perseroan Pasal 144 ayat 1 jo. Pasal 142 ayat 1 huruf a UUPT. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1