Kesimpulan Saran PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Burgerlijk Wetboek.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kedudukan Komisaris Independen pada prinsipnya sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, yakni sebagai badan pengawas dan pemberi nasihat kepada direksi, yang membedakannya adalah bahwa Komisaris Independen menurut Penjelasan Pasal 120 ayat 2 UUPT adalah berasal dari kalangan luar perusahaan, tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris lainnya. 2. Komisaris Independen memiliki tanggung jawab untuk mendorong diterapkannya prinsip Good Corporate Governance di dalam perusahaan melalui pemberdayaan Dewan Komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi secara efektif yakni dengan memastikan perusahaan memiliki strategi bisnis, memastikan perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer yang professional, memastikan perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik, memastikan perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku, serta memastikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terlaksana dengan baik. Universitas Sumatera Utara

B. Saran

1. Pengaturan Komisaris Independen di Indonesia saat ini masih terbatas, padahal kehadiran Komisaris Independen sangat penting di dalam perusahaan dalam upaya memaksimalkan good corporate governance di Indonesia. Peraturan yang mengatur tentang Komisaris Independen dipandang masih belum memadai, dimana peraturan tersebut cenderung hanya dijadikan sebagai acuan moral bagi para pihak di dalam perusahaan. Oleh sebab itu, demi menjawab tuntutan akan kepastian hukum yang lebih mendasar, sebaiknya ketentuan hukum perusahaan di Indonesia terutama Undang Undang Perseroan Terbatas dalam amandemen berikutnya dimasukkan status keberadaan Komisaris Independen secara jelas termasuk struktur, tanggung jawab dan proses penunjukan Komisaris Independen tersebut. 2. Setiap perusahaan seharusnya memuat dalam Anggaran Dasarnya masing- masing dalam satu ayat mengenai sejauh mana pertanggungjawaban dari Komisaris Independen dalam mewujudkan prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

A. Pengertian Perseroan Terbatas

Dokumen yang terkait

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Wewenang Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Prinsip Corporate Opportunity Yang Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

1 90 158

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 25 16

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

1 40 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 5 16

KAJIAN YURIDIS KEDUDUKAN HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 2 16

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

BAB II WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PRINSIP CORPORATE OPPORTUNITY YANG DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 3 43

TANGGUNG JAWAB DIREKSI PERSEROAN TERBATAS DALAM HAL TERJADI PELANGGARAN TERHADAP ANGGARAN DASAR PERSEROAN MAUPUN PIHAK KETIGA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DIKAITKAN DENGAN PRINSI.

0 0 1

Tanggung Jawab Direksi Perseroan Terbatas Dalam Akuisisi Suatu Perusahaan Yang Merugikan Pemegang Saham Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 1