Prosedur atau Mekanisme Perdagangan Saham pada Pasar Modal

7 Perantara Emisi, yang meliputi 3 pihak berikut : 103 a. Penjamin emisi underwriter, yaitu perusahaan perantara yang menjamin penjualan emisi. Dalam artu jika saham atau obligasi belum laku, penjamin emisi wajib membeli agar kebutuhan dana yang diperlukan emiten terpenuhi sesuai rencana. b. Akuntan publik, yaitu pihak yang berfungsi memeriksa kondisi keuangan yang telah dikeluarkan emiten wajar atau tidak. c. Perusahaan penilai appraised, yaitu perusahaan yang befungsi untuk memberikan penilaian terhadap emiten apakah nilai aktiva emiten wajar atau tidak. 8 Perantara perdagangan efek, yaitu makelar pialangbroker dan komisioner yang hanyalewat kedua lembaga itulah efek dalam bursa boleh ditransaksikan. Makelar adalah perusahaan pialang broker yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan. Sementara itu, komisioner adalah pihak yang melakukan pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan sendiri atau untuk orang lain dengan memperolah imbalan. 104

C. Prosedur atau Mekanisme Perdagangan Saham pada Pasar Modal

Syari’ah Bagi perusahaan yang mencari dana segar, pasar modal menyediakan dana segar melalui mekanisme go public dengan menerbitkan saham dan mendapatkan 103 Amir Machmud dan Rukmana., Loc. cit. 104 Ibid. Universitas Sumatera Utara dana dari penjualan saham. Perusahaan dapat juga menerbitkan obligasi kepada masyarakat luas dan membayar imbalan yang lebih rendah dari pada imbalan yang harus dibayarkan melalui pinjaman perbankan. Penilaian suatu efek sangat dipengaruhi oleh kondisi kinerja keuangan perusahaan penerbitnya. Dalam melakukan analisis memilih efek ada beberapa teknik yang dapat dilakukan. Untuk memilih saham dilakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan fundamental dan teknikal. Pendekatan fundamental merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham, antara lain penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, RUPS, manajemen, dan lain sebagainya. Sedangkan memprediksi harga saham di masa depan dengan melihat perkembangan harga saham dari waktu ke waktu baik dilakukan secara manual maupun lewat bantuan program komputer. Kedua teknis analisis ini akan mempengaruhi investor membeli atau menjual efek yang mereka miliki. 105 Ada dua bentuk perdagangan saham di Bursa Efek, yaitu transaksi saham di Pasar Perdana Primary Market dan transaksi saham di Pasar Sekunder Secondary Market. 106 1. Pasar Perdana Primary Market Pasar perdana adalah penjualan perdana saham dan obligasi oleh emiten kepada para investor yang terjadi pada saat Initial Public Offering IPO atau penawaran umum pertama kedua pihak yang saling memerlukan ini tidak bertemu secara dalam bursa, tetapi melalui pihak perantara. Dari penjualan saham dan efek 105 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana, 2009, hlm. 154-155. 106 Nasrun Haroen, Perdagangan Saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, Jakarta : Yayasan Kalimah, 2000, hlm. 52. Universitas Sumatera Utara di pasar perdana inilah pihak emiten memperoleh dana yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya. 107 Pasar perdana adalah pasar abstrak dimana terjadi penawaran dan penjualan efek suatu perusahaan yang go public. Pada pasar perdana yang diperdagangkan adalah efek-efek yang ditawarkan kepada masyarakat umum oleh suatu perusahaan yang akan go public. Dalam hal ini penawaran dan penjualan efek dilakukan oleh penjamin utama emisi, penjamin emisi, dan agen penjualan. Dengan demikian, pasar perdana adalah tempat perdagangan efek yang baru diterbitkan oleh emiten sebelum efek tersebut diperdagangkan di pasar sekunder . 108 Harga saham pada pasar perdana merupakan harga pasti yang tidak dapat ditawar, dan ketetapan harga ini telah disepakati bersama oleh perusahaan penjamin emisi underwriter dan emiten. 109 a. Persiapan Sebelum memasuki proses penawaran saham di pasar perdana, maka harus melalui tahap-tahap emisi sekuritas di Bursa Efek yaitu : Sebelum menyampaikan maksud go public ke BAPEPAM, perusahaan biasanya akan melakukan persiapan internal terlebih dahulu. Persiapan tersebut antara lain berupa konsultasi antara Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dan konsultasi antara perusahaan dengan Bapepam dan instansi terkait lainnya. 110 b. Penyampaian permohonan pendaftaran Letter of Intent dan pernyataan pendaftaran emisi registration statement 107 Amir Machmud dan Rukmana., Loc. cit. 108 Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta : Universitas Trisakti, 2004, hlm. 294-295. 109 Nasrun Haroen., Op. cit., hlm. 53 110 Sri Handani Yuliati.,Op. cit., hlm. 15. Universitas Sumatera Utara Letter of intent merupakan persyaratan resmi untuk melakukan emisi. Surat tersebut akan disampaikan kepada Bapepam dan akan dilengkapi dengan registration statement. c. Penelaahan Bapepam Setelah menerima letter of intent perusahaan, Bapepam akan meneliti kesesuaian dan kelengkapan dokumen tersebut. Bapepam tidak melaksanakan secara langsung atas calon emiten. Penelaahan fisik akan dilakukan oleh lembaga penunjang lain seperti underwriter dan perusahaan penilai. 111 d. Pasar Primer Pasar Perdana e. Pasar Sekunder akan dibahas lebih lanjut Ada beberapa tahap dari proses penawaran saham di pasar perdana, yaitu: 112 a. Pengumuman dan Pendistribusian Prospektus Setelah BAPEPAM menyatakan bahwa pendaftaran pemilik saham perusahaan yang go public dinyatakan sah dan efektif, emiten berkewajiban untuk mengumumkan prospektus ringkas kepada masyarakat melalui penjamin emisi dan agen penjual atau selling agent. Prospektus ringkas ini memuat informasi yang komprehensif tentang perusahaan, agar investor dapat mempelajari dan memahami berbagai aspek dari perusahaan tersebut, sehingga investor dapat mengambil keputusan tentang keikutsertaannya dalam menginvestasikan modal atau tidak. b. Masa Penawaran 111 Ibid. 112 Nasrun Haroen., Loc. cit. Universitas Sumatera Utara Setelah melakukan pengumuman dan pedistribusian prospektus kepada para investor, perusahaan melakukan penawaran, sebagai tindak lanjut dari pemberian emisi dan penyebaran prospektus. 113 Di pasar perdana, sekuritas ditawarkan kepada investor oleh penjamin emisi melalui para agen penjualan yang ditunjuk. 114 Masa penawaran ditetapkan selama tiga hari kerja, dan jangka waktu antara pemberian izin emisi dan saat pendaftaran di Bursa, ditetapkan maksimum selama 90 hari. Dalam masa penawaran ini investor dapat memesan saham dengan cara mengisi formulir pesanan yang disediakan oleh penjamin emisi atau selling agent. Apabila formulir pendaftaran selesai diisi dan ditandatangani, investor akan membayar harga saham sesuai dengan jumlah pesanan kepada penjamin emisi atau selling agent. Pada pasar perdana ini investor dibebaskan dari fee atau jasa untuk para pedagang perantara. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran masa penawaran ini, amat ditentukan oleh : 115 1 Tersedia formulir pesanan yang cukup; 2 Formulir pesanan memuat informasi yang lengkap tentang perusahaan; 3 Profesionalisme penjamin emisi dan pialang atau selling agent; dan 4 Kemampuan investor memahami dan mentaati aturan main yang ditetapkan. Masa penawaran merupakan momentum yang menentukan terhadap apakah saham yang ditawarkan oleh emiten akan terserap seluruhnya full atau subscribed atau masih tersisa, di mana jumlah saham yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan underscribe. 113 Ibid. 114 Muhamad Nakir HR., Op. cit., hlm. 183. 115 Nasrun Haroen., Op. cit., hlm. 54. Universitas Sumatera Utara Jika saham yang ditawarkan di pasar perdana masih tersisa, maka hal ini bukanlah menjadi tanggung jawab penjamin emisi untuk membelinya. Namun dalam kenyataan di lapangan, terdapat beberapa kemungkinan yang dilakukan penjamin emisi, yaitu : 116 1 Firm underwriting commitment, penjamin emisi menjamin sepenuhnya penjualan efek saham. Apabila ada saham yang tidak terjual, maka penjamin emisi wajib membeli sisa saham yang tidak terjual tersebut. 2 Best effort commitment, penjamin emisi akan berusaha sebaik mungkin untuk menjual habis saham tersebut, tetapi tidak menanggung risiko untuk membeli saham tersebut jika masih bersisa. 3 Stand by commitment, penjamin emisi bersedia untuk membeli seluruh saham yang tidak dibeli oleh pemegang saham lama. c. Masa Penjatahan Yang dimaksud dengan masa penjatahan adalah masa saat saham yang diminta investor jauh melebihi jumlah saham yang ditawarkan emiten, sehingga diperlukan penjatahan saham kepada para investor. 117 Penjatahan saham kepada investor dilakukan oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten. Penjatahan saham adalah pengalokasian sekuritas pesanan para investor sesuai dengan jumlah sekuritas yang tersedia. 118 116 Ibid. 117 Ibid., hlm. 55. 118 Muhamad Nakir HR., Loc.cit. Masa penjatahan ini ditetapkan selama 12 hari kerja, terhitung mulai berakhirnya masa penawaran. Sebaliknya dapat terjadi pesanan investor tidak mencapai jumlah saham yang ditawarkan, sehingga seluruh pesanan dapat dipenuhi. Dalam kasus seperti ini tidak perlu dilakukan penjatahan. Universitas Sumatera Utara Proses penjatahan dalam pasar perdana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 119 1 Fixed allotment, yaitu cara penjatahan di mana anggota penjamin emisi maupun agen penjual telah memiliki pembeli, sehingga efek yang diberikan oleh penjamin emisi pelaksana tidak dijual pada klien lain; 2 Separate account; prinsip dari sistem ini hampir sama dengan fixed allotment, hanya saja di dalam sistem ini di samping jatah untuk klien, tersedia juga efek yang akan dijual kepada investor di luar klien dekat. 3 Pooling; dalam sistem ini seluruh pesanan saham di-pool kepada penjamin emisi pelaksana. Jika terjadi kelebihan permintaan akan dilakukan penjatahan secara proporsional. Seluruh pemesan diberi jatah satu satuan perdagangan. Apabila jumlah efek yang tersedia tidak mencukupi, penjatahan dilakukan dengan cara diundi. Jika dengan cara ini masih ada sisa saham, maka dilakukan penjatahan secara proporsional berdasarkan jumlah pesanan dari investor. 4 Gabungan antara fixed allotment dan pooling. Untuk mengimbangi masing- masing sistem dalam penjatahan efek, penjamin emisi mulai mengambil kebijaksanaan dengan cara menggabungkan sistem fixed allotment dengan sistem pooling. 120 d. Masa Pengembalian Dana Untuk pengembalian dana ditetapkan batasan waktu maksimum, yaitu 4 hari sejak berakhirnya masa penjatahan. Pengembalian dana merupakan masa 119 Ibid., hlm 55. 120 Ibid. Universitas Sumatera Utara terpenting bagi investor, karena tidak terpenuhinya semua pesanan. Untuk itu pihak penjamin emisi harus mengembalikan dana tersebut untuk memenuhi investasi lain. Pengembalian dana yang tepat waktu akan mempercepat likuidasi dalam pasar modal. e. Penyerahan Efek Penyerahan efek harus dilakukan maksimum dalam waktu 12 hari kerja terhitung sejak berakhirnya masa penjatahan. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Bursa Efek. Saham yang telah dipesan dan telah memenuhi kepastian harus diserahkan kepada investor oleh penjamin emisi melalui agen penjual. Untuk mengambil saham yang dipesan, investor harus memperlihatkan bukti pesanan. f. Pencatatan Efek Proses terakhir yang harus dilalui dalam rangka pasar perdana adalah pencatatan efek di Bursa. Untuk itu, akan diperhitungkan biaya pencatatan listing fee oleh pihak BAPEPAM yang bertindak sebagai pengelola Bursa. Ada tiga jenis efek yang harus dibedakan dalam pencatatan efek tersebut, yaitu : 121 1 Shares Listing, yaitu pencatatan saham di Bursa Efek atas sejumlah emisi yang dilakukan. Misalnya, modal yang disetor dua juta lembar saham, sedangkan jumlah emisi sahamnya hanya 20, maka yang dicatat di Bursa Efek hanya 20. Apabila emiten akan menawarkan saham lagi di masa yang akan datang, emiten harus menempuh emisi dari awal lagi. 121 Ibid., hlm. 56-57. Universitas Sumatera Utara 2 Partial Listing, yaitu pencatatan saham di Bursa Efek melebihi jumlah yang diemisikan, tetapi masih di bawah modal yang disetor. Misalnya, total emisi adalah 20 dari modal yang disetor, maka yang dicatatkan di Bursa Efek melebihi 20. 3 Company Listing, yaitu pencatatan sejumlah saham yang disetor. Artinya, perusahaan yang bersangkutan emiten mencatatkan seluruh sahamnya sesuai dengan jumlah saham yang telah disetor. Misalnya, modal yang disetor adalah satu juta saham, total emisi 20, maka yang dicatatkan di Bursa Efek adalah satu juta saham tersebut. Dengan tercatatnya efek di bursa, maka dengan resmi efek tersebut sudah dapat diperdagangkan di pasar sekunder secara kontinu. 122 Saham yang dipasarkan di pasar perdana merupakan penawaran pertama kepada investor yang dilakukan selama jangka waktu yang ditetapkan Bapepam. Harga tersebut tidak bisa ditawar. Harga saham di pasar perdana dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai nominal harga yang tercantum dalam lembar saham. Apabila harga perdana lebih tinggi dari harga nominal, terjadi agio saham. Sebaliknya, apabila harga perdana lebih rendah dari harga nominal, terjadi disagio saham. 123 Tinggi rendahnya agio atau disagio saham lebih ditentukan oleh subjektifitas penilaian dan negosiasi antara penjamin emisi dan emiten yang didasarkan atas penilaian kinerja dan prospek perusahaan tersebut di masa yang 122 Ibid., hlm. 57 123 Muhamad Nakir HR., Op. cit., hlm. 184. Universitas Sumatera Utara akan datang. Semakin baik prospeknya, agio-nya cenderung semakin tinggi. Sebaliknya, semakin jelek prospeknya, disagionya cenderung semakin tinggi. Penilaian harga saham di pasar perdana sangat menentukan tingkat subjektifitas. Faktor inilah yang menyebabkan tinggi rendahnya agio maupun disagio saham, yang kadang-kadang merugikan pelaku pasar khususnya para investor. 124 Jika dilihat dari kaca mata hukum islam, perkembangan harga juga didasarkan atas hukum supply and demand, yaitu semakin banyak permintaan semakin tinggi harga suatu komoditi. Istilah ini, dalam hukum ekonomi Islam disebut dengan hukm al-‘aradh wa ath-thalab. Dalam persoalan harga, pemerintah tidak boleh ikut campur menentukannya, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan : 125 Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, tokoh fikih dari kalangan Hanballi, hadist ini disabdakan Rasulullah SAW ketika para sahabat memintanya untuk menetapkan harga at-tas’ir komoditas yang diperjualbelikan di pasar, sedangkan Dari Anas ibn Malik berkata dia : Telah melonjak harga di pasar pada masa Rasulullah SAW. Mereka para sahabat berkata : Wahai Rasulullah, tetapkanlah harga bagi kami. Rasulullah menjawab : Sesungguhnya Allah- lah yang menguasai, yang memberi rezeki, yang memudahkan, dan yang menetapkan harga. Saya sungguh berharap bertemu dengan Allah dan tidak seorang pun boleh meminta saya untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa dan dalam persoalan harta HR Abu Daud. 124 Ibid. 125 Nasrun Haroen.,Op. cit., hlm. 79-80. Universitas Sumatera Utara harga barang dalam keadaan normal. Kenaikan harga ketika itu adalah disebabkan permintaan yang banyak, sementara stok barang menipis. Dalam keadaan seperti ini, sebagaimana yang dinyatakan Rasulullah SAW dalam hadist di atas, penetapan harga oleh pemerintah merupakan suatu tindakan yang zalim; dan berbuat zalim hukumnya haram. Sebaliknya, jika permintaan sedikit sedangkan stok barang menumpuk, maka sesuai dengan hukum pasar, harga komoditas tersebut pasti melemah. Akan tetapi, jika komoditas yang menumpuk dengan harga yang lemah itu diborong oleh seorang pedagang, lalu disimpannya, dengan tujuan ketika harga komoditi itu naik baru komoditi itu di lepas ke pasar, maka tindakan seperti ini juga merupakan suatu kezaliman, dan pemerintah boleh, bahkan wajib turun tangan untuk mengendalikan harga tersebut, dan menghukum pelaku penumpukanpenimbunan komoditi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa agio, kelebihan harga saham yang berhasil dijual di pasar perdana dari harga nominal saham, merupakaan sesuatu yang dibolehkan syara’, karena kelebihan harga itu didasarkan atas hukum kebebasan pasar supply and demand. Penjualan saham di pasar perdana itu dianggap sebagai objek jual beli al-sil’ah, yang sudah barang tentu mempunyai harga jual di pasar, atas kesepakatan antara pemilik dengan penjual. Transaksi saham di pasar perdana juga demikian halnya, yaitu kesepakatan harga antara emiten dengan penjamin emisi dikaitkan dengan permintaan pasar. Oleh sebab itu, penjualan saham di pasar perdana dengan adanya agio, merupakan sistem transaksi yang normal dalam huku m islam. 126 126 Ibid., hlm. 81. Universitas Sumatera Utara Keabsahan transaksi saham di pasar perdana ini tentu saja harus dibarengi dengan suatu prinsip utama dalam Islam, yaitu ‘an taradhin minkum atas dasar suka sama suka di antara kamu. Kemudian sisi lain, tingkat harga saham yang terjadi di pasar perdana amat ditentukan oleh kekuatan pasar kebebasan pasar dan prospektus dari perusahaan pemilik saham. Seseorang dalam membeli saham amat mempertimbangkan prospek dari perusahaan yang menjual saham, dan sudah dapat dipastikan tujuan dari pembelian saham itu adalah untuk mendapatkan keuntungan. Suatu perusahaan yang memiliki prospektus yang baik dan cerah, tentu saja harga sahamnya akan melonjak, karena amat diminati oleh investor, sehingga banyak saham suatu perusahaan yang dibeli investor, semakin baik dan cerah eksistensi dan masa depan perusahaan tersebut. Atas dasar itu, kelebihan harga saham yang diperjualbelikan di pasar perdana dari harga nominal, menunjukkan bahwa perusahaan itu memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Implikasi lebih lanjut akan membawa kesejahteraan kepada perusahaan, para investor, dan keuangan negara. Hal ini sesuai dengan tujuan yang dikehendaki hukum Islam, yaitu untuk mencapai kemaslahatan. 127 2. Pasar Sekunder Secondary Market Pasar sekunder adalah pasar perdagangan saham setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dan saham telah tercatat di Bursa Efek untuk diperdagangkan. 128 Pasar sekunder adalah bursa efek dimana efek emiten diperdagangkan. 129 127 Ibid., hlm. 82. 128 Ibid., hlm. 58. 129 M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2008, hlm. 117. Harga saham di pasar sekunder bukan lagi didasarkan atas Universitas Sumatera Utara kesepakatan emiten dengan penjamin emisi, sebagai yang berlaku pada pasar perdana, melainkan ditentukan oleh teori supply and demand permintaan dan penawaran saham, di samping ditentukan oleh kondisi perusahaan yang menerbitkan saham emiten. Dengan demikian, harga saham di pasar sekunder berada di luar kontrol emiten, sehingga perputaran uang tidak lagi mengalir ke perusahaan yang menerbitkan saham, melainkan berpindah dari pemegang saham ke tangan pemegang saham lainnya. Namun demikian, hal ini bukan berarti perusahaan tidak berkepentingan dengan harga sahamnya di pasar sekunder, karena ketika itu ia bertindak sebagai entity dan manajemen. Secara formal, dalam teori keuangan modern dijelaskan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan ekonomi para pemegang saham. Tolok ukur kesejahteraan tersebut terletak pada harga saham yang bersangkutan. 130 Di pasar perdana proses perdagangan hanya terjadi ketika emiten perusahaan yang menjual saham mengeluarkan emisi baru, sementara proses perdagangan pada pasar sekunder terjadi setiap hari, dan dalam satu hari bisa terjadi beberapa kali perdagangan. Akan tetapi, untuk melakukan transaksi, pasar sekunder memberlakukan adanya jasa pedagang perantar, karena investor sendiri tidak boleh langsung terjun ke lantai Bursa Floor Trader. 131 Harga saham di pasar sekunder tidak lagi ditentukan oleh emiten dan penjamin emisi underwriter sebagaimana halnya di pasar perdana. Akan tetapi, berdasarkan atas teori penawaran dan permintaan supply and demand, di 130 Ibid., hlm. 58. 131 Muhamad Nakir HR., Op. cit., hlm. 188. Universitas Sumatera Utara samping juga ditentukan oleh prospek perusahaan yang menerbitkan saham emiten. Atas dasar itu, harga saham di pasar sekunder bisa lebih tinggi dari harga saham di pasar perdana. Hal ini tergantung kepada permintaan pasar, sehingga harga saham di pasar sekunder bisa berfluktuasi sangat tinggi, dan hal ini akan menjadikan para investor kebingungan dan melakukan berbagai spekulasi. Misalnya, saham X secara drastis naik 30 dalam waktu beberapa menit dan bisa turun sampai 60 dalam waktu beberapa jam kemudian. Turun naiknya harga saham ini terjadi disebabkan adanya unsur permainan yang dilakukan oleh spekulator untuk mendapatkan keuntungan capital gain dalam waktu singkat. Dengan demikian, turun naiknya harga saham di pasar sekunder lebih banyak dipengaruhi oleh faktor spekulan dan faktor orang dalam sendiri. 132 Pada kenyataan di lantai bursa floor trading, sering terjadi permainan harga yang dilakukan para spekulator untuk mendapatkan keuntungan capital gain dalam waktu singkat. Winarto berpendapat bahwa unsur permainan harga saham dapat dilakukan dengan cara : 133 1 Netting, yaitu membeli saham pada awal perdagangan dimulai dan langsung dijual pada hari itu juga dalam posisi harga beli lebih rendah dari pada harga jual, sehingga didapat keuntungan tanpa harus mengeluarkan modal. 2 Short Selling, yaitu menjual saham pada posisi harga tertentu, kemudian membeli pada hari yang sama, yaitu saat harga saham turut. Kedua cara ini sangat lazim dilakukan di pasar modal dalam rangka mencari untung yang lebih besar capital gain. 132 Ibid., hlm. 82-83. 133 Muhamad Nakir HR., Op. cit., hlm 189. Universitas Sumatera Utara Ramainya Bursa Efek dengan unsur-unsur spekulatif dan spekulan menyebabkan perkembangan harga saham tidak bisa dipastikan, sekalipun dilakukan oleh analis yang paling handal. Namun demikian, transaksi saham di pasar sekunder pada lantai Bursa tidak sama dengan gambling judi, karena unsur spekulasi pada gambling tidak didasarkan atas data dan fakta semua keterangan yang berkaitan dengan informasi perusahaan yang menjual saham, di samping juga didasarkan atas base fundamental dan teknikal. Jika ditinjau dari hukum Islam, penawaran saham di pasar sekunder memiliki beberapa unsur yang tidak sejalan, bahkan bertentangan dengan prinsip dan nilai bermuamalah dalam Islam. Dalam unsur netting dan short selling, sebagai unsur permainan dalam harga saham, terkandung makna ihtikar yang dilarang oleh Islam. Dalam praktik ihtikar, seorang pembeli investor berupaya membeli sebanyak-banyaknya suatu komoditi, sehingga stok komoditi tersebut menipis dan harga melonjak naik. Di saat harga melonjak naik, maka saham tersebut dilepas ke pasar, sehingga ia meraup keuntungan yang besar. Praktik transaksi seperti ini dilarang dalam Islam berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan : 134 Dengan demikian, praktik netting dan short selling yang berlaku di pasar sekunder sebagai cara permainan harga saham termasuk ke dalam kategori ihtikar Dari Ma’amar ibn ‘Abdillah ra. berkata dia :Rasulullah SAW telah bersabda : Tidak boleh ada pertukaran ihtikar, kecuali dari orang-orang yang berbuat salah” HR Muslim 134 Ibid., hlm.84- 85. Universitas Sumatera Utara yang dilarang syara’. Larangan ini sangat rasional, karena akan membawa dampak negatif bagi kestabilan pasar, bahkan bisa menghancurkan para pedagang. Kemudian, akibat perilaku para spekulan di pasar sekunder, harga saham sulit untuk stabil, karena fluktuasi harga di lantai bursa bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini juga akan membawa dampak yang negatif bagi para pengusaha dan investor sendiri. Unsur-unsur spekulatif yang merugikan masyarakat dalam berbagai transaksi amat dikecam oleh Islam. Ajaran Islam amat mementingkan faktor kebenaran dan kejujuran dalam suatu transaksi, sehingga segala bentuk penipuan, sikap-sikap eksploitasi, dan membuat pernyataan palsu adalah dilarang. Rasulullah SAW menyatakan : 135 Faktor spekulatif yang berlangsung dalam perdagangan saham di pasar sekunder menurut A. Mannan, pemerhati ekonomi Islam dari Pakistan, disebut juga dengan mengadu untung yaitu suatu bentuk usaha yang pada hakikatnya merupakan gejala untuk membeli sesuatu dengan harga murah, kemudian menjualnya ketika harga tinggi mahal. Apabila harga di masa depan lebih mahal dari harga masa sekarang, maka para spekulan akan berusaha membeli komoditas tersebut sebanyak-banyaknya, kemudian menjualnya ketika harga sudah mahal. Demikian juga halnya apabila harga di masa yang akan datang lebih rendah dari “Apabila dua orang yang melakukan suatu transaksi bersikap jujur dan benar, maka jual beli tersebut akan mendatangkan kebaikan untuk mereka. Apabila mereka tidak berterus terang dan berbohong, maka kebaikan transaksi tidak mereka capai HR Al-Bukhari.” 135 Ibid., hlm. 85-86. Universitas Sumatera Utara harga yang berlaku sekarang, maka para spekulan juga akan melepas seluruh sahamnya untuk menghindari kemerosotan harga saham di masa yang akan datang. Faktor spekulasi yang terjadi di pasar sekunder sebenarnya dilakukan oleh para investor yang ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, bukan dilakukan oleh perusahaan yang memasarkan saham di Bursa Efek. Keuntungan yang diperoleh oleh emiten perusahaan yang menjual saham hanya dari sisi bahwa saham perusahaannya menjadi saham unggulan yang diperebutkan oleh para investor, sehingga memberikan prospek yang baik bagi perusahaan tersebut dengan kepercayaan yang diberikan para investor. Dari sisi inilah unsur spekulasi dengan risiko tinggi yang mengandung unsur gambling yang dilarang oleh Islam. Di dalam hukum ekonomi Islam, berbagai objek transaksi harus diungkapkan secara transparan, sehingga unsur ketidakjelasan jahalah, unsur ketidakpastian gharar, dan unsur probabilitas dapat dihindari, dan pihak-pihak yang melaksanakan transaksi tidak dirugikan. 136 Atas dasar itu, pihak pemerintah harus bertindak secara proaktif untuk mengatur dan mengawasi sistem dan perilaku pasar yang terjadi di Bursa Efek, khususnya pada pasar sekunder. 137 Dari hasil kajian di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya perdagangan sekuritas pada pasar sekunder dengan tujuan untuk mendapatkan capital gain dan deviden, tidak dilarang oleh syariah Islam kecuali jika dalam pelaksanaannya memang melanggar prinsip-prinsip syariah. 138 136 Ibid., hlm. 93-94. 137 Ibid., hlm. 96. 138 Muhamad Nakir HR., Op. cit., hlm. 197 Universitas Sumatera Utara Hal yang harus diperhatikan dalam transaksi saham sesuai dengan Fatwa MUI, transaksi saham dihalalkan sepanjang perusahaan tersebut tidak melakukan transaksi yang dilarang, emiten menjalankan usaha dengan kriteria syariah serta transaksi dilakukan dengan harga pasar wajar. Harga pasar wajar saham syariah harus mencerminkan nilai atau valuasi atas kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut danatau dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar dan efisien, serta tidak direkayasa. Secara implisit fatwa ini menyatakan bahwa penetuan harga saham yang wajar adalah harus mencerminkan nilai underlying asset perusahaanemiten dan tidak semata-mata hanya berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran sebagaimana yang terlihat di pasar sekunder. 139 Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan kehati-hatian yang tinggi dalam melakukan transaksi saham di bursa efek agar kita dapat memenuhi prinsip kehalalan sesuai Fatwa MUI, sehingga harta kekayaan yang diperoleh melalui bursa efek menjadi halal. Dari sisi investor, transaksi saham meupakan sesuatu yang halal jika memang digunakan untuk investasi dan bukan untuk kegiatan spekulasi. Kegiatan spekulasi dilarang karena spekulasi menyebabkan peningkatan pendapatan bagi sekelompok masyarakat tanpa memberikan kontribusi yang bersifat positif maupun produktif, serta memiliki unsur gharar ketidakjelasan dan maysir judi. 140 139 Sri Nurhayati dan Wasilah., Op. cit., hlm. 338 140 Ibid. Universitas Sumatera Utara BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG SAHAM

A. Spekulasi yang terjadi dalam Pasar Modal