BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang yang merupakan salah satu negara yang tergabung dalam kelompok negara-negara Asia Tenggara Association South
East of Asian Nation merupakan negara yang dalam tingkat perkembangan ekonominya belum begitu mapan. Bahkan ada para ahli ekonomi mengatakan,
negara Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN dalam tingkat persaingan ekonomi masih ketinggalan banyak jika dibandingkan dengan negara
anggota ASEAN yang lain. Sebelum tahun 1997, sebenarnya banyak pihak memuji prestasi pembangunan ekonomi Indonesia sebagai salah satu High
Performing Asian Economy Countries yang memiliki kinerja perekonomian yang sangat mengagumkan, bahkan ada yang menganggapnya sebagai miracle
keajaiban, tetapi karena hantaman krisis ekonomi yang berawal dari depresi rupiah pada bulan Juli 1997, semua keajaiban itu menjadi sirna dan mengalami
kesulitan dalam krisis ekonomi yang berkepanjangan, sampai sekarang belum pulih kembali.
1
Krisis ekonomi yang terjadi saat itu telah berkembang menjadi krisis yang rumit dan kompleks yang terkadang menimbulkan pesimisme tentang jayanya
ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Saat ini Indonesia berada dalam transisi, yang belum terbayangkan berapa lama masa transisi itu akan
berlangsung. Meskipun semula krisis ini hanya merupakan contagion effect dari
1
Abdul Manan, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, Jakarta : Kencana, 2009, hlm. 1.
Universitas Sumatera Utara
depresiasi mata uang bath Thailand terhadap dollar AS pada tahun 1997, tetapi karena fundamental perekonomian Indonesia yang rapuh, maka dampak krisis ini
terkena sangat dahsyat, sementara proses economic recovery-nya berjalan amat lamban. Prestasi perekonomian Indonesia yang semula cukup baik, berubah
menjadi negatif, banyak pengamat ekonomi Indonesia mengatakan bahwa pembangunan ekonomi Indonesia adalah semu dengan fundamental yang tidak
kuat. Di samping itu, para pengamat juga mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tidak didukung oleh sumber daya domestik yang tangguh, tetapi karena
didukung oleh investasi asing, bahkan berjangka pendek yang sewaktu-waktu mereka dapat keluar dari Indonesia. Pembangunan nasional juga dibangun dengan
utang luar negeri yang bersifat pasif, sehingga justru memberatkan kondisi perekonomian Indonesia untuk bangkit kembali.
2
Kondisi perekonomian Indonesia sebagaimana tersebut di atas, telah menimbulkan berbagai problem sosial yang kompleks, misalnya timbulnya
tingkat pengangguran yang tinggi, bertambahnya angka kemiskinan, produktivitas dan kualitas tenaga kerja yang rendah, serta merosotnya usaha kecil dan
menengah yang menjadi tumpuan rakyat. Di samping itu, perkembangan ekonomi dunia saat ini menjurus kepada aktivitas ekonomi global yang bergerak dari satu
negara ke negara lain secara bebas, sehingga terjadi ketidakpastian akses pasar ekonomi dunia. Kondisi perekonomian dunia seperti ini, membawa
kecenderungan pada peningkatan perjanjian bilateral dan multilateral antarnegara
2
Ibid., hlm. 1-2.
Universitas Sumatera Utara
selaku pelaku ekonomi di dunia internasional yang pada akhirnya berdampak pada timbulnya hukum baru pada masing-masing negara.
Para ahli ekonomi Indonesia telah memberikan pendapatnya tentang solusi terbaik untuk menyelesaikan berbagai problem yang menyangkut perbaikan
ekonomi Indonesia. Ada yang menganjurkan agar ditingkatkan kerja sama ekonomi dengan dunia internasional, khususnya dengan negara-negara yang
tergabung dalam ASEAN. Hal ini perlu dilaksanakan guna menyelaraskan perkembangan ekonomi dunia dengan perkembangan ekonomi negara-negara
ASEAN yang penuh persaingan. Ada juga yang berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia selama ini tidak berpihak kepada ekonomi rakyat. Solusi
untuk masalah ini, selain perlunya membangun ekonomi Indonesia dengan konsep ekonomi kerakyatan, juga perlu menciptakan strategi pembangunan dengan lebih
banyak melibatkan rakyat dalam berbagai bidang ekonomi dan perdagangan. Selain dari itu, desentralisasi pembangunan dan otonomi daerah dipandang
sebagai salah satu langkah yang mendesak untuk dilaksanakan.
3
Salah satu model pembangunan ekonomi di era globalisasi adalah maju pesatnya pasar modal di suatu negara. Pasar modal sebagai alternatif pendanaan
bagi pengembangan dunia usaha mempunyai peranan strategis dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, juga berfungsi sebagai salah satu sarana
investasi bagi pemodal yang mempunyai kelebihan dana. Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini berjalan amat pesat, sehingga diharapkan dapat
bersaing secara sehat dan mensejajarkan diri dengan pasar modal lain di dunia.
3
Ibid., hlm. 2-3.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karenanya, peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal secara akomodatif sudah selayaknya mengacu pada prinsip-prinsip peraturan dan praktik
yang berlaku di dunia pasar modal internasional.
4
Pada masa sekarang arus uang dan modal jarang dihubungkan dengan keperluan transaksi perdagangan internasional dan kebutuhan modal untuk
investasi jangka panjang. Tetapi perekonomian konvensional melihat pasar uang dan pasar modal sebagai sarana investasi jangka pendek yang bersifat spekulatif
guna mendapatkan keuntungan gain yang cepat dan besar.
5
Seiring dengan berkembangnya indusri pasar modal di suatu negara, semakin dibutuhkan pula adanya ketersediaan sumber daya manusia dengan
pemahaman sekaligus keahlian yang memadai untuk menopang laju pertumbuhan industri tersebut di masa mendatang. Sebagai suatu industri yang relatif baru
dibandingkan dengan industri jasa keuangan lainnya seperti perbankan dan asuransi, secara kuantitatif, sumber daya manusia di industri portofolio nasional
harus diakui masih sangat terbatas.
6
Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan financial market, di samping pasar uang money market yang sangat penting peranannya
bagi pembangunan nasional pada umumnya, khususnya bagi pengembangan dunia usaha sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan eksternal oleh perusahaan.
Di lain pihak dari sisi pemodal investor, pasar modal sebagai salah satu sarana investasi dapat bermanfaat untuk menyalurkan dananya ke pelbagai sektor
4
Ibid., hlm. 7-8.
5
http:jurnal-ekonomi.org20031220telaah-kritis-pasar-modal-syariah., diakses tanggal 11 Oktober 2010.
6
M. Irsan Nasarudin., dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Kencana, 2008, hlm. vii.
Universitas Sumatera Utara
produktif dalam rangka meningkatkan nilai tambah terhadap dana yang dimilikinya.
Berdasarkan pengalaman di masa lalu, pasar modal ibarat lazimnya suatu pasar selalu akan mengalami pasang surut, yang ditunjukkan dengan tanda-tanda
bullish atau bearish, sehingga karenanya dalam hal berinvestasi tiada suatu investasi tanpa resiko. Pasar modal Indonesia dalam abad ke-20, pernah
mengalami kondisi yang marak booming pada sekitar akhir Juni 1997 di mana Indeks Harga Saham Gabungan IHSG mencuat sampai pada angka 740. Namun
dalam selang beberapa bulan, pada akhir September 1998, setelah krisis multidimensi, krisis moneter-ekonomi berlanjut pada kekacauan sosial yang
bermuara pada krisis politik, IHSG meluncur secara drastis hingga menyentuh level terendah 259. Dan pada tanggal 23 Januari 2004 Bursa Efek Jakarta kembali
mencatat sejarah dengan IHSG tertinggi, yaitu 785,879, hal ini sangat menggembirakan.
Dalam cetak Biru Pasar Modal Indonesia 2000-2004 telah ditentukan strategi pengembangan umum yang berlaku bagi semua pelaku pasar modal, hal
mana terdapat keterkaitan antara prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan E-Governance, yang menyangkut kemajuan teknologi informasi dengan cara
mengakomodasikan perkembangan dengan standar internasional, sehingga pasar modal Indonesia mampu berbicara di persaingan global.
7
Di negara manapun, perkembangan pasar modal tidak terlepas dari tindak kejahatan. Oleh karena itu, sektor hukum pasar modal senantiasa diharapkan
7
Ibid., hal. ix-x.
Universitas Sumatera Utara
berkembang pesat mampu mempersempit peluang tindak kejahatan. Pada dasarnya peraturan perundang-undangan pasar modal securities act mengatur
keterbukaan informasi material, mencegah pemberian informasi yang menyesatkan, serta melarang adanya kejahatan yang bersifat penipuan atau
kecurangan dalam transaksi perdagangan efek. Namum begitu, peraturan tidak dihasilkan demi memenuhi standar kesempurnaan saja, tetapi juga yang lebih
penting adalah penegakan hukum law enforcement yang harus mengandung keadilan justice enforcement dalam rangka menciptakan pasar modal yang
tangguh, modern, efesien, dan teratur.
8
Khusus mengenai pasar modal, dunia internasional di awal abad millenium ini dikejutkan oleh skandal keuangan besar-besaran yang menimpa perusahaan-
perusahaan raksasa Amerika Serikat mulai dari Enron, WorldCom, AOL, Walt Disney, Vivendi Universal, Merck, Global Crossing, Xeroc, Tyco, yang
melibatkan lembaga investment bank seperti CSFB, JP Morgan, dan Merrill Lycnh, dan tentu saja tidak lepas dari peranan kantor akuntan publik yang
sebelumnya mengaudit perusahaan-perusahaan tersebut.
9
Terbongkarnya skandal keuangan tersebut membuat pasar modal Amerika meradang. Harga saham di Wall Street langsung berjatuhan. Indeks Dow Jones
yang sebelum terjadinya skandal berada di atas level 10.000 sempat anjlok ke titik terendah 7.702 selama lima tahun terakhir. Kehancuran harga saham di Wall
Street segera menjalar ke bursa dunia lainnya. Indeks CAC Paris, DAX Frankfurt,
8
Ibid., hal. x
9
http:jurnal-ekonomi.org20031220telaah-kritis-pasar-modal-syariah., diakses tanggal 11 oktober 2010.
Universitas Sumatera Utara
Nikkei Tokyo, termasuk IHSG Jakarta, dan yang lain-lainnya mengalami kemerosotan tajam.
Anjloknya harga saham di Wall Street menyebabkan jutaan orang kehilangan dana pensiun dan tabungannya. Sementara terbongkarnya skandal
tersebut yang berdampak kepada kemerosotan ekonomi AS menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan.
Nampaknya perlu diingat kembali perjalanan pasar modal dunia untuk membuka sikap kritis terhadap salah satu lembaga keuangan Kapitalis tersebut.
Dunia tidak akan pernah melupakan goncangan pasar modal Amerika “Oktober Hitam” pada tahun 1929 yang menyebabkan kolapsnya perekonomian dunia
khususnya Amerika Serikat. Peristiwa yang dikenal sebagai The Great Depression tersebut menyebabkan kemelaratan, kelaparan dan kesengsaraan. Sejak 1929
hingga 1933 pasar modal AS kehilangan 85 nilainya. Kemudian goncangan pasar modal selanjutnya terjadi pada bulan Oktober tahun 1987. Pada saat itu
indeks harga saham di Wall Street turun 22 dalam sehari. Di bulan yang sama pula tepatnya pada minggu terakhir Oktober 1997, harga-harga saham pasar
modal utama dunia turun drastis. Penurunan harga saham tersebut berawal di Hongkong yang merambat ke Jepang, kemudian ke Eropa dan terakhir mampir di
Amerika.
10
Meskipun lembaga yang dibicarakan tersebut bernama pasar modal stock market, tidak berarti segala transaksi yang terjadi di bursa efek merupakan
pertemuan antara orang yang membutuhkan modal dengan para investor yang
10
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ingin menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan yang diminatinya. Pertemuan antara pihak yang memerlukan modal dengan pihak yang memberikan
modal hanya terjadi sekali di pasar perdana yakni pada saat IPO Initial Public Offering. Selanjutnya para investor bebas memilih apakah memegang saham
yang dibelinya sebagai suatu bentuk investasi jangka panjang atau menahannya sebentar untuk kemudian melepaskannya di pasar sekunder ketika ia melihat
pergerakan harga saham menunjukkan adanya margin. Inilah tindakan umum yang secara terus menerus terjadi di pasar modal yakni keinginan untuk meraih
capital gain dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat. Di tengah kemerosotan, skandal dan resiko yang menimpa pasar modal
konvensional tersebut, kini dunia mulai melirik Islam sebagai alternatif. Didahului oleh pendirian bank syariah dan lembaga asuransi syariah di negeri-negeri Islam
termasuk di Barat sendiri, kini upaya untuk menerapkan dan mensosialisaikan pasar modal syariah semakin gencar.
11
Dilihat dari sisi syariah Islam, pasar modal adalah salah satu produk muamalah. Transaksi di dalam pasar modal menurut prinsip syariah tidak dilarang
dibolehkan sepanjang tidak terdapat transaksi yang bertentangan dengan ketentuan yang telah di gariskan oleh syariah Islam. Di antara yang dilarang oleh
syariah Islam dalam melakukan transaksi bisnis adalah transaksi yang mengandung riba sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat al-
Baqarah ayat 275 yang menyatakan bahwa Allah SWT menghalalkan jual beli dan
11
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
mengharamkan riba. Oleh karena itu, semua transaksi di pasar modal yang terdapat di dalamnya unsur riba, maka transaksi itu dilarang.
Syariah Islam juga melarang transaksi yang di dalamnya terdapat spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan, yaitu transaksi yang di dalamnya
dimungkinkan terjadi penipuan, karena itu gharar termasuk dalam pengertian memakan harta orang lain secara batil atau tidak sah. Termasuk dalam pengertian
ini adalah penawaran palsu, karena itu Rasulullah SAW. melarang transaksi yang dilakukan melalui penawaran palsu. Demikian juga transaksi atas barang yang
belum dimiliki short selling atau bai’u maakaisa bimamluk, demikian juga transaksi atas segala sesuatu yang belum jelas. Juga transaksi yang dilarang adalah
transaksi yang didapatkan melalui informasi yang menyesatkan atau memakai informasi orang dalam bentuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Oleh
karena investasi di pasar modal tidak sesuai dengan ketentuan syariah Islam, maka berinvestasi di pasar modal harus dilakukan dengan sangat selektif dan dengan
sangat hati-hati, sehingga tidak masuk dalam investasi yang bertentangan dengan syariah.
12
Menurut Pontjowinoto, ada beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam melaksanakan investasi keuangan, yakni :
13
1. Transaksi dilakukan hendaknya atas harta yang memberikan nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan dilakukan bagi hasil atas hasil usaha.
12
Abdul Manan., Op. cit., hlm. 220-221.
13
Ibid., hlm 221-222
Universitas Sumatera Utara
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan di mana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang atau harta. Sedangkan mamfaat atau keuntungan yang
ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta yang dibeli dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan di salah satu pihak, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Diharamkan praktik insider trading.
4. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola secara hati-hati, sehingga tidak
menimbulkan resiko yang lebih besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko maysir.
5. Transaksi dalam syariah Islam yang mengharapkan hasil, setiap pelaku harus
bersedia menanggung resiko. 6.
Manajemen yang diharapkan adalah manajemen islami yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya
lingkungan hidup.
14
Melihat kriteria investasi yang dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa tidak semua orang atau perusahaan dapat berinvestasi si pasar uang atau
pasar modal syariah. Transaksi investasi baru dapat dilaksanakan kalau kriteria sebagaimana tersebut di atas dapat dipenuhi. Kriteria yang dikemukakan oleh
fatwa Dewan Syariah Nasional DSN untuk melaksanakan investasi syariah
sebagai berikut: 1 perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang halal,
14
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
tidak dibenarkan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi alkohol, jasa keuangan ribawi, judi, perusahaan senjata gelap,
pornografi, dan sebagainya; 2 perusahaan yang mendapatkan dan pembiayaan atau sunber dananya dari utang tidak lebih dari 30 dari rasio modalnya; 3
pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15; 4 perusahaan
yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50.
Pada mulanya fatwa DSN ini disambut dengan penuh ragu oleh perusahaan investasi. Perusahaan yang pertama kali mempraktikkan kriteria DSN
ini adalah Dewan Syariah Jones Islamic Index. Perusahaan ini meyakinkan para investor Islam bahwa beberapa kegiatan perusahaannya telah bebas dari unsur
ribawi atau hal-hal yang bertentangan dengan syariah. Kriteria DSN yang dipraktikkan oleh perusahaan ini tidak luput dari serangan kritik pengamat
ekonomi Islam yang berpendirian bahwa Islam tidak dapat menoleransi bunga jenis apa pun dan dengan alasan apa pun. Meskipun demikian, usaha yang
dilakukan oleh perusahaan ini disambut baik oleh lembaga keuangan Islam, perusahaan non-islami dan individu-individu yang menginginkan kerja sama atau
penanaman investasi yang dikelola secara syariah. Diharapkan, dalam kurun waktu mendatang dapat menghapus semua praktik bisnis yang tidak islami.
15
Di Indonesia, pemikiran untuk mendirikan pasar modal syariah dimulai sejak munculnya instrumen pasar modal yang menggunakan prinsip syariah yang
berbentuk reksa dana syariah. Usaha ini baru bisa terlaksana pada tanggal 14
15
Ibid., hal. 222-223.
Universitas Sumatera Utara
Maret 2003 dengan dibuka secara resmi pasar modal syariah oleh Menteri Keuangan Boediono dan didampingi oleh Ketua Bapepam Herwidayatmo, Wakil
dari Majelis Ulama Indonesia dan Wakil dari Dewan Syariah Nasional serta Direksi SRO, Direksi Perusahaan Efek, pengurus organisasi pelaku dan asosiasi
profesi di pasar Indonesia. Peresmian pasar modal syariah ini menjadi sangat penting sebab Bapepam menetapkan pasar modal syariah dijadikan prioritas kerja
lima tahun ke depan sebagaimana dituangkan dalam Master Plan Pasar Modal Indonesia tahun 2005-2009. Dengan program ini, pengembangan pasar modal
syariah memiliki arah yang jelas dan semakin membaik. Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya keberadaan sebuah pasar
modal yang berbasis Islami : “1 harta yang melimpah jika tidak diinvestasikan pada tempat yang tepat akan menjadi sia-sia. Selama ini harta orang Islam yang
melimpah itu diinvestasikan di negara-negara nonmuslim yang memetik keuntungan bukan orang Islam; 2 fuqaha dan pakar ekonomi Islam telah mampu
membuat surat-surat berharga yang berlandaskan Islam sebagai alternatif bagi surat-surat berharga yang beredar dan tidak sesuai dengan hukum Islam; 3
melindungi para penguasa dan pebisnis muslim dari ulah para spekulan ketika melakukan investasi atau pembiayaan pada surat-surat berharga; dan 4
memberikan tempat bagi lembaga keuangan Islam dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknik perdagangan. Sekaligus melakukan aktivitas yang sesuai dengan
syariah.
16
16
Ibid., hal. 14-15.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, pada tanggal 4 Oktober 2003, Dewan Syariah Nasional DSN telah mengeluarkan Fatwa Nomor : 40DSN-
MUIX2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Fatwa ini dikeluarkan mengingat pasar modal di
Indonesia telah lama berlangsung dan perlu mendapat kajian dan perspektif hukum Islam. Beberapa dasar hukum atas pelaksanaan pasar modal ini harus
dengan QS. An-Nisa ayat 29, Al-Maidah ayat 1, dan Al-Jumuah ayat 10 serta beberapa Hadis Rasulullah SAW.
17
B. Rumusan Masalah