syarat sahnya perjanjian juga akan bergantung kepada inti dari sistem elektronik sebagai wujud bertemunya teknologi informasi, media dan telekomunikasi
mencakup keberadaan content dari informasi itu sendiri, computing sebagai sistem informasinya, communication sebagai sarana pertukaran informasi serta
community sebagai penggunanya, sehingga transaksi elektronik tersebut hanya dapat dikatakan sah bila dapat dipercaya danatau berjalan dengan seharusnya.
80
Dalam UU ITE pada Pasal 1 angka 2, dikatakan bahwa : “ Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya. “
Dengan kemudahan berkomunikasi secara elekronik, maka perdagangan pada saat ini mulai merambat ke dunia elektronik. Transaksi dapat dilakukan
dengan kemudahan teknologi informasi, tanpa adanya halangan jarak. Sebelum
melakukan transaksi
elektronik, maka para pihak menyepakati terlebih dahulu sistem elektronik yang akan digunakan untuk melakukan transaksi
tersebut. Setelah itu, transaksi elektronik baru terjadi jika ada penawaran yang dikirimkan oleh penawar kepada penerima dan ada persetujuan untuk menerima
penawaran tersebut setelah penawaran diterima secara elektronik. Persetujuan dalam suatu transaksi elektronik harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan
secara elektronik.
B. Informasi, Dokumen dan Tanda Tangan Elektronik dalam Suatu
Transaksi Elektronik
80 Edmon Makarim, Pengantar Hukum Telematika Suatu Kompilasi Kajian, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 255.
Universitas Sumatera Utara
1. Informasi Elektronik
Yang dimaksud dengan informasi elektronik dalam suatu transaksi elektronik dapat berupa catatan elektronik, dokumen elektronik, kontrak
elektronik, surat elektronik, atau tanda tangan elektronik, juga meliputi informasi elektronik tertentu yang merupakan rujukan dari suatu informasi elektronik.
Informasi elektronik tersebut memiliki makna tertentu atau menjelaskan isi atau substansi yang dimaksud oleh penggunanya. Dalam bab terdahulu telah
disebutkan bahwa dalam UU ITE diberikan defenisi dari Informasi elektronik
yaitu dalam Pasal 1 angka 1 UU ITE. Dari defenisi tersebut, termuat 3 tiga
makna dari suatu informasi elektronik : 1. Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik
2. Informasi elektronik memiliki wujud diantaranya tulisan, suara, gambar 3. Informasi elektronik memiliki arti dan dapat dipahami.
Jadi, informasi elektronik dalam suatu transaksi elektronik adalah data elektronik yang memiliki wujud dan arti. Informasi elektronik yang tersimpan di
dalam suatu media penyimpanan bersifat tersembunyi. Informasi elektronik dapat dikenali dan dibuktikan keberadaannya dari wujud dan arti dari informasi
elektronik itu sendiri. Misalnya, si A mengaku kepada si B bahwa ia memiliki informasi elektronik yang disimpan dalam harddisk, agar si B dapat mempercayai
bahwa si A memiliki informasi elektronik tersebut maka si A harus mampu menunjukkan keberadaan informasi elektronik tersebut, artinya informasi
elektronik itu harus dapat diakses dan ditampilkan misalnya melalui monitor komputer. Informasi elektronik yang ditampilkan di monitor komputer tersebut
Universitas Sumatera Utara
tentunya memiliki wujud, yaitu berupa tulisan. Dengan demikian si B dapat percaya dengan keberadaan informasi elektronik yang dimaksud oleh si A dengan
melihat wujud dari informasi elektronik yang tampil di monitor komputer. Lalu, si B mencoba untuk mengenali informasi elektronik dengan mencoba memahami
arti dari informasi elektronik yang dimaksudkan oleh si A, si A juga harus menjelaskan arti dari informasi elektronik tersebut kepada si B. Bila si A tidak
dapat menunjukkan informasi elektronik yang dimaksud dan juga tidak mampu menjelaskan artinya maka si B dapat tidak mempercayai informasi elektronik
yang dimaksudkan oleh si A. Penentuan waktu kejadian merupakan salah satu pertimbangan penting
secara hukum. Oleh karena itu, dalam pengaturan teknologi informasi, penentuan masalah waktu pengiriman dan penerimaan harus diatur secara khusus agar dapat
tercipta kepastian yang berkaitan dengan waktu kejadian. Hal ini mengingat bahwa suatu informasi yang dikirimkan belum tentu langsung dibaca, dilihat atau
didengar oleh penerima. Oleh karena itu, suatu informasi elektronik dalam suatu transaksi elektronik dianggap telah dikirim apabila informasi tersebut telah
dikirimkan ke alamat yang benar oleh pengirim ke suatu sistem elektronik yang digunakan oleh penerima dimana pesan berada di luar kendali pengirim setelah
informasi memasuki sistem tersebut. Sementara suatu informasi dianggap telah diterima apabila informasi tersebut telah memasuki sistem elektronik dibawah
kendali atau sistem elektronik yang telah ditunjuk oleh penerima yang dituju. Namun peraturan ini dapat dikesampingkan oleh pengirim atau penerima bila
Universitas Sumatera Utara
mereka telah melakukan perjanjian untuk mempermudah komunikasi mereka.
81
Jika terdapat dua atau lebih sistem informasi yang digunakan dalam pengiriman ataupun penerimaan informasi elektronik dalam suatu transaksi
elektronik, maka waktu pengiriman adalah ketika informasi elektronik memasuki sistem informasi pertama yang berada diluar kendali pengirim dan waktu
penerimaan adalah ketika informasi elektronik memasuki sistem informasi terakhir yang berada di bawah kendali penerima.
82
2. Dokumen Elektronik
Pengaruh globalisasi ekonomi dan informasi yang demikian luas saat ini karena perkembangan perekonomian dan perdagangan baik nasional maupun
internasional yang bergerak cepat mengakibatkan meningkatnya penggunaan dokumen, sehingga mengharuskan dunia usaha memanfaatkan kemajuan
teknologi untuk meningkatkan kemampuannya secara efektif dan efisien khususnya dalam pengelolaan dokumen perusahaan, sebab yang dipandang sering
sekali melakukan suatu transaksi dalam perdagangan adalah perusahaan. Selain itu kewajiban perusahaan untuk menyimpan dokumen yang mereka miliki antara
10 sepuluh sampai dengan 30 tiga puluh tahun, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum masyarakat khususnya di bidang
ekonomi dan perdagangan dewasa ini. Selain ketentuan wajib menyimpan dokumen perusahaan juga wajib memiliki tata cara penyimpanan, pemindahan,
pemusnahan dan penyerahan arsip yang tentu saja menimbulkan beban yang berat bagi perusahaan karena pelaksanaannya memerlukan ruangan yang luas, tenaga,
81 Ahmad M. Ramli,dkk, op cit, hlm. 15. 82 Ibid., hlm. 15.
Universitas Sumatera Utara
waktu, perawatan dan biaya yang besar. Oleh karena itulah pemanfaatan teknologi IT yang berkembang saat ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengalih
mediakan dokumen yang berupa kertas hard copy menjadi dokumen elektronik soft copy sehingga manajemen kearsipan di perusahaan akan menuju ke era
paperless yang tentu saja akan memudahkan pihak perusahaan dalam menata, mengatur dan merawat dokumen yang mereka miliki.
Dalam konsideran UU RI No. 8 tahun 1997 huruf f disebutkan bahwa kemajuan teknologi memungkinkan catatan dan dokumen yang dibuat di atas
kertas dialihkan ke dalam media elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik. Hal ini selanjutnya lebih diperjelas dalam Pasal 15 UU No. 8
Tahun 1997 tersebut dengan menyebutkan : 1
Dokumen perusahaan yang dimuat dalam microfilm atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 1 dan atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti yang sah. 2
Apabila dianggap perlu dalam hal tertentu dan untuk keperluan tertentu dapat dilakukan legalisasi terhadap hasil cetak dokumen perusahaan yang
telah dimuat dalam microfilm atau media lainnya. Dalam pendahuluan juga telah dijelaskan sekilas mengenai pengertian dari
dokumen elektronik. Selain pengertian dokumen elektronik dalam pasal 1 angka 4 UU ITE, dokumen elektronik itu sendiri dapat disebut sebagai sesuatu materi atau
isi yang disimpan dalam struktur yang dikenal, bermedia elektronik, dapat dimengerti yang dimaksud untuk digunakan dalam bentuk elektronik, tanpa
dicetak walaupun pencetakan dimungkinkan untuk dilakukan. Media elektronik
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dipakai untuk menyimpan dan menampilkan dokumen elektronik tersebut yaitu komputer, dapat berupa komputer pribadi dengan sebuah monitor
atau layar komputer, laptop atau komputer portabel, maupun sebuah Personal Digital Assistant. Adapun bentuk-bentuk dokumen elektronik ini dapat berupa
file-file dalam program komputer, seperti tulisan, gambar, spreadsheet, video, suara, mikrofilm, e-mail, kontrak elektronik dan tanda tangan elektronik.
Dalam penerapannya terdapat hal-hal yang mendukung maupun yang kurang mendukung penggunaan dokumen elektronik dalam suatu transaksi
elektronik.
83
Hal-hal yang mendukung penggunaan dokumen elektronik dalam suatu transaksi elektronik, yaitu :
1. adanya online trading dalam kegiatan bursa efek,
2. pengakuan mikrofilm sebagai media penyimpanan seperti yang dinyatakan
dalam Pasal 15 UU No. 8 Tahun 1997, 3.
adanya UU ITE yang mendukung penggunaan dokumen elektronik, 4.
diterbitkannya Keputusan Menteri Komunikasi dan Informasi Nomor : 56KEPM.KOMINFO122003 tentang Panduan Manajemen Sistem
Dokumen Elektronik tanggal 29 Desember 2003 sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003,
5. dengan adanya teknologi yang cukup canggih, dokumen yang sengaja atau
tidak sengaja terhapus dapat dilacak atau dikembalikan,
83 www. mti. ugm. ac. id., Dokumen Elektronik, 15 April 2009.
Universitas Sumatera Utara
6. peranti lunak dokumen elektronik memudahkan kinerja banyak profesi,
misalnya spreadsheet Excel untuk proses akuntansi, visio drawing juga autocad untuk menggambar atau untuk bidang-bidang arsitektur.
Hal-hal yang kurang mendukung penggunaan dokumen elektronik dalam suatu transaksi elektronik, yaitu :
1. dokumen elektronik sangat mudah untuk diduplikasikan sehingga tidak
diketahui lagi data mana yang asli, 2.
dokumen elektronik sebagai alat bukti dikhawatirkan dapat dipalsukan dan nantinya akan timbul masalah tentang keotentikan dari dokumen
elektronik tersebut. 3.
Tanda Tangan Elektronik Mengingat transaksi elektronik sangat mudah disusupi atau diubah oleh
pihak-pihak yang tidak berwenang, maka sistem keamanan dalam bertransaksi menjadi sangat penting untuk menjaga keaslian data tersebut, hal ini dapat dicapai
dengan penggunaan tanda tangan elektronik. Tanda tangan elektronik merupakan salah satu isu spesifik dalam e-
commerce. Tanda tangan elektronik pada prinsipnya berkenaan dengan jaminan integritas untuk “ message integrity “ yang menjamin bahwa si pengirim pesan
sender adalah benar-benar orang yang berhak dan bertanggung jawab untuk itu. Hal ini berbeda dengan tanda tangan biasa yang berfungsi sebagai pengakuan dan
penerimaan atas isi pesandokumen. Tanda tangan elektronik merupakan sebuah item data yang berhubungan
dengan sebuah pengkodean pesan digital yang dimaksudkan untuk memberikan
Universitas Sumatera Utara
kepastian tentang keaslian data dan memastikan bahwa dokumen tidak termodifikasi. Tanda tangan elektronik sebenarnya bukan merupakan tanda tangan
seperti yang dikenal selama ini, melainkan didasarkan dari isi pesandokumen itu sendiri. Sebuah tanda tangan elektronik harus mampu memberi jaminan integritas
dari suatu dokumen elektronik. Adapun jaminan integritas terhadap dokumen elektronik ini dapat dicapai dengan menggunakan teknik kriptografi yaitu suatu
teknik pengamanan serta penjaminan keotentikan data yang terdiri dari dua proses yaitu enkripsi dan deskripsi. Enkripsi adalah suatu proses yang dilakukan untuk
membuat suatu data menjadi tidak dapat terbaca oleh pihak yang tidak berhak karena data-data tersebut telah dikonversikan ke dalam bahasa sandi atau kode-
kode tertentu. Sedangkan, Deskripsi merupakan kebalikan dari enkripsi, yaitu merupakan proses menjadikan suatu data atau informasi yang telah dienkripsi
menjadi dapat terbaca oleh pihak yang berhak.
84
Ada beberapa keuntungan yang ditawarkan dari penggunaan tanda tangan elektronik dengan menggunakan teknik kriptorafi ini, yaitu antara lain :
85
1 Authenticity Ensured
84 www. kholil. staff. uns. ac.id., Isu-isu Hukum dalam E-commerce dan E-contract. 85 Ahmad M. Ramli,dkk, op cit, hlm. 49.
Universitas Sumatera Utara
Dengan menggunakan tanda tangan elektronik maka dapat ditunjukkan dari mana datadokumen elektronik tersebut sesungguhnya berasal. Penerima
pesan dapat mengetahui dan mempunyai kepastian siapa pengirim pesan dan bahwa benar pesan tersebut dikirim oleh si pengirim pesan. Hal ini juga
berhubungan dengan suatu proses verifikasi terhadap identitas seseorang. Integritas pesan terjamin karena adanya digital certificate yang diperoleh
berdasarkan aplikasi yang disampaikan kepada certification authority oleh usersubscriber. Adapun digital certificate ini berisi informasi mengenai
pengguna, antara lain : identitas, kewenangan, kedudukan hukum dan status dari userpengguna. Dengan keberadaan digital certificate ini maka pihak
ketiga yang berhubungan dengan pemegang digital sertificate tersebut dapat merasa yakin bahwa pesan yang diterimanya adalah benar dan berasal dari
pengguna tersebut. 2 Integrity
Penggunaan tanda tangan elektronik dapat menjamin bahwa pesan atau dokumen elektronik yang dikirimkan tersebut tidak mengalami suatu
perubahan atau modifikasi oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Jaminan integrity ini dapat dilihat dari adanya fungsi hash yaitu suatu fungsi yang
memetakan suatu dokumen asli ke suatu dokumen hasil pemetaannya, dalam sistem tanda tangan elektronik dimana penerima pesandokumen dapat
melakukan pembandingan digest-nya.
86
Digest atau yang disebut juga dengan message data merupakan hasil pemetaan fungsi hash dari suatu data atau
86 Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm. 67.
Universitas Sumatera Utara
pesan elektronik.
87
Jika digest-nya sama dan sesuai maka pesan tersebut benar-benar otentik, tidak termodifikasi sejak dikirimkan sehingga terjamin
keasliannya. 3 Non-Repudiation
Pengirim pesan tidak akan dapat menyangkal bahwa ia telah mengirimkan pesan tersebut. Ia juga tidak dapat menyangkal isi pesan tersebut. Hal ini
disebabkan tanda tangan elektronik menggunakan enskripsi asimetris yang melibatkan kunci privat dan kunci publik. Suatu pesan yang telah di enskripsi
dengan menggunakan kunci privat hanya dapat dibuka atau di deskripsi dengan kunci publik milik si pengirim.
4 Confidentiality Dengan mekanisme tanda tangan elektronik yang sedemikian rupa maka akan
dapat terjamin kerahasiaan dari suatu pesan yang dikirimkan. Hal ini dimungkinkan karena tidak semua orang dapat mengetahui isi
pesandatadokumen elektronik yang telah di-sign dan dimasukkan dalam amplop digital digital envelope yang berfungsi menjamin kerahasiaan
pesan.
87 Ibid., hlm 68.
Universitas Sumatera Utara
Pada prinsipnya suatu tanda tangan elektronik dalam transaksi elektronik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
88
1. otentik;
2. aman;
3. interoperabilitas dari perangkat lunak, maupun jaringan dari penyedia jasa;
4. konfidensialitas;
5. hanya sah untuk dokumen tersebut saja atau kopinya yang sama persis;
6. dapat diperiksa dengan mudah;
7. divisibilitas, berkaitan dengan spesifikasi praktis transaksi baik untuk volume besar maupun transaksi skala kecil.
Tanda tangan elektronik menggunakan gabungan dua teknik kriptografi, yaitu hash dan kriptografi asimetris. Kriptografi asimetris disebut juga kriptografi
kunci publik yaitu suatu fungsi yang melakukan enkripsi dan deskripsi dengan menggunakan dua buah kunci yaitu kunci publik dan kunci privat. Disebut
asimetris karena ia memiliki sifat jika suatu dokumen dienkripsi menggunakan kunci publik, dokumen hasil enkripsinya hanya dapat dideskripsi menggunakan
kunci privat, begitu juga sebaliknya. Kunci privat biasanya disimpan dan dirahasiakan oleh pengirim, sedangkan kunci publik disebarluaskan kepada calon-
calon penerima.
89
88 Ahmad M. Ramli,dkk, op cit, hlm. 51. 89 Budi Agus Riswandi, op cit, hlm. 69.
Universitas Sumatera Utara
Dokumen yang akan ditandatangani terlebih dahulu dibuat digest-nya, setelah itu digest tersebut dienkripsi dengan teknik kriptografi asimetris menggunakan kunci
privat, hasilnya adalah tanda tangan elektronik. Dokumen asli dan tanda tangan elektronik tersebut kemudian dikirim secara bersamaan. Dokumen dan tanda
tangan elektronik yang diterima tersebut kemudian diverifikasi. Tanda tangan elektronik yang diterima tersebut mula-mula dideskripsi menggunakan kunci
publik yang dimiliki oleh si penerima. Hasil dari deskripsi tersebut adalah digest disebut D1 digest yang diperoleh dari tanda tangan elektronik . Langkah
selanjutnya adalah membuat digest dari dokumen yang diterima hasilnya disebut D2 digest yang diperoleh dari dokumen . Langkah terakhir adalah
membandingkan keduanya, yaitu, D1 dan D2 yang kesemuanya ini harus sama. Maksud dari keduanya sama mengandung dua pengertian. Pertama, dokumen
yang diterima terbukti otentik. Jika tanda tangan elektronik yang diterima dapat dideskripsi dengan kunci publik pengirim telah disebarluaskan kepada penerima
, pasti sebelumnya telah dienkripsi menggunakan kunci privat pengirim dan kunci privat tersebut hanya dimiliki oleh si pengirim. Kedua, dokumen yang
diterima terbukti isinya tidak diubah di tengah jalan pada waktu dikirim. Jika
Universitas Sumatera Utara
dokumen tersebut diubah ditengah jalan, D1 dan D2 tidak akan sama.
90
Tanda tangan elektronik ini terbatas masa berlakunya, di Amerika Serikat misalnya, kebanyakan penyelenggara Certification Authority CA memberi
batas waktu 1 satu tahun untuk masa berlakunya suatu tanda tangan elektronik. Dengan demikian dokumen yang dibubuhi tanda tangan elektronik yang telah
habis masa berlakunya tidak dapat diterima. Pembatasan masa berlaku tanda tangan elektronik dilakukan dengan time-stamp atau stempel waktu digital. Oleh
karena itu, setiap kontrak elektronik harus didaftarkan untuk dibubuhi dengan stempel waktu digital pada saat ditandatangani. Dengan pembubuhan stempel
waktu digital, maka tanda tangan elektronik ini dapat berlaku sampai berakhirnya masa berlaku tanda tangan elektronik tersebut. Apabila masing-masing pihak
memegang salinan dari stempel waktu digital tersebut, maka masing-masing pihak dapat membuktikan bahwa kontrak tersebut ditandatangani dengan kunci yang
sah. Pada prakteknya, stempel waktu digital ini dapat menjadi bukti keabsahan kontrak elektronik meskipun salah satu kunci dari penanda tangan mengalami
perubahan setelah penandatanganan kontrak elektronik tersebut. Setiap kontrak
90 Ibid., hlm. 70.
Universitas Sumatera Utara
yang ditandatangani secara elektronik dapat dibubuhi stempel waktu digital, untuk menjamin bahwa tanda tangan elektronik yang dibubuhkan di kontrak tersebut
dapat diverifikasi setelah kunci masing-masing penanda tangan habis masa berlakunya.
C. Prinsip-prinsip Hukum Kontrak Elektronik