Pengakuan Macam-Macam Alat Bukti

persangkaan bahwa angsuran-angsuran yang lebih dahulu telah dibayar lunas, kecuali dibuktikan sebaliknya Pasal 1394 KUHPerdata .

d. Pengakuan

Pengakuan sebagai alat bukti diatur dalam Pasal 311 RBg174 HIR, Pasal 312 RBg175 HIR, Pasal 313 RBg176 HIR serta Pasal 1923 sampai dengan Pasal 1928 KUHPerdata. Ada beberapa pendapat mengenai defenisi pengakuan : 1 Menurut A. Pitlo, “ pengakuan adalah keterangan sepihak dari salah satu pihak dalam suatu perkara, dimana ia mengakui apa yang dikemukakan oleh pihak lawan atau sebagian dari apa yang dikemukakan pihak lawan. “ 60 2 Menurut S. M. Amin, “ pengakuan adalah suatu pernyataan tegas oleh seorang di muka sidang pengadilan, yang membenarkan seluruh dakwaan dalil lawan, atau hanya satu atau lebih daripada satu hak-hak atau hubungan yang didakwakan didalilkan , atau hanya salah satu atau lebih daripada satu hal-hal yang didakwakan didalilkan . “ 61 3 Menurut Sudikno Mertokusumo, “ pengakuan di muka hakim di persidangan merupakan keterangan sepihak baik tertulis maupun lisan yang tegas dan dinyatakan oleh salah satu pihak dalam perkara di persidangan yang membenarkan baik seluruhnya atau sebagian dari suatu peristiwa, hak atau hubungan hukum yang diajukan oleh lawannya yang mengakibatkan pemeriksaan lebih lanjut oleh hakim tidak perlu lagi. “ 62 Jadi, pengakuan adalah suatu keterangan yang diberikan oleh salah satu pihak dalam perkara, baik secara lisan atau tertulis yang bersifat membenarkan peristiwa, hak atau hubungan hukum yang dikemukakan atau didalilkan oleh 60 A. Pitlo, op cit, hlm 150. 61 Hari Sasangka, op cit, hlm. 102. 62 Ibid., hlm. 102. Universitas Sumatera Utara pihak lain. Dengan demikian, pengakuan merupakan suatu pembenaran terhadap peristiwa, hak atau hubungan hukum yang didalilkan oleh lawan baik sebagian atau seluruhnya. Pengakuan dapat terjadi di dalam dan di luar sidang pengadilan. Pengakuan yang terjadi di dalam sidang pengadilan Pasal 311 RBg174 HIR, Pasal 1925, Pasal 1926 KUHPerdata , pengakuan yang dilakukan salah satu pihak di depan hakim dalam persidangan, pengakuan ini tidak dapat ditarik kembali, kecuali terbukti bahwa pengakuan tersebut adalah akibat dari suatu kekeliruan mengenai hal-hal yang terjadi. Sedangkan, pengakuan yang terjadi di luar persidangan Pasal 312 RBg175 HIR, Pasal 1927 dan 1928 KUHPerdata , merupakan keterangan yang diberikan oleh salah satu pihak dalam suatu perkara perdata di luar persidangan untuk membenarkan pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh pihak lawan. Pengakuan di luar persidangan dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Pengakuan dibeda-bedakan sebagai berikut : 1. Pengakuan murni adalah pengakuan yang sifatnya sederhana dan sesuai sepenuhnya dengan tuntutan pihak lawan. Pengakuan tersebut mutlak, tidak ada syarat apapun. Dengan demikian pengakuan tersebut harus dinyatakan terbukti oleh hukum. Misalnya, penggugat menyatakan bahwa tergugat meminjam uang sebesar Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah , tergugat mengakui bahwa ia memang meminjam uang kepada penggugat sebesar Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah . Universitas Sumatera Utara 2. Pengakuan dengan kualifikasi adalah pengakuan yang disertai dengan sangkalan terhadap sebagian tuntutan si penggugat. Dengan kata lain, pengakuan ini adalah jawaban tergugat yang memuat sebagian berupa pengakuan dan sebagian lagi berupa sangkalan atau bantahan. Misalnya, penggugat menyatakan tergugat telah meminjam uang kepadanya sebesar Rp. 2.000.000,00 dua juta rupiah , tergugat mengakui memang telah meminjam uang kepada penggugat, tetapi bukan Rp. 2.000.000,00 dua juta rupiah melainkan Rp. 1.000.000,00 satu juta rupiah . 3. Pengakuan dengan klausula adalah pengakuan yang disertai dengan keterangan tambahan yang bersifat membebaskan. Keterangan tambahan atau klausula semacam itu dapat berupa pembayaran, pembebasan atau kompensasi. Pengakuan ini sebenarnya adalah jawaban tergugat tentang hal pokok yang diajukan oleh penggugat, tetapi disertai dengan penjelasan tambahan yang menjadi dasar penolakan gugatan. Misalnya, penggugat menyatakan tergugat telah meminjam uang kepadanya sebesar Rp. 3.000.000,00 tiga juta rupiah , tergugat mengakui memang meminjam uang kepada penggugat sebesar Rp. 3.000.000,00 tiga juta rupiah , tetapi hutang tersebut sudah dibayar lunas. Alat bukti pengakuan harus diterima seluruhnya, hakim tidak bebas untuk menerima sebagian saja dan menolak sebagian lainnya, sehingga merugikan orang yang mengakui hal itu. Artinya pengakuan tidak boleh dipecah-pecah. Pasal 313 RBg176 HIR, Pasal 1924 KUHPerdata . Universitas Sumatera Utara

e. Sumpah