Subekti, R., Hukum Pembuktian, Cet XV, Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 2007 Sutiantio, Retnowulan, Ny., dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara
Perdata dalam Teori dan Praktek, Bandung : Alumni, 1983 Syahrani, H. Riduan, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, Cet III, Bandung
: PT. Citra Aditya Bakti, 2004 Wicaksono, Frans Satriyo, Panduan Lengkap Membuat Surat-surat Kontrak,
Jakarta : Visimedia, 2008
B. Peraturan Perundang-undangan :
Hukum Acara Perdata RBgHIR Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
C. Karya Ilmiah, Situs Internet :
Ketaren, Marianne Magda, Keabsahan Tanda Tangan Secara Elektronik Dalam Proses Pendirian Perseroan Terbatas Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007, Tesis, Program Studi Megister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008
Rehulina, Kontrak Dagang Elektronik Sebagai Kontrak Innominaat Dalam Perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Tesis, Program Studi
Megister Ilmu Hukum, Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008
Universitas Sumatera Utara
Christianto, Hwian, www. GagasanHukum. WordPress. com, Alat Bukti Dokumen Elektronik dalam Perkara Perdata, 20 Desember 2008
Hariningsih, Sri, www. Legalitas. org, Keabsahan Transaksi Elektronik dan Aspek Hukum Pembuktian Terhadap Data Elektronik di Indonesia, 16 Maret
2009 Hassanah, Hetty, www. google. com, Tinjauan Hukum Mengenai Perbuatan
Melawan Hukum Dalam Transaksi Jual Beli Melalui Internet E- Commerce Dihubungkan dengan Buku III KUHPerdata, 22 April 2009
Karsayuda, M. Rifqinizamy, www. google. com, Otentifikasi Alat Bukti Elektronik, 20 Desember 2008
Mudiardjo, Rapin, www. bebas. vlsm. org, Data Elektronik sebagai Alat Bukti Masih Dipertanyakan, 21 Desember 2008
Oktavian, Sandy, www. google. com, Beberapa Catatan Tentang Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, 15 Januari 2009
Raharjo, Ignasius Sumarsono, www. adln. lib. unair. ac. id, Informasi Elektronik pada E-Commerce dalam Hukum Pembuktian Perdata, 15 April 2009
Salam, Abdul, www. staff. blog. ui. edu, Alat Bukti Elektronik di Indonesia, 16 Maret 2009
Singara, Julius Indra Dwipayono, www. google. com, Pengakuan Tanda Tangan Elektronik dalam Hukum Pembuktian Indonesia, 20 Desember 2008
Tandiabang, Ronald Makaleo, Tomy Handaka Patria, Anang Barnea, www. google. com, Otentikasi Dokumen Elektronik Menggunakan Tanda
Tangan Digital, 8 April 2009 Wibowo, Arrianto Mukti, www. geocities. com, Kerangka Hukum Digital
Universitas Sumatera Utara
Signature dalam E-Commerce, 18 April 2009 www. google. com, Alat Bukti Baru dalam Proses Peradilan, 20 Desember 2008
www. hukumonline.com., Alat Bukti Elektronik Kian Mendapat Tempat, 20 Desember 2008
www. google. com, Esensi Keberadaan Lembaga Notariat dengan Berlakunya UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, 20
Desember 2008 www. advokat-rgsmitra. com, Sertifikat Elektronik sebagai Alat Bukti Surat, 20
Desember 2008 www. google. com, UU ITE Jadi Payung Hukum Print Out sebagai Alat Bukti, 20
Desember 2008 www. google. com, Penggunaan Bukti Elektronik dalam Pembuktian Perkara
Kejahatan Dunia Maya, 15 Januari 2009 www. click-gtg.blogspot. com, Digital Signature dalam Pembuktian Perkara
Perdata, 16 Maret 2009 www. theceli. com, Tanggapan atas UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik, 25 Maret 2009 www. boim81gasboy. Multiply. comjournalitem9, 25 Maret 2009
www. ariflawyer. Multiply. comjournalitem4, Analisis UU ITE, 8 April 2009
www. lentera. us, Catatan Tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik, 8 April 2009
www. kholil. staff. uns. ac. id, Isu-isu Hukum dalam E-Commerce dan E-
Universitas Sumatera Utara
Contract, 8 April 2009 www. santoslolowang. com, Terjemahan UNCITRAL Model Law On E-
Commerce, 8 April 2009 www. mti. ugm. ac. id, Dokumen Elektronik, 15 April 2009
www. ptun-mataram. go. id, Kekuatan E-mail dalam Proses Persidangan Perdata, 15 April 2009
www. tokoscanner. comnews3, Legalitas Dokumen Elektronik, 15 April 2009 www. aptel. depkominfo. go. id, Naskah Akademik RUU Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik Departemen Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 22 April 2009
Yusuf, Candra, www. library. usu. ac. id, Keabsahan Tanda Tangan Elektronik di dalam Transaksi Elektronik E-Commerce Ditinjau dari Aspek Hukum
Perdata, 25 Maret 2009
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN TENTANG TRANSAKSI ELEKTRONIK BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
Seperti telah disebutkan dalam pendahuluan bahwa salah satu perubahan yang sangat besar dari berkembangnya teknologi informasi yaitu dalam bidang
ekonomi. Perkembangan teknologi informasi secara signifikan telah mengubah sistem ekonomi konvensional menjadi sistem ekonomi digital. Sistem digital ini
memungkinkan dunia usaha melakukan suatu transaksi dengan menggunakan media elektronik yang lebih menawarkan kemudahan, kecepatan dan efisiensi.
Transaksi-transaksi yang dilakukan melalui media elektronik ini dikenal dengan transaksi elektronik.
Media elektronik yang di bicarakan dalam penulisan ini difokuskan dalam hal penggunaan media internet, mengingat penggunaan internet yang saat ini
paling populer digunakan oleh masyarakat. Penggunaan internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena keunggulan yang dimiliki oleh jaringan
internet itu sendiri yaitu biaya yang murah, pemakaian yang lebih efektif dan efisien dengan akses yang mudah dan cepat, menggunakan data elektronik sebagai
media penyampaian pesandata sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas, baik dalam bentuk data
elektronik analog maupun digital. Jika berbicara mengenai transaksi, maka sebenarnya membicarakan
tentang hubungan hukum yang disepakati oleh para pihak Pasal 1338 jo Pasal
85
Universitas Sumatera Utara
1320 KUHPerdata . Mengenai keabsahan suatu transaksi maka akan selalu dikaitkan pada ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan syarat sahnya
perjanjian ada 4 empat , yakni : 1.
sepakat mereka yang mengikatkan dirinya ; 2.
kecakapan untuk membuat suatu perikatan ; 3.
suatu hal tertentu ; 4.
suatu sebab yang halal. Suatu perjanjian atau transaksi dapat dikatakan sah bila telah memenuhi keempat
syarat ini. Pasal 1320 KUHPerdata tidak mensyaratkan bentuk dan jenis media yang digunakan dalam bertransaksi. Oleh karena itu, pada dasarnya transaksi
dapat dilakukan secara langsung maupun secara elektronik.
77
KUHPerdata juga ada menganut asas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Pasal 1338 KUHPerdata, dimana para pihak bebas menentukan dan
membuat suatu perikatan atau perjanjian dalam suatu transaksi yang dilakukan dengan itikad baik. Jadi, apapun bentuk dan media dari kesepakatan tersebut,
kesepakatan tersebut tetap berlaku dan mengikat para pihak karena perikatan tersebut merupakan undang-undang bagi pihak-pihak yang membuatnya.
78
Oleh karena itu, keberadaan ketentuan-ketentuan hukum mengenai perikatan terhadap transaksi elektronik sebenarnya tetap valid karena ketentuan-
ketentuan ini mencakup semua media yang digunakan untuk melakukan transaksi tersebut, baik dengan media kertas maupun dengan media sistem elektronik.
Namun, sampai sekarang ini dalam praktek masyarakat sering salah paham bahwa
77 Sri Hariningsih, www. legalitas. org., Keabsahan Transaksi Elektronik dan Aspek Hukum Pembuktian Terhadap Data Elektronik di Indonesia, 16 Maret 2009.
78 Ibid.
Universitas Sumatera Utara
yang namanya transaksi harus dilakukan secara “ hitam di atas putih “ atau di atas kertas, dan harus bermaterai, padahal hal tersebut sebenarnya dimaksudkan agar ia
lebih mempunyai nilai kekuatan pembuktian. Pada dasarnya, suatu permasalahan dapat timbul dari suatu transaksi
apabila ada dari salah satu pihak yang ingkar janji. Penyelesaian permasalahan tersebut pada akhirnya selalu dikaitkan dengan apa yang menjadi bukti dari
transaksi tersebut. Permasalahan yang lebih rumit dapat timbul dalam transaksi yang menggunakan sarana elektronik, hal ini karena penggunaan dokumen atau
data elektronik sebagai akibat transaksi melalui media elektronik belum secara khusus diatur dalam hukum acara yang berlaku, baik dalam hukum acara perdata
maupun dalam hukum acara pidana. Namun dengan dibentuknya UU ITE maka penggunaan dokumen atau data elektronik sebagai bukti dari suatu transaksi
elektronik telah diterima secara sah dalam hukum Indonesia. Seperti dikatakan dalam Pasal 5 ayat 1 UU ITE :
“ Informasi elektronik danatau Dokumen Elektronik danatau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. “
Hal ini dipertegas lagi dengan ketentuan pada Pasal 5 ayat 2 UU ITE bahwa : “ Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik danatau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia. “
Dan sebenarnya, sebelum dibentuknya UU ITE mengenai penggunaan dokumen atau data elektronik sebagai bukti dari suatu transaksi elektronik telah diatur
secara tegas dalam Pasal 15 ayat 1 UU No. 8 Tahun 1997 yang menyatakan bahwa dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media
Universitas Sumatera Utara
lainnya maupun hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah. Dan selanjutnya bila diperhatikan ketentuan dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1997
mengenai pengertian dokumen dan dikaitkan juga dengan ketentuan Pasal 12 ayat 1 dan 2 UU No. 8 Tahun 1997 mengenai pengalihan bentuk dokumen
perusahaan jo Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya suatu perjanjian, maka transaksi melalui media elektronik adalah sah menurut hukum.
Lingkup keperdataan khususnya dalam aspek perikatan akan merujuk kepada semua jenis dan mekanisme dalam melakukan hubungan hukum secara
elektronik mencakup jual beli, lisensi, asuransi. Lelang dan perikatan-perikatan lainnya yang berkembang sesuai dengan perkembangan mekanisme perdagangan
di masyarakat. Transaksi elektronik ini pada prakteknya dalam masyarakat sering digunakan dalam aspek perdagangan yang dikenal dengan istilah transaksi e-
commerce yang banyak menghasilkan kontrak-kontrak elektronik. Maka transaksi elektronik yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah transaksi elektronik
yang terjadi dalam e-commerce. E-commerce pada dasarnya merupakan suatu kontrak transaksi perdagangan antara penjual dan pembeli dengan menggunakan
media internet. Jadi, proses pemesanan barang, pembayaran transaksi hingga pengiriman barang dikomunikasikan melalui internet, dan pusat e-commerce yang
tidak diragukan lagi adalah adanya kontrak. Oleh karena itu, dalam bab ini akan diuraikan mengenai transaksi
elektronik yang merupakan suatu kesepakatan elektronik dimana kesepakatan tersebut melahirkan bukti elektronik dalam pelaksanaannya dan dihubungkan
dengan hukum kontrak elektronik.
Universitas Sumatera Utara
A. Pengertian Transaksi Elektronik