undang ini sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan, dengan demikian, nilai kekuatan pembuktian dari persangkaan undang-undang yang tidak
dapat dibantah bersifat sempurna, mengikat dan menentukan, hal ini diatur dalam Pasal 1921 KUHPerdata.
Sedangkan persangkaan hakim sebagai alat bukti memiliki kekuatan pembuktian bebas. Dalam hal ini kekuatan pembuktian apa yang akan diberikan
kepada persangkaan hakim tertentu, apakah sebagai alat bukti yang sempurna atau alat bukti permulaan atau sama sekali tidak memiliki kekuatan sama sekali,
diserahkan sepenuhnya kepada penilaian hakim. Pasal 1922 KUHPerdata telah menegaskan hal tersebut, yang menyerahkan nilai persangkaan kepada
pertimbangan hakim. Karena nilai kekuatan pembuktiannya bebas, berarti satu persangkaan saja tidak mencukupi batas minimal pembuktian, paling tidak harus
ada dua persangkaan agar terpenuhi batas minimal pembuktian atau paling tidak, satu persangkaan ditambah dengan satu alat bukti lain.
d. Pengakuan
Pengakuan dibagi atas 2 dua macam, yaitu pengakuan yang dilakukan di depan sidang pengadilan dan pengakuan yang dilakukan di luar sidang
pengadilan. Menurut ketentuan Pasal 311 RBg174 HIR dan Pasal 1925 KUHPerdata,
bahwa pengakuan yang diucapkan di hadapan hakim di dalam persidangan menjadi bukti yang cukup untuk memberatkan orang yang mengaku tersebut, baik
pengakuan tersebut diucapkan sendiri maupun diucapkan oleh seseorang yang istimewa dikuasakan untuk melakukannya. Dengan demikian, pengakuan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di depan sidang mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat. Hal ini berarti, hakim harus menganggap bahwa dalil-dalil yang telah
diakui tersebut adalah benar, meskipun sesungguhnya belum tentu benar, akan tetapi karena adanya pengakuan tersebut gugatan yang didasarkan atas dalil-dalil
itu harus dikabulkan. Pengakuan di depan sidang tidak dapat ditarik kembali, kecuali bila pengakuan tersebut merupakan suatu kekhilafan mengenai hal-hal
yang terjadi. Dalam Pasal 312 RBg175 HIR, Pasal 1927 dan Pasal 1928 KUHPerdata
diatur mengenai pengakuan yang dilakukan di luar sidang, bahwa penilaiannya diserahkan kepada pertimbangan hakim, akan menentukan kekuatan mana yang
akan diberikannya kepada suatu pengakuan dengan lisan yang diperbuat di luar hukum. Dengan kata lain pengakuan di luar sidang merupakan bukti bebas.
Pengakuan di luar sidang dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan. Bila pengakuan di luar sidang pengadilan dilakukan secara tertulis, tulisan yang
memuat pengakuan tersebut dapat digolongkan sebagai bukti tulisan bukan akta, yang juga memiliki kekuatan bebas. Bagi pengakuan di luar sidang yang
dilakukan secara lisan, bila dikehendaki agar dianggap pengakuan tersebut ada maka harus dibuktikan lebih lanjut dengan saksi atau alat-alat bukti lainnya.
Pengakuan di luar sidang pengadilan dapat ditarik kembali.
e. Sumpah
Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa ada 3 tiga jenis sumpah, yaitu sumpah pemutus, sumpah penambah dan sumpah penaksir. Tiap-tiap jenis
sumpah ini juga memiliki kekuatan pembuktiannya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Makna sumpah pemutus memiliki daya kekuatan memutuskan perkara atau mengakhiri perselisihan. Jadi, sumpah pemutus memiliki sifat dan daya litis
decisoir
76
dan undang-undang melekatkan kekuatan pembuktian sempurna, mengikat dan menentukan kepada sumpah pemutus tersebut. Sedemikian rupa
daya kekuatan pembuktian memaksa yang dimilikinya, sehingga Pasal 1936 KUHPerdata melarang mengajukan bukti lawan terhadapnya.
Berbeda dengan sumpah pemutus, sumpah penambah dan sumpah penaksir mempunyai nilai kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat saja,
sehingga terhadapnya dapat diajukan bukti lawan. Pihak lawan dapat membuktikan bahwa sumpah tersebut palsu.
f. Pemeriksaan setempat