Mustikasari, 2006 dalam Murwani 2009, menyatakan bahwa komunikasi menjadi penting karena dapat menjadi sarana membina yang baik antara pasien dengan tenaga
kesehatan, dapat melihat perubahan perilaku pasien, sebagai kunci keberhasilan tindakan, sebagai tolak ukur kepuasan pasien dan keluhan tindakan serta rehabilitasi.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatannya difokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan
komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien Murwani, 2009.
2.2.2. Fungsi Komunikasi Terapeutik
Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan pasien, petugas kesehatan dan pasien adalah suatu hubungan terapeutik dimana hubungan yang
mempunyai tujuan yaitu kesembuhan pasien. Maka dari itu komunikasi terapeutik mempunyai fungsi yaitu:
1. Mendorong kerja sama antara petugas kesehatan dengan pasien.
2. Menganjurkan kerja sama antara petugas kesehatan dengan pasien.
3. Mengatasi persoalan.
4. Mencegah adanya tindakan negatif terhadap pertahanan diri pasien.
2.2.3. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk menciptakan hubungan yang baik antara perawat dengan klien guna mendorong klien agar mampu meredakan segala
ketegangan emosinya dan memahami dirinya serta mendukung tindakan konstruktif terhadap kesehatannya dalam rangka mencapai kesembuhannya Dalami, 2009.
Didalam upaya perawatan dan penyembuhan, hubungan erat antara perawat dan klien diperlukan agar tindakan yang dilakukan terhadap klien didasarkan atas
kesepakatan bersama. Oleh karena itu, hubungan batin antara perawat dan klien perlu dikembangkan dengan baik. Pada hakekatnya komunikasi terapeutik mengutamakan
hubungan batin. Upaya yang dilakukan oleh perawat sebaiknya tidak hanya diakhiri oleh
penyembuhan saja, akan tetapi diikuti rasa kepercayaan diantara kedua belah pihak atas tindakan pelayanan yang dilakukan. Oleh karena itu emosi perlu terkendali dan
pemahaman atas masalah yang dihadapi dan upaya pemecahannya perlu dijaga. Seorang perawat dapat menciptakan hubungan komunikasi yang baik dengan
pasien bila memiliki kredibilitas, seperti pengetahuanpenguasaan, semangat kerja, kesopanan atau kebaikan perawat, ketulusan, ketrampilan dan cepat tanggap. Selain
itu perawat sebaiknya melibatkan pasien dalam proses pengobatan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien yang berobat ke tempat pelayanan kesehatan. Perawat
yang memiliki pengetahuan luas akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan pasien. Sifat tulus dan semangat perawat dalam menghayati pasien juga dapat
meringankan beban dan menimbulkan semangat hidup pasien. Komunikasi dapat menciptakan kepuasan diri pasien, karena melalui proses komunikasi perawat dapat
mengetahui keluhan dan keinginan pasien Murwani, 2009.
2.2.4. Hal-hal yang Harus diperhatikan Perawat dalam Komunikasi Terapeutik.