2.2.4. Hal-hal yang Harus diperhatikan Perawat dalam Komunikasi Terapeutik.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat dalam melakukan
komunikasi terapeutik, antara lain sikap perawat dalam komunikasi, pesan isi informasi dan teknik komunikasi Murwani, 2009.
1 Sikap perawat dalam komunikasi
Sikap menghadirkan diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang terapeutik yaitu:
a. Berhadapan, arti posisi ini adalah “saya siap untuk Anda”.
b. Mempertahankan kontak mata, kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah klien, posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengarkan sesuatu. d.
Mempertahankan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan berkomunikasi.
e. Tetap relaks, tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan
dan relaksasi dalam memberikan respons pada klien. f.
Berjabat tangan, menunjukkan perhatian dan memberikan kenyamanan pada pasien serta penghargaan atas keberadaannya.
2 Pesan isi informasi
Didalam komunikasi terapeutik pesan yang disampaikan dapat berupa: nasehat, bimbingan, dorongan, informasi perawatan, petunjuk dan sebagainya.
Pesan dapat disampaikan dalam bentuk lisan atau nonverbal bahasa tubuh yang mengikuti bentuk tulisan. Komunikasi tatap muka lebih efektif didalam
komunikasi terapeutik bila dibandingkan dengan menggunakan media. Pesan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jelas dan ringkas
Komunikasi berlangsung efektif, sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan, makin kecil kemungkinan
terjadi kerancuan. Kejelasan dapat dicapai dengan bicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat
penjelasan lebih mudah dipahami. Ulangi bagian yang penting dari pesan yang disampaikan.
b. Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien. Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan
kata dan ucapan. Banyak istilah teknis yang digunakan oleh perawat, klien menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau
mempelajari informasi penting. Ucapkan istilah pesan yang dimengerti oleh klien.
c. Arti denotatif dan konotatif
Dalam berkomunikasi dengan klien dan keluarganya, perawat harus mampu memilih kata-kata yang tidak banyak disalah tafsirkan,
terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien. Arti denotatif memberikan pengertian yang sama
terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
d. Intonasi
Suara perawat mampu mempengaruhi arti pesan. Nada suara pembicaraan mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang
dikirimkan karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya
ketika sedang berinteraksi dengan klien karena maksud untuk menyampaikan rasa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalang
oleh intonasi nada suara perawat. e.
Kecepatan berbicara Keberhasilan komunikasi dipengaruhi oleh kecepatan bicara dan
tempo bicara yang tepat. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan
bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Perawat sebaiknya tidak berbicara dengan cepat sehingga kata-kata
tidak jelas. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal
tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan
memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya, menyimak isyarat nonverbal dari pendengar yang mungkin
menunjukkan ketidakmengertian. Perawat juga bisa menanyakan kepada klien apakah ia berbicara terlalu lambat atau cepat dan perlu
untuk diulang. 3
Teknik komunikasi terapeutik Komunikasi terapeutik dapat berjalan apabila seorang perawat mampu
melakukan komunikasi dengan baik dan benar. Beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh perawat supaya komunikasi berjalan dengan lancar, yaitu:
a. Mendengarkan
Perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan klien. Sikap yang harus dilakukan: pandang klien saat
bicara, tidak menyilangkan kakitangan, hindari gerakan yang tidak perlu, anggukkan kepala, condongkan tubuh.
b. Menunjukkan penerimaan
Bersedia untuk mendengarkan orang lain. Sikap yang ditunjukkan: mendengarkan tanpa memutus pembicaraan, memberikan umpan
balik, menghindari perdebatan, ekspresi keraguan.
c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Menanyakan sesuatu kepada klien yang berhubungan dengan topik yang dibicarakan antara perawat dan klien. Tujuan adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks budaya klien.
d. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri
Memberikan umpan balik untuk mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dapat dilanjutkkan.
e. Klarifikasi
Perawat berusaha menjelaskan dalam kata-kata atau ide yang tidak jelas dikatakan klien.
f. Memfokuskan
Tujuan adalah membatasi bahan pembicaraan agar percakapan lebih spesifik dan dimengerti. Usahakan tidak memutus pembicaraan ketika
klien menyampaikan masalah penting. g.
Menyatakan hasil observasi Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat non verbal
klien. Membuat klien berkomunikasi lebih jelas. h.
Menawarkan informasi Tujuan adalah memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan.
Perawat memberikan tambahan informasi. Perawat tidak dibenarkan memberikan nasehat kepada klien saat memberikan informasi.
i. Diam
Memberi kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi pikirannya. Hal ini memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu.
Klien dapat berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisasi pikiran dan memproses informasi. Bermanfaat saat klien harus
mengambil keputusan. j.
Meringkas Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat.
Tujuannya adalah membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pembicaraan berikutnya.
k. Memberikan penghargaan
Penghargaan jangan sampai menjadi beban untuk klien sehingga ingin dipuji. Contoh: ”Terima kasih sudah mau bekerjasama dengan
perawat”. l.
Memberi kesempatan klien untuk memulai pembicaraan Memberi kesempatan klien untuk memilih topik pembicaraan. Perawat
dapat menstimuli untuk membuka pembicaraan. m.
Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Memberi kesempatan klien untuk mengarahkan hampir seluruh
pembicaraan. Perawat lebih berusaha menafsirkan daripada mengarahkan pembicaraan.
2.2.5. Prinsip-Prinsip Komunikasi Terapeutik