c. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan
lanjutan. Tahap awal intensif:
1 Pada tahap intensif awal pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
2 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
3 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif
konversi dalam 2 bulan. Tahap lanjutan:
1 Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lama. 2
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
2.4.6. Strategi DOTS
Strategi DOTS adalah strategi penanggulangan TB paru nasional yang telah direkomendasikan oleh WHO, yang pelaksanaannya di Indonesia dimulai pada tahun
1995. Sebelum pelaksanaan strategi DOTS 1969-1994 angka kesembuhan TB paru yang dapat dicapai oleh program hanya 40-60. Dengan strategi DOTS diharapkan
angka kesembuhan dapat dicapai minimal 85 dari penderita TB paru BTA positif
yang ditemukan Aditama, 2002.
Prinsip DOTS adalah mendekatkan pelayanan pengobatan terhadap penderita agar secara langsung dapat mengawasi keteraturan menelan obat dan melakukan
pelacakan bila penderita tidak datang mengambil obat sesuai dengan yang ditetapkan Permatasari, 2005.
Strategi DOTS mempunyai lima komponen: 1.
Komitmen politis dari para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana. 2.
Diagnosa TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis. 3.
Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat PMO.
4. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan
evaluasi program penanggulangan TB.
2.4.7. Pencegahan Penularan TB Paru
Cara pencegahan penularan TB menurut Depkes RI 2007 sebagai berikut: 1.
Minum obat TB secara lengkap dan teratur sampai sembuh. 2.
Pasien TB harus menutup mulutnya pada waktu bersin dan batuk karena pada saat bersin dan batuk ribuan hingga jutaan kuman TB keluar melalui percikan
dahak.
3. Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada tempat
khusus dan tertutup. Misalnya dengan menggunakan wadah tertutup yang sudah diberi karbolantiseptik atau pasir. Kemudian timbunlah dengan tanah.
4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, antara lain:
a. Menjemur peralatan tidur.
b. Membuka jendela dan pintu setiap pagi agar udara dan sinar matahari
masuk. c.
Ventilasi yang baik dalam ruangan dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari langsung dapat mematikan kuman.
d. Makan makanan bergizi.
e. Tidak merokok dan minum minuman keras.
f. Lakukan aktifitas fisikolah raga secara teratur.
g. Mencuci peralatan makan dan minum dengan air bersih mengalir
memakai sabun. h.
Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan memakai sabun.
2.4.8. Penyuluhan TB Paru