Ibu Usia Subur Karakteristik Responden

18 antara empat hingga delapan minggu postpartum tanpa peningkatan angka kehamilan, ekspulsi, perforasi uterus, atau pengangkatan karena alasan perdarahan atau nyeri. Penyisipan bahkan dapat dilakukan segera setelah persalinan per vaginam; hal ini tidak berkaitan dengan peningkatan resiko infeksi, perforasi uterus, perdarahan postpartum atau subinvolusi uterus. Penyisipan tidak dianjurkan jika terdapat infeksi intrauterine dan diperkirakan akan terjadi angka ekspulsi yang sedikit lebih tinggi dibanding dengan penyisipan empat sampai delapan minggu postpartum. B.10. Petugas pemasang AKDR 17 Pasangan yang memutuskan untuk memilih AKDR sebagai metode ber-KB sebaiknya dibantu oleh dokter, bidan atau tenaga medis lain yang sudah terlatih. B.11. Pengontrolan follow up AKDR 23 Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang.

2.1.5 Ibu Usia Subur

24 Ibu dengan usia produktif atau subur adalah seorang wanita yang telah memiliki anak dan masih bisa melahirkan atau menghasilkan keturunan. Dengan rentang usia 15 tahun hingga 49 tahun. Terlepas dari resiko apapun yang akan terjadi. Dititikberatkan hanya pada kemampuan seorang wanita bisa hamil dan melahirkan seorang anak.

2.1.6 Pengetahuan A. Pengertian

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encylopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar knowledge 19 is justified true belief. Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui subjek memiliki yang diketahui objek di dalam dirinya sedemikian aktif sehingga subjek itu menyusun objek pada dirinya sendiri dalam kesatuan yan aktif. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 25 Berdasarkan teori Lawrence Green, perilaku dipengaruhi 3 faktor pokok yaitu: faktor predisposisi, faktor mendukung, dan faktor yang memperkuat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang dan dalam hal ini perilaku tentang AKDR dalam program KB yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi seseorang terhadap perilaku tersebut. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor tersebut. 26 Pengetahuan tentang KB merupakan satu aspek penting dalam pemahaman berbagai alat kontrasepsi. 27 Selanjutnya pengetahuan ini akan memicu seseorang untuk memilih alat kontrasepsi yang paling efektif dan efisien sesuai kondisi tiap pasangan.

B. Indikator Pengetahuan terhadap AKDR

1. Pengenalan AKDR Responden mengetahui AKDR atau minimal pernah mendengar tentang AKDR. 2. Pengertian AKDR AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada yang dililit tembaga, adapula yang dililit tembaga bercampur perak, selain itu ada pula yang berisi hormon progesterone. 20 3. Jenis AKDR AKDR yang tidak mengandung obat inert, AKDR tembaga, AKDR Pelepas hormon. 4. Keuntungan AKDR AKDR tidak banyak membutuhkan kepatuhan, harganya relatif murah, umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsungan cepat, dan tidak terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan risiko penyakit keganasan. 5. Kerugian AKDR Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama, menularkan mikroorganisme ke dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, AKDR dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan. 6. Indikasi pemakai AKDR Wanita yang boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Usia reproduktif b. Nulipara c. Ingin kontrasepsi jangka panjang d. Setelah melahirkan dan menyusui bayinya atau tidak menyusui e. Resiko rendah dari IMS f. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal 7. Kontraindikasi pemakai AKDR Wanita yang tidak boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Kemungkinan hamil atau sedang hamil b. Perdarahan per vagina yang belum tahu penyebabnya c. Infeksi genital d. Kelainan bawaan anatomi uterus e. Penyakit trofoblas ganas f. Ukuran rongga uterus kurang dari 5 cm 8. Petugas pemasang AKDR Pemasangan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih lainnya. 21 9. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang. Berdasarkan uraian teori di atas maka variable pengetahuan tentang AKDR diukur dari pengenalan AKDR, definisi AKDR, jenis AKDR, keuntungan AKDR, kerugian AKDR, indikasi pemakai AKDR, kontraindikasi pemakai AKDR, petugas pemasang AKDR, pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan.

2.1.7 Sikap A. Pengertian

Sikap adalah kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain tentang sikap ini dapat dikutip sebagai berikut: An individual s social attitude is a syndrome of response consistency with regard to social object Campbell, 1950. 25 Sikap adalah merupakan reaksi atau respon tertutup terhadap suatu stimulus atau objek, manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. 26 Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, seperti support dari pihak lain, misal suami atau istri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana. 26

B. Indikator Sikap terhadap AKDR

B.1 Sikap terhadap alat kontrasepsi dalam rahim 1. Pengertian AKDR AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada 22 yang dililit tembaga, adapula yang dililit tembaga bercampur perak, selain itu ada pula yang berisi hormon progesterone. 2. Jenis AKDR AKDR yang tidak mengandung obat inert, AKDR tembaga, AKDR pelepas hormon. 3. Keuntungan AKDR AKDR tidak banyak membutuhkan kepatuhan, harganya relatif murah, umumnya sangat mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsungan cepat, dan tidak terdapat kekhawatiran mengenai peningkatan risiko penyakit keganasan. 4. Kerugian AKDR Menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama, menularkan mikroorganisme ke dalam tubuh sehingga menyebabkan penyakit radang panggul, AKDR dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan. 5. Indikasi pemakai AKDR Wanita yang boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Usia reproduktif b. Nulipara c. Ingin kontrasepsi jangka panjang d. Setelah melahirkan dan menyusui bayinya atau tidak menyusui e. Resiko rendah dari IMS f. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal 6. Kontraindikasi pemakai AKDR Wanita yang tidak boleh menggunakan AKDR antara lain ialah: a. Kemungkinan hamil atau sedang hamil b. Perdarahan per vagina yang belum tahu penyebabnya c. Infeksi genital d. Kelainan bawaan anatomi uterus e. Penyakit trofoblas ganas f. Ukuran rongga uterus kurang dari 5 cm 23 7. Petugas pemasang AKDR Pemasangan dilakukan oleh dokter atau tenaga medis terlatih lainnya. 8. Pengontrolan AKDR kepada tenaga kesehatan Pemeriksaan ulang oleh dokter atau bidan dilakukan 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan sesudahnya 1 tahun sekali setelah AKDR terpasang. Berdasarkan uraian teori di atas maka variable sikap tentang AKDR diukur dari pengertian AKDR, jenis AKDR, keuntungan AKDR, kerugian AKDR, indikasi pemakai AKDR, kontraindikasi pemakai AKDR, pemasang AKDR, indikasi pemakai AKDR non-hormonal. B.2 Sikap cara pemeliharaan alat kontrasepsi dalam rahim Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dengan pemeriksaan rutin atau pengontrolan AKDR.

2.1.8 Perilaku A. Pengertian

Perilaku sama dengan kelakuan dan juga tingkah laku seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. 26 Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya Menurut Skinner, perilaku adalah merupakan hasil hubungan antara perangsang stimulus dan tanggapan respon. Sedangkan menurut Robert Kwick perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Faktor- 24 faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 yakni, faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup; pengetahuan, kecerdasan, persepsi,emosi, motivasi yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Sedangkan factor ekstern mencakup; lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti kebudayaan, social ekonomi dan sebagainya. 26

B. Indikator Perilaku terhadap Alat kontrasepsi dalam rahim

25 1. Tindakan praktik sehubungan dengan alat kontrasepsi dalam rahim. Tindakan atau perilaku ini mencakup, antara lain: a penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, b keunggulan dan kekurangan AKDR, c komplikasi pemasangan AKDR 2. Tindakan praktik pemeliharaan AKDR Tindakan atau perilaku ini mencakup, antaralain: a pemeriksaan rutin atau pengontrolan mengenai penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, b menjaga kebersihan alat kelamin. Pengukuran perilaku dapat dilakukan tindak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden, pegukuran ini yang paling akurat dibandingkan dengan wawancara.

2.1.9 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini terdapat karakteristerik tertentu dari responden yang diteliti, yaitu: A. Agama Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia, serta manusia dan lingkungannya. 28 B. Suku Suku adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan kesadaran akan identitas 25 perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa. 28 Pada penelitian ini macam suku terdiri dari suku Sunda, Jawa, Minang, Batak dan Palembang. C. Pendidikan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 28 Pada penelitian ini macam pendidikan terakhir terdiri dari SD, SMP, SMA, dan S1. D. Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan unutk mendapatkan nafkah. 28 Pada penelitian ini macam pekerjaan terdiri dari Ibu rumah tangga, Pegawai Negri Sipil PNS, Pegawai Swasta, dan Wiraswasta. E. Jumlah Anak Paritas Jumlah anak adalah banyaknya generasi kedua atau keturunan pertama. Paritas adalah jumlah bayi hidup yang pernah dilahirkan. 28 Program KB harus dilaksanakan secara intensif untuk menurunkan angka fertilitas dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS. Salah satu pernyataan dalam NKKBS adalah pernyataan tentang jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup. Laki-laki atau perempuan sama saja. Keluarga kecil dengan dua anak akan memberi dampak positif terhadap masalah kependudukan, perhatian orang tua terhadap anak, sosial ekonomi keluarga dan lain sebagainya. F. Pendapatan Pendapatan adalah hasil kerja, 28 pada penelitian ini tingkat pendapatan merujuk pada kategorisasi riset Arifa Arindina 2009 29 , terdiri dari pendapatan rendah Rp.500.000, menengah rendah Rp. 500.000 s.d Rp. 2.000.000, menengah tinggi Rp. 2.000.000 s.d Rp. 6.000.000 dan tinggi Rp. 6.000.000. 26

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian dan menjawab permasalahan yang ada. Kerangka konsep berikut ini didasarkan menurut teori perilaku yaitu Lawrence Green dan Taylor 2006 26 yang akan menjadi acuan untuk pembuatan kerangka konsep penelitian ini. Kerangka konsepsional yang akan menjadi pengarah dalam penelitian ini adalah Karakteristik responden, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku terhadap AKDR. Untuk lebih jelasnya dapat diterangkan sebagai berikut Ibu usia subur 15-49 tahun kelurahan 30 Ilir kota Palembang Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Jumlah anak Pengetahuan tentang AKDR dalam program KB Sikap tentang AKDR dalam program KB Perilaku tentang AKDR dalam program KB Gambar 2.2 Kerangka Konsep Terdapat tiga variabel yang ingin diketahui oleh peneliti. Variabel-variabel tersebut adalah pengetahuan, sikap, dan perilaku pada ibu usia subur yaitu ibu dalam usia 15 tahun sampai dengan 49 tahun tentang alat kontrasepsi dalam rahim. Para ibu usia subur yang akan diteliti ini memiliki karakteristik agama, suku, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anak. Penulis akan meneliti wawasan para ibu usia subur tentang alat kontrasepsi dalam rahim melalui pengetahuannya, reaksi atau respon yang masih tertutup dari para ibu usia subur terhadap alat kontrasepsi dalam rahim, dan tindakan atau aktivitas para ibu usia subur mengenai alat kontrasepsi dalam rahim.

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Upaya Penanganan Diare secara Dini pada Balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Utara tahun 2015

3 79 140

Hubungan Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Keluarga Berencana (KB) dengan Pelaksanaan KB di Kecamatan Sei Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan

1 62 79

Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan

10 80 82

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Yang Belum Menikah Tentang Tradisi Badapu Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2013

1 43 116

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir Di Klinik Ananda Medan

0 48 69

Respon Pasangan Usia Subur Terhadap Program Keluarga Berencana Gratis Di Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

1 30 90

Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

1 54 54

Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Gangguan Kesehatan Reproduksi Akibat Merokok Di kelurahan Sibuluan Indah Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008

4 57 116

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIASUBUR (15-49 TAHUN) TENTANG AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DI KELURAHAN CISARANTENWETAN KOTA BANDUNG.

0 2 27

PENGARUH SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA TERHADAP SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KELURAHAN PARANG BANOA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA

0 0 116