Sifat kimia yang lain yang berpengaruh pada penelitian ini adalah ketersediaan unsu P dalam tanah. Data hasil analisis sifat kimia tanah di
laboratorium menunjukkan bahwa nilai P-tersedia dalam tanah termasuk kriteria yang sangat rendah. Menurut Hardjowigeno 2007 bahwa faktor yang
mempengaruhi tersedianya P untuk tanaman yang terpenting dalah pH tanah. P paling mudah diserap oleh tanaman pada pH netral 6-7. Dalam tanah masam
banyak unsur P baik yang sudah ada dalam tanah maupun yang diberikan ke tanah melalui pemupukan terikat oleh unsur-unsur Al dan Fe sehingga P tidak dapat
diserap tanaman.
B. Keberadaan Fungi Mikoriza Arbuskula FMA
Struktur fungi mikoriza arbuskula yang ditemui adalah hifa dan vesikula. Bentuk struktur hifa dan vesikula dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Hifa pada Fungi Mikoriza Arbuskula
Gambar 2. Vesikula pada Fungi Mikoriza Arbuskula
Fungi mikoriza arbuskula FMA memiliki beberapa struktur untuk dapat bertahan hidup di dalam akar tanaman dan di dalam tanah. Struktur tersebut
diantaranya arbuskula, hifa dan vesikula. Pada penelitian ini struktur yang ditemui adalah hifa dan vesikula. Setiap struktur tersebut memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Armson 1977 bahwa endomikoriza dicirikan oleh hifa yang intraseluler, yaitu hifa yang menembus ke dalam sel-sel
korteks dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Diantara sel-sel terdapat hifa yang membelit atau struktur hifa yang bercabang-cabang yang disebut arbuskula dan
pembengkakan yang terbentuk pada hifa yang mengandung minyak yang disebut vesikula. Vesikula berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
yang diameternya lebih kecil dari 1 mm. Sedangkan arbuskula berfungsi menyediakan unsur hara atau mentransfer hara dari tanah ke tanaman sehingga
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Umur hidup arbuskula yang singkat dan bersifat meluruh pada kondisi kering sehigga pada saat pengambilan sampel akar
dan pengamatan di bawah mikroskop struktur ini tidak ditemukan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini untuk persentase kolonisasi fungi
mikoriza arbuskula pada tanaman perdu di lapangan adalah persentase tertinggi
diperoleh pada tahun 2010 yaitu sebesar 62.5 dan terendah adalah pada lahan tidak terbakar kontrol sebesar 42.4. Akan tetapi perbedaan nilai ini tidak
menunjukkan perbedaan pada kriteria karena menurut Rajapakse dan Miller 1992 dan O’Connor et al. 2001 dalam Nusantara et al. 2012 pada Lampiran
2, nilai persentase ini termasuk pada kriteria kelas 3 dan kelas 4 atau tergolong tinggi. Persentase kolonisasi fungi mikoriza pada akar tanaman dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Data persentase kolonisasi fungi mikoriza arbuskula pada akar tanaman Tahun Kebakaran
Persentase kolonisasi Kriteria
2010 62.5
Kelas 4 tinggi 2011
45.0 Kelas 3 tinggi
2012 51.0
Kelas 4 tinggi 2013
52.0 Kelas 4 tinggi
2014 51.0
Kelas 4 tinggi Kontrol
42.4 Kelas 3 tinggi
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa persentase kolonisasi yang diperoleh tergolong tinggi, walaupun nilainya berbeda-beda. Nilai ini sesuai dengan kondisi
sifat kimia sampel tanah yang digunakan yaitu kondisi pH tanah yang rendah masam didukung juga dengan ketersediaan unsur P yang sangat rendah sehingga
kolonisasi fungi pada akar tergolong tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gianinazi-Pearson dan Diem, 1982 bahwa ketersediaan unsur P dalam tanah
memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan derajat infeksi mikoriza pada akar tanaman dan kelimpahan spora. Didukung juga pernyataan Mosse
1981 bahwa kadar P yang tinggi dapat menyebabkan permeabilitas dan eksudasi akar menurun.
Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah spora yang diperoleh dari tiap tahun kebakaran berbeda-beda. Pada tanah yang mengalami
kebakaran tahun 2010 memiliki jumlah yang paling banyak yaitu 2130 per 50
gram tanah. Pada tanah yang tidak terbakar kontrol memiliki jumlah spora paling sedikit yaitu 261 per 50 gram tanah. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
semakin lama tahun kejadian kebakaran tanah jumlah spora yang ditemukan semakin menurun hingga pada tanah kontrol. Hasil perhitungan jumlah spora
yang diperoleh dari sampel tanah dari lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata kepadatan spora setiap tahun kebakaran di lapangan Tahun Kebakaran
Rata-rata Kepadatan Spora50 gram Tanah 2010
2130 2011
314 2012
1347 2013
831 2014
340 Kontrol
261
Kondisi lapangan pengambilan sampel tanah yang cukup terbuka dengan sedikit tajuk pohon dan penutup tanah mengakibatkan sinar matahari yang
langsung terpapar pada tanah sehingga meningkatkan suhu dalam tanah. Seperti yang disampaikan oleh Suhardi 1989 bahwa spora yang dihasilkan oleh FMA
akan semakin banyak jika perkembangan kolonisasinya juga tinggi. Kolonisasi yang tinggi sangat ditentukan oleh keterbukaan lingkungan tajuk tanaman inang
dan suhu lingkungan. Hal ini sesuai dengan nilai persentase kolonisasi yang diperoleh pada Tabel 4 yaitu kriteria yang tergolong tinggi.
Berdasarkan data pada Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah spora dari hasil trapping dibandingkan dengan jumlah spora
yang ditemukan dari lapangan. Oehl et al. 2009 dalam Nusantara et al. 2012 menyatakan bahwa proses trapping yang pada dasarnya digunakan untuk
menstimulasi sporulasi atau meningkatkan jumlah propagul FMA yang ada dalam tanah yang diambil dari lapangan. Hal tersebut perlu dilakukan karena tidak
semua FMA aktif pada periode waktu yang sama. Sebagian FMA jumlahnya
melimpah pada musim hujan, sebagian lainnya pada waktu musim kemarau, dan sebagian lainnya ada sepanjang tahun. Kepadatan spora dari hasil trapping dapat
dilihat pada Tabel 4:
Tabel 4. Rata-rata kepadatan spora hasil trapping Tahun Kebakaran
Rata-rata Kepadatan Spora50 gram Tanah 2010
2782.33 2011
449.33 2012
1497.00 2013
1327.33 2014
431.00 Kontrol
268.66
Peningkatan jumlah spora hasil trapping didukung oleh banyak faktor. Seperti yang dilaporkan oleh Sancayaningsih 2005, pengaruh perlakuan tempat
tumbuh tanaman inang dan lama waktu memberikan hasil berbeda nyata terhadap perbanyakan spora jumlah spora. Faktor lain yang mempengaruhi proses
sporulasi antara lain lingkungan, jenis inang, dan lama waktu inkubasi.
Identifikasi tipe spora pada FMA dapat dilakukan setelah pengambilan dokumentasi di bawah mikroskop. Tipe dan karakteristik spora yang ditemukan
dari lapangan dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Tabel 5. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2010 No.
Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Glomus sp-1 40 x
Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar
2
Glomus sp-2 40 x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus,
ada tangkai hifa Subtending hyphae
3
Glomus sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
4
Glomus sp 4 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa Subtending
hyphae, permukaan halus
5
Acalauspora sp-1 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
6
Glomus sp-5 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
7
Glomus sp-6 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa Subtending hyphae,
permukaan halus
8
Glomus sp-7 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, dinding spora tebal dan tidak
menyerap larutan
9
Acalauspora sp-2 40 x
Spora berbentuk bulat, ada lapisan dinding, permukaan spora memunyai
ornamen seperti kulit jeruk
10
Acalauspora sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit
jeruk
11
Acalauspora sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya
merah keunguan
12
Glomus sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
13
Glomus sp-9 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
14
Glomus sp-10 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
15
Acalauspora sp-5 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap
larutan warnanya merah.
16
Acalauspora sp-6 40 x
Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya
coklat.
Tabel 6. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2011 No.
Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Acalauspora sp-7 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap
larutan warnanya merah, ada ornamen bintik-bintik hitam
2
Glomus sp-11 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
merah, dinding spora berlapis-lapis
3
Glomus sp-12 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
kuning
4
Glomus sp-5 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
5
Glomus sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
6
Glomus sp-13 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
7
Glomus sp-14 40 x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
8
Glomus sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa Subtending
hyphae, permukaan halus
9
Acalauspora sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit
jeruk
10
Acalauspora sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
11
Glomus sp-15 40 x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora tipis,
permukaan halus
12
Acalauspora sp-9 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan, ada ornamen
seperti kulit jeruk
Tabel 7. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2012 No.
Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Acalauspora sp-7 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih kecil, menyerap larutan warnanya
merah, ada ornamen seperti kulit jeruk
2
Glomus sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus
3
Glomus sp-16 40 x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus, warnanya gelap hitam
4
Glomus sp-17 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya gelap hitam
5
Glomus sp-5 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
6
Acalauspora sp-9 40 x
Spora berbentuk bulat, ukran lebih besar, menyerap larutan, ada
ornamen seperti kulit jeruk
7
Glomus sp-18 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus, warnanya gelap hitam
8
Glomus sp-19 40 x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya kuning, ada bintik-bintik hitam
9
Acalauspora sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
10
Glomus sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
11
Glomus sp-6 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa Subtending hyphae,
permukaan halus
12
Acalauspora sp-1 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
13
Acalauspora sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya
merah keunguan
14
Acalauspora sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit
jeruk
Tabel 8. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2013 No.
Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Glomus sp-13 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
2
Glomus sp-6 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa Subtending hyphae,
permukaan halus
3
Acalauspora sp-10 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan dan ada
ornamen seperti kulit jeruk
4
Acalauspora sp-6 40 x
Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya
coklat.
5
Glomus sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
6
Acalauspora sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya coklat
7
Acalauspora sp-2 40 x
Spora berbentuk bulat, ada lapisan dinding, permukaan spora memunyai
ornamen seperti kulit jeruk
8
Glomus sp-2 40 x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
9
Glomus sp-20 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus,
tidak menyerap larutan
10
Glomus sp-21 40 x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, tidak menyerap larutan
11
Acalauspora sp-11 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah keunguan,
permukaan halus, menyerap larutan, dan ada perbedaan lapisan
12
Acalauspora sp-12 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah, permukaan kasar,
menyerap larutan,
13
Glomus sp-16 40 x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus, warnanya gelap hitam
Tabel 9. Tipe dan karakteristik spora di lapangan tahun 2014 No.
Tipe spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Glomus sp-22 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna gelap hitam, permukaan
halus, tidak menyerap larutan
2
Glomus sp-16 40 x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus, warnanya gelap hitam
3
Acalauspora sp-4 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya kuning
4
Glomus sp-2 40 x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
5
Acalauspora sp-7 40 x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, menyerap larutan warnanya
merah, ada ornamen seperti kulit jeruk
6
Glomus sp-3 40 x
Spora berbentuk bulat, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
7
Acalauspora sp-8 40 x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
8
Glomus sp-13 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
9
Acalauspora sp-3 40 x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti kulit
jeruk
10
Acalauspora sp-5 40 x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap
larutan warnanya merah.
11
Acalauspora sp-12 40 x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah, permukaan kasar,
menyerap larutan,
Tabel 10. Tipe dan karakteristik spora di lapangan pada tanah kontrol No
Tipe Spora FMA Perbesaran
Karakteristik 1
Glomus sp-7 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, dinding spora tebal dan tidak
menyerap larutan
2
Acalauspora sp-1 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
3
Glomus sp-8 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
4 40x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora
tipis, permukaan halus
Glomus sp-15 5
Glomus sp-17 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya merah
6
Glomus sp-11 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
merah, dinding spora berlapis-lapis
7
Acalauspora sp-4 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran kecil, menyerap larutan, warnanya kuning
8
Glomus sp-2 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
9
Acalauspora sp-8 40x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
10
Acalauspora sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, ada ornamen seperti kulit jeruk, permukaan halus,
menyerap larutan warnanya kuning
11
Acalauspora sp-13 40x
Spora berbetuk bulat, ukuan besar, menyerap warna, ada perbedaan
warna pada lapisan
12
Acalauspora sp-9 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan, ada
ornamen seperti kulit jeruk dan warnanya gelap
Identifikasi tipe spora pada FMA dapat dilakukan setelah pengambilan dokumentasi di bawah mikroskop. Tipe dan karakteristik spora yang ditemukan
dari hasil trapping dapat dilihat pada Tabel 11, 12, 13, 14, 15, dan 16.
Tabel 11. Tipe dan karaktersitik spora hasil trapping tahun 2010 No.
Tipe Spora Perbesaran Karakteristik
1
Glomus sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
2
Acalauspora sp-6 40x
Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan warnanya
coklat.
3
Glomus sp-11 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
merah
4
Acalauspora sp-13 40x
Spora berbetuk bulat, ukuan besar, menyerap warna, ada perbedaan
warna pada lapisan
5
Glomus sp-10 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
6
Acalauspora sp-9 40x
Spora berbentuk bulat, ukran lebih besar, menyerap larutan, ada
ornamen seperti kulit jeruk
7
Glomus sp-1 40x
Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar
8
Acalauspora sp-8 40x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
9
Glomus sp-23 40x
Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan
10
Glomus sp-17 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya gelap hitam
11
Glomus sp-4 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya kuning kecoklatan
12
Acalauspora sp-4 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya
kuning
13
Glomus sp-12 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
coklat
14
Glomus sp-2 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
15
Acalauspora sp-1 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
16
Glomus sp-6 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran besar, ada tangkai hifa Subtending hyphae,
permukaan halus
Tabel 12. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2011 No.
Tipe Spora FMA Perbesaran
Karakteristik 1
Acalauspora sp-4 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya
kuning
2
Acalauspora sp-1 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
3
Glomus sp-15 40x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora
tipis, permukaan halus
4
Acalauspora sp-6 40x
Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan
warnanya merah.
5
Acalauspora sp-3 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan dan ada ornamen seperti
kulit jeruk
6
Acalauspora sp-8 40x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
7
Acalauspora sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, menyerap
larutan warnanya kuning
8
Glomus sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai
hifa Subtending hyphae
9
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat,
permukaan halus
Tabel 13. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2012 No.
Tipe Spora FMA Perbesaran
Karakteristik 1
Glomus sp-24 40x
Spora berbentuk bulat, warna transparan, permukaan halus tidak
menyerap larutan
2
Glomus sp-20 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning,
permukaan halus, tidak menyerap larutan
3
Glomus sp-22 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna gelap hitam,
permukaan halus, tidak menyerap larutan
4
Glomus sp-21 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning,
permukaan halus, tidak menyerap larutan
5
Glomus sp-9 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
6
Acalauspora sp-12 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warna merah,
permukaan kasar, menyerap larutan
7
Glomus sp-11 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
kuning
8
Glomus sp-23 40x
Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan
9
Glomus sp-2 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning,
permukaan halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
10
Glomus sp-25 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, coklat keemasan,
permukaan halus, tidak menyerap larutan
11
Acalauspora sp-7 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, menyerap larutan warnanya
merah, ada ornamen seperti kulit jeruk
12
Acalauspora sp-6 40x
Spora berbentuk lonjong, permukaan halus, menyerap larutan
warnanya coklat.
13
Glomus sp-20 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning,
permukaan halus, tidak menyerap larutan
14
Glomus sp-19 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan
halus, warnanya kuning, ada bintik- bintik hitam
15
Glomus sp-26 40x
Spora berbentuk bulat, berwarna keunguan, permukaan kasar
16
Glomus sp-1 40x
Spora berbentuk bulat, berwarna cokelat, permukaan kasar
17
Glomus sp 4 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus
18
Glomus sp-3 40x
Spora berbentuk lonjong, warna coklat, permukaan kasar, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
Tabel 14. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2013 No.
Tipe Spora FMA Perbesaran Karakteristik
1
Glomus sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai
hifa Subtending hyphae
2
Glomus sp-17 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya gelap hitam
3
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
4
Acalauspora sp-2 40x
Spora berbentuk bulat, ada lapisan dinding, permukaan spora memunyai
ornamen seperti kulit jeruk
5
Glomus sp-18 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, ada tangkai hifa
Subtending hyphae, permukaan halus, warnanya gelap hitam
6
Acalauspora sp-8 40x
Spora berbentuk bulat , menyerap larutan dan perbedaan lapisan
7
Glomus sp-3 40x
Spora berbentuk bulat, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
8
Glomus sp-27 40x
Spora berbentuk bulat, warna kuning, permukaan halus, ada
tangkai hifa Subtending hyphae dan tandan spora
9
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
10
Glomus sp-23 40x
Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan
11
Glomus sp-11 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, permukaan halus, warnanya
merah
12
Glomus sp-28 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warnanya coklat,
permukaan halus
Tabel 15. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping tahun 2014
No. Tipe Spora FMA
Perbesaran Karakteristik 1
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya
coklat, permukaan halus
2
Acalauspora sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar,
permukaan halus, menyerap larutan warnanya merah.
3
Acalauspora sp-14 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar,
permukaan halus, menyerap larutan warnanya kuning
keunguan dan ada ornamen seperti kulit jeruk
4
Glomus sp-16 40x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae, permukaan halus,
warnanya gelap hitam
5 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora
tebal
Acalauspora sp-1 6
Glomus sp-17 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan
halus, warnanya gelap hitam
7
Acalauspora sp-7 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, menyerap
larutan warnanya merah, ada ornamen seperti kulit jeruk
8
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya
coklat, permukaan halus
9
Glomus sp-8 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak
menyerap larutan, ada tangkai hifa Subtending hyphae
Tabel 16. Tipe dan karakteristik spora hasil trapping pada tanah kontrol No.
Tipe spora FMA Perbesaran
Karakteristik 1
Glomus sp-14 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, permukaan kasar, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
2
Acalauspora sp-4 40x
Spora berbentuk bulat, ukuran lebih besar, menyerap larutan warnanya
merah keunguan
3
Glomus sp-10 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, tidak menyerap larutan, ada
tangkai hifa Subtending hyphae
4
Glomus sp-7 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus, dinding spora tebal dan tidak
menyerap larutan
5
Glomus sp-23 40x
Spora berbentuk bulat , tidak menyerap larutan
6
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
7
Glomus sp-20 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan halus,
tidak menyerap larutan
8
Glomus sp-9 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan kasar, tidak menyerap larutan
9
Glomus sp-3 40x
Spora berbentuk bulat, warna coklat, permukaan kasar, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
10
Glomus sp-5 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, ada tangkai hifa
Subtending hyphae
11
Glomus sp-24 40x
Spora berbentuk bulat, permukaan halus tanpa ornamen, berwarna
kuning
12
Acalauspora sp-1 40x
Spora berbentuk lonjong, menyerap larutan, dinding spora tebal
13
Glomus sp-27 40x
Spora berbentuk bulat, warna kuning, permukaan halus, ada tangkai hifa
Subtending hyphae dan tandan spora
14
Glomus sp-17 40x
Spora berbentuk bulat, tidak menyerap larutan, permukaan halus,
warnanya gelap hitam
15
Glomus sp-2 40x
Spora berbentuk lonjong, dinding spora tipis, warna kuning, permukaan
halus, ada tangkai hifa Subtending hyphae
16
Glomus sp-15 40x
Spora berbentuk lonjong, tidak menyerap larutan, dinding spora tipis,
permukaan halus
17
Glomus sp-13 40x
Spora berbentuk bulat, dinding spora tebal, warnanya coklat, permukaan
halus
Penyebaran tipe spora yang ditemukan berbeda-beda setiap tahunnya. Penyebaran tipe spora setiap genus yang ditemukan pada setiap tahun kebakaran
di lapangan dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Tipe spora yang ada pada tahun pengamatan di lapangan No.
Tipe Spora Tahun Kebakaran
2010 2011
2012 2013
2014 Kontrol
1 Acalauspora sp-1
√ √
√ 2
Acalauspora sp-2 √
√ √
3 Acalauspora sp-3
√ √
√ √
4 Acalauspora sp-4
√ √
√ √
√ 5
Acalauspora sp-5 √
√ 6
Acalauspora sp-6 √
√ 7
Acalauspora sp-7 √
√ √
8 Acalauspora sp-8
√ √
√ √
9 Acalauspora sp-9
√ √
10 Acalauspora sp-10
√ 11
Acalauspora sp-11 √
√ 12
Acalauspora sp-12 √
√ 13
Acalauspora sp-13 √
14 Glomus sp-1
√ 15
Glomus sp-2 √
√ √
√ 16
Glomus sp-3 √
√ √
17 Glomus sp-4
√ √
√ 18
Glomus sp-5 √
√ √
19 Glomus sp-6
√ √
√ 20
Glomus sp-7 √
√ 21
Glomus sp-8 √
√ √
22 Glomus sp-9
√ √
23 Glomus sp-10
√ √
√ 24
Glomus sp-11 √
√ 25
Glomus sp-12 √
26 Glomus sp-13
√ √
√ √
27 Glomus sp-14
√ √
28 Glomus sp-15
√ √
29 Glomus sp-16
√ √
√ 30
Glomus sp-17 √
√ 31
Glomus sp-18 √
32 Glomus sp-19
√ 33
Glomus sp-20 √
34 Glomus sp-21
√ 35
Glomus sp-22 √
Pada penelitian ini jumlah tipe spora yang ditemukan hasil identifikasi dari sampel tanah dari lapangan ada sebanyak 35 tipe spora. Genus Glomus ditemukan
sebanyak 22 tipe spora yang menyebar pada setiap petak contoh pengamatan.
Sedangkan untuk genus yang lain ditemukan adalah Genus Acalauspora yang diperoleh sebanyak 13 tipe spora yang juga menyebar pada hampir menyebar
pada setiap tahun pengamatan. Penyebaran tipe spora setiap genus yang ditemukan pada setiap tahun kebakaran hasil trapping dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Tipe Spora yang ada pada Tahun Pengamatan Hasil Trapping No
Tipe Spora Tahun Kebakaran
2010 2011
2012 2013
2014 Kontrol
1 Acalauspora sp-1
√ √
√ 2
Acalauspora sp-2 √
3 Acalauspora sp-3
√ 4
Acalauspora sp-4 √
√ √
5 Acalauspora sp-5
√ √
6 Acalauspora sp-6
√ √
√ 7
Acalauspora sp-7 √
√ 8
Acalauspora sp-8 √
√ √
9 Acalauspora sp-9
√ 10
Acalauspora sp-12 √
11 Acalauspora sp-13
√ √
12 Acalauspora sp-14
√ 13
Glomus sp-1 √
√ 14
Glomus sp-2 √
√ 15
Glomus sp-3 √
√ √
16 Glomus sp-4
√ √
17 Glomus sp-5
√ √
√ √
18 Glomus sp-6
√ 19
Glomus sp-7 √
20 Glomus sp-8
√ 21
Glomus sp-9 √
√ 22
Glomus sp-10 √
√ 23
Glomus sp-11 √
√ √
24 Glomus sp-12
25 Glomus sp-13
√ √
√ √
26 Glomus sp-14
√ 27
Glomus sp-15 √
28 Glomus sp-16
√ 29
Glomus sp-17 √
√ √
30 Glomus sp-18
√ 31
Glomus sp-19 √
32 Glomus sp-20
√ √
33 Glomus sp-21
√ 34
Glomus sp-22 √
35 Glomus sp-23
√ √
√ √
36 Glomus sp-24
√ √
37 Glomus sp-25
√ 38
Glomus sp-26 √
39 Glomus sp-27
√ √
40 Glomus sp-28
√
Untuk tipe spora yang dapat diidentifikasi hasil trapping diperoleh 2 genus FMA yaitu Genus Glomus dan Acalauspora. Jumlah tipe spora Genus Glomus ada
sebanyak 28, dan untuk Genus Acalauspora sebanyak 12 tipe spora. Berdasarkan Tabel 17 dan 18 menunjukkan bahwa setiap tipe spora
ditemui hampir di tiap tahun kejadian kebakaran walaupun ada beberapa tipe spora yang tidak ditemui pada setiap tahunnya. Seperti halnya hasil pengamatan
dari hasil trapping ada tipe spora yang tidak ditemukan lagi. Demikian juga untuk pengamatan di lapangan dan hasil trapping menunjukkan bahwa ada tipe spora
yang baru yang ditemukan pada hasil trapping tapi sebaliknya ada juga tipe spora dari lapangan tidak ditemukan lagi dari hasil trapping.
Penyebaran tipe spora yang terjadi seperti dijelaskan diatas terjadi karena beberapa alasan misalnya, adanya perbedaan lokasi pengambilan sampel di
lapangan, kadar air yang tinggi pada saat di lapangan mengakibatkan pembentukan spora yang sedikit, ada juga karena pada saat di lapangan tidak di
temukan tapi pada saat proses stressing selama 14 hari sehingga terjadi pembentukan spora yang dirangsang karena respon fisiologis dari spora untuk
membentuk spora dalam jumlah yang banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nelson dan Safir 1982 bahwa kekeringan tidak menghambat pertumbuhan tapi
sebaliknya pada kelembaban tinggi akan menghambat perkembangan spora dan juga meningkatkan perkembangan akar lateral dan setelah kolonisasi akan
membantu laju pemanjangan akar dan jumlah mikoriza meningkat dengan cepat. Menurut Nusantara et al. 2012 morfologi spora FMA merupakan
karakter biologi yang mudah diamati dengan bantuan mikroskop. Spora dapat dipisahkan dari tanah dan kemudian dikelompokkan karakter morfologinya,
misalnya ukuran, warna, jumlah, dan tebal dinding spora, ada tidaknya struktur khas, hiasan dinding spora ornamen dan lain sebagainya. Berdasarkan
identifikasi tersebut kemudian fungi mikoriza arbuskula dapat ditentukan genus dan spesiesnya. Mutu mikroskop dan pengalaman peneliti dapat mempengaruhi
terhadap hasil identifikasi morfologi spora. Kebakaran yang terjadi tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap
keberadaan fungi mikoriza arbuskula bisa diketahui dengan banyaknya jumlah spora yang ditemukan dan persen kolonisasi yang tergolong tinggi. Hal ini
mungkin terjadi karena intensitas kebakaran yang rendah yang diamati di lapangan sehingga kebakaran tidak berpengaruh langsung terhadap FMA tersebut.
Didukung dengan pendapat Verma dan Jayakumar 2012 bahwa biomassa mikoriza dalam dua lapisan mineral tidak berkurang secara signifikan oleh api.
Bila dibandingkan dengan daerah kontrol terdekat, lokasi kebakaran memiliki jumlah yang sama dari total spora fungi mikoriza arbuskula.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan