Sifat Kimia Tanah Status dan Keanekaragaman Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Tanah Bekas Kebakaran Hutan di Kabupaten Samosir

tajuk pohon crowning out. Tipe ini merupakan tipe kebakaran yang paling umum terjadi di hampir semua tegakan hutan Soemardi dan Widyastuti, 2002. 3. Kebakaran Tajuk Crown Fire Pada tipe ini, api menjalar dari tajuk pohon satu ke tajuk pohon berikutnya. Arah dan kecepatan penjalaran api sangat dipengaruhi oleh angin, sehingga api menjalar dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan. Biasanya terjadi pada tegakan konifer dan api berasal dari kebakaran permukaan, yaitu ranting atau bagian pohon yang terbakar yang terbawa angin. Disamping itu kebakaran tipe ini juga dapat menghasilkan api loncat spot fire, yaitu ranting atau bagian pohon yang terbakar yang terbawa angin dan menimbulkan kebakaran baru di tempat lain De Bano et al., 1998.

B. Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Setiap kelompok jenis tanaman membutuhkan pH tertentu untuk pertumbuhan dan produksinya yang maksimum. pH tanah reaksi tanah adalah suatu hal yang penting untuk mempelajari tanah, sebab salah satu fisiologi yang khas dari larutan tanah adalah reaksinya. Dan bagi organisme tanah mikroorganisme dan tanaman tingkat tinggi dalam menanggapi lingkungan kimianya begitu nyata Yuliprianto, 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah antara lain dekomposisi bahan organik, pengendapan, kedalaman tanah, penggenangan. Bahan organik tanah yang diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bentuk-bentuk asam-asam organik, karbon dioksida, dan air, senyawa pembentuk asam karbonat. Selanjutnya asam karbonat ini akan bereaksi dengan unsur Mg dan Ca yang ada dalam tanah, untuk membentuk bikarbonat yang lebih mudah larut dalam tanah yang bisa tercuci ke luar yang akhirnya akan meninggalkan tanah yang lebih masam. Curah hujan yang tinggi akan mencuci kation-kation basa yang ada di tapak jerapan tanah yang kemudian akan digantikan oleh kation-kation masam seperti Al, H dan Mn. Oleh karena itu tanah yang terbentuk biasanya lebih masam dibandingkan dengan tanah-tanah pada lahan kering. Pengaruh keseluruhan dari penggenangan adalah penurunan pH tanah Winarso, 2005. Keasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting, sebab terdapat beberapa hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat hubungan antara pH dan semua pembentukan tanah serta sifat-sifat tanah. Sejumlah organisme memiliki toleransi yang agak kecil terhadap variasi pH, tetapi beberapa organisme lain dapat toleran terhadap kisaran pH yang besar Foth, 1988. Pengaruh pH tempat tumbuh terhadap sifat mikrobia sangat bervariasi. Beberapa tidak berbeda, seperti halnya sejumlah besar jamur. Umumnya jamur toleran terhadap kemasaman pH 4.0-6.5. Sedangkan untuk bakteri lebih menyukai kondisi netral pH 6.0-7.5. Sebagian bersifat neutrofil Azotobacter, Nitrobacter yang lain bersifat acidicil Thiobacillus thiooxidans Hanafiah et al., 2009. Hubungan pH dengan KTK sangat erat yaitu pada pH rendah, hanya muatan permanen liat, dan sebagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui pertukaran kation. Dengan demikian KTK relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan tempat pertukaran kation koloid organik dan beberapa fraksi liat, H + dan mungkin hidroksi-Al terikat kuat, sehingga sukar dipertukarkan. Dengan meningkatnya pH, hidrogen yang diikat koloid organik dan liat berionisasi dan dapat digantikan. Demikian pula ion hidroksi-Al yang terjerap akan dilepaskan dan membentuk AlOH 3 . Dengan demikian terciptalah tapak-tapak pertukaran baru pada koloid liat. Beriringan dengan perubahan- perubahan itu KTK pun meningkat Hakim et al., 1986. Fosfor memiliki peranan yang sangat penting untuk semua aktifitas biokimia dalam sel hidup. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanah pada setiap waktu tertentu Foth, 1988. Api mempengaruhi biologi organisme baik secara langsung maupun tidak langsung. Efek langsung menyebabkan perubahan dalam jangka pendek. Pada efek langsung setiap organisme tertentu terpapar langsung ke dalam api, sinar pembakaran, uap panas, atau terjebak di lingkungan tanah dan lainnya di mana cukup banyak panas ditransfer langsung ke lingkungan organisme dan menaikkan suhu yang cukup untuk membunuh atau merusak organisme. Efek tidak langsung biasanya menyebabkan perubahan jangka panjang dalam lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dari organisme biologis biota tanah. Efek tidak langsung ini dapat melibatkan persaingan untuk habitat, persediaan makanan dan perubahan yang lebih halus lain yang mempengaruhi pembentukan kembali dan suksesi tanaman dan hewan Verma dan Jayakumar, 2012.

C. Mengenal Mikoriza