mudah diidentifikasi dan mempermudah mengetahui keanekaragaman spesies FMA Leal et al., 2009.
E. Hasil Penelitian pada Berbagai Ekosistem
Hasil identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula FMA pada tanah gambut bekas terbakar dengan mengambil sampel tanah sebanyak 250 g, di tiga lokasi
yaitu lokasi I yaitu jalan Arengka 2, Payung sekaki, lokasi II di jalan Tuanku Tambusai, Payung Sekaki dan lokasi III di Jalan Delima Ujung, Tampan
Pekanbaru, menunjukkan hasil yang berbeda dari setiap lokasi identifikasi FMA berdasarkan Manual for The Identification of VA Mychorrizal VAM dengan
pengamatan secara mikrokopis berdasarkan karekteristik yang dilihat dari hiasan, wama, bentuk dan ukuran dari spora. Adapun hasil pengamatan tersebut yang
jenis FMA yang ditemukan adalah Glomus proliferum, Glomus intraradices, Glomus sp.l., Glomus sp. 2., dan Acaulospora tuberculata Sayuti et al., 2011
F. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Pangururan
Lokasi penelitian dilaksanakan pada areal terbakar di desa Siogung-ogung dan desa Sosor Dolok, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Propinsi
Sumatera Utara. Luasan hutan yang terbakar pada tahun 2012 di kawasan Hutan Lindung desa Siogung-ogung mencapai 0.5 Ha. Pada tahun 2013, kebakaran di
lahan masyarakat dan kawasan hutan desa Sosor Dolok mencapai 60 Ha. Data curah hujan di daerah Kecamatan Simanindo menurut Balai
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dapat dilihat pada lampiran. Angka curah hujan rata-rata 100-250 mm tiap tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
April dan curah hujan terendah terjadi bulan Juni dan Juli. Wilayah Kabupaten
Samosir tergolong yang beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17 C-
29 C dan rata-rata kelembaban udara sebesar 85.04 termasuk Kecamatan
Pangururan yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Samosir. Sebaran jenis tanah di wilayah Pangururan didominasi oleh jenis tanah litosol, podsolik,
dan regosol Badan Pusat Statistik, 2013.
Kecamatan Simanindo
Penelitian ini dilaksanakan pada areal terbakar di desa Sijambur Nabolak dan Curaman Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Propinsi
Sumatera. Sedangkan untuk lokasi penelitian pada areal yang tidak terbakar kontrol dilaksanakan di desa Tolping, Kecamatan Simanindo, Kabupaten
Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Luasan hutan yang terbakar pada tahun 2010 di kawasan Hutan Lindung desa Sijambur Nabolak mencapai 93 Ha. Pada tahun
2011 dan tahun 2014, kebakaran di kawasan Hutan Lindung desa Curaman Tomok mencapai 3 Ha.
Kecamatan Simanindo berada di hamparan dataran dan struktur tanahnya labil berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik. Wilayah Kabupaten Samosir
memiliki angka curah hujan rata-rata 100-250 mm tiap tahun. Data curah hujan di daerah Kecamatan Simanindo menurut Balai Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika dapat dilihat pada lampiran. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September dan curah hujan terendah terjadi bulan Februari. Seperti halnya
Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo juga tergolong beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17
C-29 C dan rata-rata kelembaban udara
sebesar 85.04 termasuk. Sebaran jenis tanah di wilayah Simanindo didominasi oleh jenis tanah litosol dan podsolik Badan Pusat Statistik, 2013
BAB III BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat