Hasil Pengujian Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

terendah dimiliki oleh PT Catur Sentosa Adiprana Tbk CSAP yaitu sebesar Rp. 180,-.

4.4 Hasil Pengujian

Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut dapat memenuhi pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. 1. Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. a. Analisis Grafik Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal yakni tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable Harga Saham Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Hal ini berarti data residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik normal p-p plot of regression standardized residual seperti yang disajikan pada Gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Gambar 4.2 menunjukkan bahwa titik-titik pada scatter plot sudah mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual mempunyai distribusi normal.Uji normalitas dapat juga dilakukan dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan analisis grafik. Universitas Sumatera Utara b. Analisis statistik Untuk memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka penulis melakukan statistik non-parametric kolmogorv- Smirnov denganmelihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Data yang memiliki distribusi normal dapat dilihat pada Tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa nilai unstandardized Residual Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.488 yang nilainya lebih besar dari taraf nyata α yaitu 0.05 yang artinya data memiliki distribusi normal. Tabel 4.7 Tabel Hasil Uji Mormalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 42 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.32761532E2 Most Extreme Differences Absolute .129 Positive .129 Negative -.077 Kolmogorov-Smirnov Z .836 Asymp. Sig. 2-tailed .488 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows 2. Uji Multikolinearitas Universitas Sumatera Utara Penelitian yang mengandung Multikolinearitas akan berpengaruh terhadap hasil penelitian sehingga penelitian tersebut menjadi tidak berfungsi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas berdasarkan nilai Tolerence dan VIF. Nilai Tolerence untuk semua variabel independen lebih besar dari 0.10. Rule of thumb yang digunakan untuk untuk menentukan bahwa nilai tolerance tidak berbahaya terhadap gejala Multikolinearitas adalah 0.10. Dari nilai VIF diketahui bahwa VIF semua variabel independen kurang dari 5. Rule ofthumb yang digunakan untuk menentukan bahwa nilai VIF tidak berbahaya adalah kurang dari 5. Tabel 4.8 Tabel Uji Multikoleniaritas Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Tabel 4.8 menunjukkan tidak adanya masalah multikolinearitas, dimana hasil uji Variance Inflation Factor VIF DER, EPS, ROA dan Status Penanaman Modal masing-masing menunjukkan nilai kurang dari 5 VIF5 dan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Nilai VIF yang lebih kecil dari 5 menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinearitas dalam penelitian. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 370.431 90.566 4.090 .000 DER 20.412 20.230 .211 1.009 .320 .409 2.446 EPS -2.007 .531 -.636 -3.782 .001 .631 1.585 ROA 13.147 5.897 .501 2.230 .032 .353 2.830 Status_P.Modal -165.884 78.244 -.288 -2.120 .041 .969 1.032 a. Dependent Variable: Harga_saham Universitas Sumatera Utara 3. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Untuk mendiagnosis adanya gangguan autokorelasi dalam model dapat dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson DW test. Menurut Situmorang, et al. 2008:82 kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Pengambilan Keputusan Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 - du Sumber: Ghozali 2006:96 n jumlah sampel = 42 k jumlah variabel bebas = 4 Pada tingkat signifikansi 5 diperoleh du = 1,7202 dan dl = 1,3064 du d 4 – du = 1,7202 1,7390 2,2798 memenuhi kriteria Tabel 4.10 Tabel Uji Autokorelasi Model Summary b Universitas Sumatera Utara Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .582 a .339 .268 245.02042 1.739 a. Predictors: Constant, Status_P.Modal, DER, EPS, ROA b. Dependent Variable: Harga_saham Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif berarti hipotesis nol diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga penelitian layak untuk dilanjutkan 4. Uji Heterokedastisitas Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart Diagram Scatterplot, dengan dasar pemikiran bahwa : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Hasil Uji Heterodastisitas Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Uji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan melalui uji glejser yang memberikan hasil yang lebih akurat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 261.693 51.755 5.056 .000 DER -3.667 11.561 -.075 -.317 .753 EPS -.496 .303 -.312 -1.636 .110 ROA -1.083 3.370 -.082 -.321 .750 Status_P.Modal -76.410 44.714 -.263 -1.709 .096 a. Dependent variable: absut Sumber: Hasil Olahan SPSS 19.0 for windows Berdasarkan Tabel 4.11 Hasil tampilan output SPSS menunjukkan Rasio DER, EPS, ROA dan Status Penanaman Modal secara signifikan mempengaruhi variabel dependen absolute absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.5 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Pengaruh Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price Earning Ratio dan Return On Equity Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Kelompok Aneka Industri Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 69 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

PENGARUH EARNING PER SHARE, RETURN ON EQUITY DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10