Validitas instrumen Reliabilitas instrumen Daya Pembeda

G. Ujicoba Instrumen

Sebelum instrumen pretes, tes prestasi belajar Fisika aspek kognitif, dan angket sikap ilmiah dan kreativitas digunakan dalam penelitian, maka perlu dilakukan uji coba atau try out untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan derajat kesukaran pola jawaban dari instrumen tersebut.

1. Instrumen Tes Prestasi

a. Validitas instrumen

Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk menguji validitas soal tes digunakan rumus tehnik korelasi Product Moment dari Karl Pearson yang dinyatakan sebagai berikut: { } { } 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy å - å å - å å å - å = …………………………….3.1 Dimana, X : skor item Y : skor total N : cacah subjek r xy : angka validitas item. Kriteria harga dari r xy , yaitu: item tes dikatakan valid jika r xy-abs r xy-tabel pada taraf signifikansi 5. r xy-tabel yang peneliti gunakan, yaitu 0,3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Microsoft Excel diperoleh hasil bahwa dari 40 butir soal terdapat 1 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 2. Pada penelitian ini soal yang tidak valid diperbaiki. Data pada lampiran 13.

b. Reliabilitas instrumen

Instrumen penelitian yang berupa tes dinyatakan reliabel atau ajeg jika tes tersebut diuji cobakan berulang-ulang diperoleh hasil yang relative sama. Pada penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas tes ini digunakan rumus Kuder- Richardson dengan KR-20, yaitu: ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - ÷ ø ö ç è æ - = å 2 2 11 1 t i i t s q p s n n r …………………………………3.2 dengan : 11 r = indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen i p = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i i q = 1- i p 2 t s = variansi total Budiyono, 2003: 69 Suatu instrumen dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya dengan uji reliabilitas jika indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 atau 11 r 0,7. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Microsoft Excel diperoleh hasil bahwa soal tersebut memiliki tingkat reliabilitas sebesar 0,943. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir soal memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah, sehingga para pengikut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok atas berkemampuan tinggi, dan kelompok bawah berkemampuan rendah. Masing-masing kelompok diambil 27 Pada penelitian ini uji daya beda digunakan untuk menguji instrumen penelitian yang berupa pretes dan prestasi belajar Fisika agar bisa membedakan kriteria dari masing-masing soal. Angka yang menunjukkan daya beda disebut indek diskriminasi. Rumus Pearson Correlation untuk menunjukkan indek diskriminasi adalah: B B A A N B N B DP - = ……………………………………….3.3 Dimana: DP : Daya Pembeda B A : jumlah betul pada kelompok atas B B : jumlah betul pada kelompok bawah N A = N B : jumlah pengikut disetiap kelompok Tabel 3.3 Indeks Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Soal Tingkat 0.200 Jelek 0.201 -0.400 Baik 0.400 Sangat baik Berdasarkan hasil perhitungan dengan program Microsoft Excel diperoleh hasil bahwa dari 40 butir soal yang diuji cobakan terdapat 2 butir soal yang kurang membedakan jelek, terdapat 8 butir soal yang membedakan baik, dan terdapat 30 butir soal yang sangat membedakan sangat baik. Untuk soal yang kurang membedakan diperbaiki. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13.

d. Derajat Kesukaran

Dokumen yang terkait

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA.

0 0 17

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KREATIVITAS DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH.

0 0 19

Pembelajaran Fisika Menggunakan Model POE (Prediction, Observation, and Explanation) Melalui Metode Eksperimen dan Proyek Ditinjau Dari Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa.

0 0 24

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA.

0 0 19

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR.

0 2 10

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN ANALISIS.

0 0 10

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA | Suyono | Inkuiri 7754 16275 1 SM

0 0 10