keunggulan bila dipembelajarkan pada materi pokok listrik dinamis yang peneliti gunakan. Dari penelitian yang Jaka teliti, juga menunjukkan adanya pengaruh tingkat
sikap ilmiah tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Materi pokok listrik dinamis merupakan materi yang sangat bermanfaat pada kehidupan sehari- hari dan
juga memungkinkan banyak terjadi permasalahan. Materi pokok listrik dinamis tersebut juga merupakan materi konkret yang bisa diamati, dianalisis dan diukur
secara langsung agar ditemukan solusi pemecahannya. Pada saat siswa mengolah dan menganalisis data untuk menemukan solusi pemecahannya sangat diperlukan sikap
ilmiah yang tinggi dari siswa.
C. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa merupakan indikator keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri I Pati melalui
pembelajaran berbasis masalah dengan metode eksperimen dan demonstrasi, ditinjau dari sikap ilmiah dan kreativitas siswa, karena SMA tersebut merupakan sekolah bertaraf
internasional yang mempunyai peralatan cukup lengkap dan mayoritas siswanya mempunyai keunggulan dalam faktor internal maupun eksternal. Tinggi rendahnya
prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal siswa. Model dan metode pembelajaran merupakan faktor eksternal yang bisa
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sedangkan sikap ilmiah dan kreativitas siswa merupakan faktor internal yang dimiliki siswa yang bisa mempengaruhi prestasi belajar
siswa. Dengan memperhatikan permasalahan yang ada di sekolah tempat penelitian ini dilaksanakan, maka kerangka berpikir ini bermanfaat sebagai acuan dalam memecahkan
masalah nyata yang ada. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis masalah, menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata sehari- hari. Karena materi pokok listrik dinamis adalah materi nyata
yang diterapkan pada kehidupan sehari- hari, tetapi dapat menimbulkan banyak masalah. Dalam memecahkan masalah yang timbul, peranan pembelajaran berbasis masalah pada
metode eksperimen memberi kesempatan pada siswa untuk memecahkan masalah yang ada tersebut dengan cara melakukan dan mengamati sendiri suatu proses, sehingga siswa
menjadi pembelajar yang aktif dengan melakukan penyelidikan dengan mengidentifikasi masalah, menentukan hipotesis, mengumpulkan alat dan bahan, menguji alat dan bahan
praktikum, melakukan percobaan untuk mendapatkan data, menguji hipotesis, hingga mengambil kesimpulan yang disertai lembar kerja siswa dalam menemukan konsep listrik
dinamis, sehinga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru yang lebih kompleks. Berbeda dengan metode demonstrasi, yang proses pembelajarannya hanya dilakukan oleh
perwakilan dari siswa atau kelompok siswa, atau bahkan bisa dilakukan oleh gurunya sendiri, sehingga siswa lain hanya bisa memperhatikan saja. Siswa yang kurang
konsentrasi dalam memperhatikan proses mendapatkan data yang diperagakan oleh guru atau siswa lainnya, maka siswa tersebut tidak akan bisa memperoleh hasil penemuan
yang maksimal. Walaupun metode eksperimen dan demonstrasi merupakan pembelajaran yang sama- sama berpusat pada siswa, namun pembelajaran dengan metode eksperimen
dimungkinkan lebih baik hasil prestasinya daripada pembelajaran dengan metode demonstrasi, karena pembelajaran dengan metode eksperimen dapat menghasilkan
konsep pengetahuan baru yang lebih utuh dan sempurna.
2. Sikap ilmiah yaitu sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan, antara lain: jujur, teliti, cermat, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain. Sikap ilmiah terbentuk dari
tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Struktur kognitif merupakan pangkal terbentuknya sikap seseorang. Struktur kognitif seseorang makin sempurna bila
umur seseorang juga bertambah. Sehingga anak seusia SMA diharapkan sikap ilmiahnya makin sempurna, karena ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan
mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. Sikap ilmiah sangat
penting untuk pembelajaran yang berkaitan dengan pengukuran tegangan dan kuat arus pada pokok bahasan ”Listrik Dinamis”. Sebelum siswa dihadapkan pada proses
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik, diharapkan siswa sudah mempunyai konsep bahwa batu baterai merupakan sumber tegangan, dan bila dihubungkan dengan elemen
listrik sesuai rangkaian tertutup maka akan terjadi aliran listrik. Saat merangkai maupun membaca skala pada alat ukur tegangan dan kuat arus membutuhkan ketelitian dan
kecermatan yang tinggi, dan hanya dimiliki oleh siswa yang sikap ilmiahnya tinggi. Sehingga siswa yang sikap ilmiahnya tinggi diharapkan semangat belajarnya juga tinggi,
dan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula. 3. Kreativitas merupakan potensi dalam diri seseorang untuk senantiasa berkreasi,
dan suka mengkombinasi hal- hal baru. Kreativitas adalah kekuatan yang ada tersembunyi pada diri seseorang. Kreativitas merupakan suatu proses yang terdiri dari:
pengidentifikasian masalah, hipotesis, penyelidikan, penyelesaian masalah dengan acuan tertentu, serta pelaporan hasil. Faktor yang berpengaruh terhadap kreativitas adalah
kemampuan yang unik, dan kesungguhan dalam diri seseorang. Walaupun komponen
listrik banyak dijumpai dikehidupan sehari- hari, namun dalam pengukuran tegangan dan kuat arus untuk mendapatkan besarnya hambatan listrik pada komponen listrik
membutuhkan kreativitas dalam mengkobinasi rangkaian tersebut. Kreativitas siswa terlihat pada saat melakukan percobaan untuk mendapatkan data. Semakin tinggi
kreativitas siswa maka semakin kreatif pula dalam melakukan percobaan merangkai dengan variasinya sendiri untuk beberapa komponen listrik, bahkan bisa menemukan
dengan caranya sendiri, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. 4.Pembelajaran berbasis masalah dengan metode demonstrasi dan eksperimen,
sama- sama membutuhkan sikap ilmiah yang tinggi, sehingga diharapkan siswa yang sikap ilmiahnya tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi pula.
5. Pembelajaran berbasis masalah dengan metode demonstrasi dan eksperimen, sama- sama membutuhkan kreativitas yang tinggi, sehingga diharapkan siswa yang
kreativitasnya tinggi mempunyai prestasi yang lebih tinggi pula. 6. Siswa dengan kreativitas tinggi, dimungkinkan juga akan memiliki sikap ilmiah
yang tinggi, karena siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa yang sikap
ilmiah dan kreativitasnya tinggi, diharapkan ada interaksi positif terhadap prestasi belajar 7. Pembelajaran berbasis masalah dengan metode demonstrasi dan eksperimen,
membutuhkan sikap ilmiah dan kreativitas, karena sikap ilmiah dan kreativitas mempunyai peran yang sama dalam proses belajar mengajar.
Skema alur dan hubungan antara variabel dalam penelitian, sebagai berikut:
Pembelajaran berbasis
masalah dengan metode
Demonstrasi Kelas
Eksperimen I Kreativitas
Sikap Ilmiah Rendah
Tinggi
Tinggi Rendah
Tinggi Sampel
Prestasi Belajar Siswa
D. Hipotesis