tetapi makin sedikit kerapatan gulma maka persaingan masing-masing individu semakin kecil. Ditambahkan oleh Mangoensoekardjo 1978 bahwa persaingan
dengan tanaman semusim menyebabkan terjadinya penekanan terhadap pertumbuhan yaitu berkurangnya tinggi tanaman.
Untuk pengaruh dosis pupuk K terhadap tinggi tanaman memperlihatkan pengaruh yang nyata pada tiap pengamatan, dimana terjadi peningkatan tinggi
tanaman dengan penambahan dosis pupuk K. Hal ini diduga akibat K dapat merangsang pertumbuhan jaringan meristematik yang memungkinkan bertambahnya
tinggi tanaman Mengel dan Kirkby, 1982.
B. Komponen Hasil dan Hasil Tanaman
a. Jumlah polong per tanaman buah
Tabel 6. Jumlah polong per tanaman kacang hijau pada beberapa kerapatan awal umbi teki dengan dosis pupuk K.
Kerapatan Awal Umbi Teki
umbipolibag Dosis Pupuk K g
Pengaruh Kerapatan Awal
Umbi Teki 0.4
0.8 1.2
......…………........buah……………...... 11.67
16.67 16.78
16.33 15.36 a
2 9.67
11.00 11.22
11.55 10.86 b
4 8.89
9.89 10.00
9.67 9.61 b c
6 8.45
9.22 9.00
8.67 8.83 c
Pengaruh Dosis 9.67 B
11.70 A 11.75 A 11.56 A
Pupuk K
Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut DNMRT taraf
5 .
Pada Tabel 6, terlihat bahwa perlakuan kerapatan awal umbi teki sangat nyata mempengaruhi jumlah polong per tanaman dimana pada kerapatan awal 6 umbi
polibag menghasilkan jumlah polong terendah 8.83 buah dan diikuti kerapatan awal 12
4 umbipolibag dan 2 umbipolibag. Jumlah polong per tanaman terbesar adalah pada perlakuan tanpa umbi teki 15.36 buah. Terdapat kecenderungan bahwa semakin
tinggi kerapatan awal umbi teki akan semakin menekan pembentukan jumlah polong per tanaman kacang hijau, dengan keberadaan teki menekan jumlah polong
pertanaman kacang hijau. Perbedaan jumlah polong per tanaman kacang hijau pada berbagai kerapatan
awal umbi teki adalah karena kehadiran teki dan kacang hijau sejak dari awal pertumbuhan sehingga terjadi persaingan antara teki dan kacang hijau. Akibat dari
persaingan tersebut maka perubahan vegetatif dan generatif tanaman menjadi terhambat. Selanjutnya Moody 1978 menyatakan bahwa pengaruh persaingan
gulma terhadap hasil tanaman secara kuantitas dapat menurunkan jumlah polong dan jumlah biji per polong.
Pengaruh dosis pupuk K terhadap jumlah polong memperlihatkan perbedaan yang nyata. Secara keseluruhan terjadi peningkatan jumlah polong per tanaman
akibat penambahan dosis pupuk K, dimana dosis pupuk K 0,4 gpolibag sudah cukup untuk meningkatkan jumlah polong per tanaman. Dwidjoseputro 1984 menyatakan
bahwa kalium berperanan dalam fotosintesis, dan fotosintesis penting dalam proses pemasakan buah polong. Dengan demikian kandungan kalium yang cukup akan
mempercepat pemasakan buah polong kacang hijau. 13
b. Bobot kering berangkasan per tanaman g