Bobot kering akar per tanaman g

dosis pupuk K. Hal ini disebabkan karena kalium seperti yang dijelaskan oleh Sosrosoedirdjo dan Rifai 1985 mempunyai fungsi fisiologis khusus pada asimilasi karbondioksida. Proses asimilasi tergantung kepada adanya kalium, dengan tersedianya asimilat yang cukup mengakibatkan bobot kering tanaman juga akan meningkat.

c. Bobot kering akar per tanaman g

Tabel 8. Bobot kering akar per tanaman kacang hijau pada beberapa kerapatan awal umbi teki dengan dosis pupuk K. Kerapatan Awal Umbi Teki umbipolibag Dosis Pupuk K g Pengaruh Kerapatan Awal Umbi Teki 0.4 0.8 1.2 ...…………………g…………………. 0.24 0.27 0.36 0.33 0.30 a 2 0.22 0.25 0.26 0.26 0.25 b 4 0.21 0.23 0.24 0.24 0.23 b 6 0.14 0.19 0.19 0.17 0.17 c Pengaruh Dosis 0.20 B 0.24 A 0.26 A 0.25 A Pupuk K Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut DNMRT taraf 5 . Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa kerapatan awal umbi teki menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap bobot kering akar per tanaman. Semakin tinggi kerapatan awal umbi teki maka semakin rendah bobot kering akar tanaman yang dihasilkan dimana pada perlakuan kerapatan awal 6 umbi teki per polibag diperoleh bobot kering akar yang paling rendah 0,17 g. Terjadinya hal yang demikian itu adalah karena pada kerapatan teki yang tinggi, perakaran kacang hijau telah dikuasai oleh sistem perakaran teki yang saling tumpang tindih. Akibatnya daya kompetisi teki menjadi lebih besar dan pertumbuhan akar kacang hijau lebih tertekan. Moody 1978, menyatakan bahwa kompetisi 15 menjadi lebih besar bila perakaran gulma dan tanaman saling tumpang tindih dan akar rambut gulma lebih banyak meskipun perakaran tanaman dan gulma hampir sama panjang. Pengaruh dosis pupuk K terhadap bobot kering akar per tanaman memperlihatkan perbedaan yang nyata. Penambahan dosis pupuk K meningkatkan bobot kering akar per tanaman. Hal ini disebabkan karena kalium mempunyai peranan penting dapat menstimulir pembentukan akar Buckman dan Brady, 1982. Pemberian kalium yang cukup dapat meningkatkan panjang akar yang menandakan semakin baiknya sistem perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap air dan unsur hara semakin membaik, akibatnya laju fotosintesis akan meningkat, bobot kering akar akan meningkat.

d. Hasil biji kering per tanaman g