Hasil biji kering per tanaman g

menjadi lebih besar bila perakaran gulma dan tanaman saling tumpang tindih dan akar rambut gulma lebih banyak meskipun perakaran tanaman dan gulma hampir sama panjang. Pengaruh dosis pupuk K terhadap bobot kering akar per tanaman memperlihatkan perbedaan yang nyata. Penambahan dosis pupuk K meningkatkan bobot kering akar per tanaman. Hal ini disebabkan karena kalium mempunyai peranan penting dapat menstimulir pembentukan akar Buckman dan Brady, 1982. Pemberian kalium yang cukup dapat meningkatkan panjang akar yang menandakan semakin baiknya sistem perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap air dan unsur hara semakin membaik, akibatnya laju fotosintesis akan meningkat, bobot kering akar akan meningkat.

d. Hasil biji kering per tanaman g

Tabel 9. Hasil biji kering per tanaman kacang hijau pada beberapa kerapatan awal umbi teki dengan dosis pupuk K. Kerapatan Awal Umbi Teki umbipolibag Dosis Pupuk K g Pengaruh Kerapatan Awal Umbi Teki 0.4 0.8 1.2 …………………...g………………….. 3.84 5.44 6.28 5.33 5.22 a 2 3.42 3.39 3.50 3.56 3.47 b 4 2.74 3.27 3.21 3.27 3.12 b c 6 2.31 2.81 2.89 2.48 2.62 c Pengaruh Dosis 3.08 B 3.73 AB 3.97 A 3.66 A Pupuk K Angka-angka pada baris yang diikuti oleh huruf besar yang sama dan angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut DNMRT taraf 5 . Tabel 9 memperlihatkan, terdapat perbedaan yang nyata pada pengaruh kerapatan awal umbi teki, kehadiran teki mengurangi hasil biji kering per tanaman kacang hijau. Berkurangnya hasil ditentukan oleh kerapatan awal umbi teki dimana 16 semakin meningkat kerapatan awal umbi teki semakin menurun hasil biji kering per tanaman. Pada perlakuan 6 umbi tekipolibag terjadi pengurangan hasil sebesar 49,81 , perlakuan 4 umbi tekipolibag sebesar 40,23 dan perlakuan 2 umbi tekipolibag sebesar 33,52 dibandingkan dengan perlakuan tanpa umbi teki. Penurunan hasil biji kering ini disebabkan terjadinya persaingan antara teki dengan tanaman kacang hijau dalam mendapatkan kebutuhan yang sama untuk pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Moody 1978, bahwa tanaman dan gulma mempunyai kebutuhan yang sama dalam pertumbuhannya, maka akan bersaing dengan pesat dalam penggunaan cahaya, air, unsur hara, CO 2 dan ruang tempat tumbuh. Mangoensoekardjo 1978, juga menyatakan bahwa semakin tinggi kerapatan teki akan mengakibatkan semakin rendahnya hasil tanaman. Pada kerapatan gulma yang tinggi terjadi penekanan terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Hal ini terjadi karena jarak tanam yang semakin dekat seiring dengan semakin meningkatnya kerapatan awal gulma teki. Dengan semakin dekatnya jarak tersebut persaingan akan semakin hebat dengan banyaknya individu yang tumbuh persatuan luas. Pada kerapatan awal gulma yang tinggi tersebut, unsur- unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan menjadi semakin berkurang. Menurut Sastroutomo 1990, dengan meningkatnya kerapatan, maka gangguan yang ditimbulkan oleh tumbuhan yang satu terhadap yang lainnya akan semakin jelas dan meningkat. Untuk pengaruh dosis pupuk K, terdapat perbedaan yang nyata terhadap hasil biji kering per tanaman akibat penambahan pupuk K. Hal ini berhubungan dengan peranan pupuk K bagi pertumbuhan dan hasil tanaman. Seperti yang dinyatakan oleh 17 Buckman dan Brady 1982 bahwan kalium secara fisiologis sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena kalium berperan pada aktvitas fotosintesis, respirasi, sintesis protein, translokasi gula, mempertahankan turgor, dan menstimulir pembentukan akar. Pada Tabel 9 dapat dilihat pemberian dosis pupuk K 0,8 gpolibag sudah cukup untuk meningkatkan hasil biji kering per tanaman.

e. Bobot 1000 biji g