commit to user
D. Positioning
Dibuatnya animasi “Narantaka” berawal dari ironisnya sikap remaja Indonesia akan kebudayaannya sendiri, dimana seseorang yang dekat dengan
budaya terutama Jawa, biasanya akan disebut “ndesho” orang desaudik yang mana sebutan tersebut seperti menjadi sebuah momok di kalangan remaja. Karena
usia remaja merupakan usia dimana seseorang mempunyai kondisi yang labil akan emosi dan mudah menerima pengaruh-pengaruh dari luar yang kebanyakan
mengarah pada pemberontakanrebel, walaupun suatu ideologi tersebut mempunyai artian yang luas yang mempunyai nilai positif namun umumnya
remaja akan mencerna apa adanya tanpa mempelajari lebih dalam yang akhirnya muncul budaya “ikut-ikutan”. Remaja yang tidak melakukan apa yang dilakukan
kebanyakan remaja pada komunitasnya akan dikatakan “gak gaul”. Akibatnya ekspansi kebudayaan akan semakin merajalela tanpa ada pengeremnya.
Seniman atau budayawan yang bisa dianggap sebagai polisi kebudayaan kadang tidak mau memahami psikologis seorang remaja, akibatnya ia
akan berada pada kekolotan yang stagnan dan perkembangan kebudayaan Indonesia akan tersaingi dengan kebudayaan asing, padahal suatu bangsa
ditentukan oleh generasi mudanya, apabila generasi muda sudah tidak tertarik dengan kebudayaan bangsanya sendiri, lambat laun kebudayaan itu akan mati dan
akhirnya tinggal sejarah. Namun hal tersebut dapat kita cegah dengan menciptakan ide-ide
kreatif yang lebih segar akan kebudayaan lokal Indonesia, yaitu dengan cara mengolah beberapa elemen secara cermat, hal-hal yang dianggap sebagian besar
orang dijauhi seperti yang telah penulis uraikan di atas, yang pada akhirnya akan
commit to user
mampu menciptakan suatu karya seni yang eksentrik namun menarik, yang belum pernah ditampilkan oleh para seniman sebelumnya, dengan demikian karya seni
tersebut akan menjadi pusat perhatian, bukan saja berskala nasional namun juga internasional.
Dari beberapa hal di atas animasi “Narantaka” diposisikan sebagai sebuah karya seni yang mengangkat kebudayaan Indonesia dengan menampilkan
beberapa usur visual maupun non-visual baru dengan sumber inspirasi dari kebudayaan yang sudah ada, dalam hal ini budaya Jawa, yang akan ditampilkan
dalam epik wayang dengan tokoh Gatotkaca dalam bentuk film animasi 3D dimensi.
E. USP Unique Selling Prepositioning