commit to user
4. Lakon-lakon Pewayangan
Lakon-lakon pewayangan yang begitu banyak dipergelarkan dewasa
ini, pada
hakekatnya dapat
dibagi menjadi
4 bagian
www.jawapalace.com, 2006, ialah: 1. Lakon Pakem
Yang disebut lakon-lakon pakem itu sebagian besar ceriteranya mengambil dari sumber-sumber ceritera dari perpustakaan wayang, misalnya : lakon
Bale Sigala-gala, pandawa dadu, baratayuda, rama gandrung, subali lena, anoman duta, brubuh ngalengka dan lain-lain.
2. Lakon Carangan yang disebut Carangan itu hanya garis pokoknya saja yang bersumber pada
perpustakaan wayang, diberi tambahan atau bumbu-bumbu berupa Carangan Carang Jawa = dahan, seperti lakon-lakon : babad alas
mertani, partakrama, aji narantaka, abimanyu lahir dan lain-lain. 3. Lakon Gubahan
Yang disebut gubahan itu ialah lakon yang tidak bersumber pada buku- buku ceritera wayang, tetapi hanya menggunakan nama dan negara-negara
dari tokoh-tokoh yang termuat dalam buku-buku ceritera wayang, misalnya lakon-lakon: irawan Bagna, gambiranom, dewa amral, dewa
katong dan sebagainya. 4. Lakon Karangan
Yang disebut lakon karangan itu ialah suatu lakon yang sama sekali lepas dari ceritera wayang yang terdapat dalam buku-buku sumber ceritera
wayang, misalnya lakon-lakon : praja binangun, linggarjati, san
commit to user
sebagainya. Dalam lakon praja binangun tersebut diketengahkan nama tokoh-tokoh wayang seperti : ratadahana Jendral Spoor, Kala Miyara
Meiyer, Dewi Saptawulan Juliana, Bumiandap Nederland dan sebagainya.
Perlu pula diketahui bahwa lakon-lakon wayang yang disebut Carangan, Gubahan dan Karangan itu, banyak juga lakon yang merupakan
kiasan, misalnya : Lakon babad alas mertani mengandung kias assimilasi perkawinan falsafah Hindu dan Jawa. Demikian pula lakon-lakon seperti :
pandawa Pitu, Pandawa Sanga, senggana racut dsb itu berisi kias dan maksud mengenai ilmu kebatinan.
5. Gatotkaca
Nama Gatotkaca terkenal setara dengan Superman walaupun dengan lingkup yang lebih kecil yaitu di Indonesia. Gatotkaca bisa dikatakan sebagai
seorang superhero karena dia mempunyai kekuatan super, “A superhero is a fictional character who is noted for feats of courage and nobility, who usually
possesses abilities
beyond those
of normal
human beings”
www.wikipedia.com, 2006, dan tindakan mulianya yang dengan gagah berani membela kaum yang lemah.
Pakaian yang ditonjolkan Gatotkaca adalah adanya tanda bintang di jubah yang terletak di dadanya walaupun pada wayang kulit biasanya
Gatotkaca tidak memakai jubah tersebut kecuali wayang kulit gaya Surakarta, hanya saja kostum yang dikenakannya berwarna merah Senawangi, 2003.
commit to user
Gambaran visual Gatotkaca berkostum dengan lambang bintang merupakan jasa R.A. Kosasih, salah satu komikus besar pertama Indonesia. Ini
hasil utak-atik artistik Kosasih atas mitologi Mahabharata yang ia adaptasi langsung dari India pada 1950-an Hikmat Darmawan, 2006. Gatotkaca
mempunyai beberapa senjata yang berada di badannya antara lain Drs. Edi Sudadi, 2006 :
1. Kutang Antakusuma berupa jubah yang dapat membuat Gatotkaca
terbang secepat kilat. 2.
Caping Basunanda yaitu penutup kepala gaib, yang menyebabkan tidak akan kehujanan dan tidak pula kepanasan.
3. Terompah Padakacarma membuat Gatotkaca dapat berjalan di atas
air, melewati gunung seperti berjalan di dataran dan jika digunakan untuk menendang, musuhnya akan mati.
4. Suket Selandana, dengan senjata ini Gatotkaca dapat melihat
sesuatu yang tidak kasat mata seperti mahkluk halus. 5.
Topeng Waja, dapat membakar musuh hanya dengan melihatnya. 6.
Ajian Esmu Gunting, Jika Gatotkaca memantram ajian ini tubuhnya dapat berubah, tulang menjadi baja, jari menjadi gunting dan
tumitnya menjadi kapak. Hasil olahantafsiran imajinatif Kosasih begitu popular, sehingga
sampai saat ini rata-rata orang membayangkan Gatotkaca dalam pakem visual demikian. Iklan jamu masa kini atau pun lukisan komikus muda Indonesia di
awal 1990-an masih setia pada pakem ini Hikmat Darmawan, 2006.
commit to user
Gatotkaca, terkenal sebagai ksatria perkasa berotot kawat bertulang besi. Ia adalah anak Bima, ibunya bernama Dewi Arimbi. Dalam pewayangan,
Gatotkaca adalah seorang raja muda di Pringgadani, yang rakyatnya hampir seluruhnya terdiri dari bangsa raksasa. Negeri ini diwarisinya dari ibunya.
Sebelum itu, kakak ibunya yang bernama Arimba, menjadi raja di negeri itu. Sebagai raja muda di Pringgadani, Gatotkaca banyak dibantu oleh patihnya,
Prabakesa Brajamusti, adik Arimbi. Dalam pewayangan Gatotkaca mempunyai tiga orang istri. Istri
pertamanya Dewi Pregiwa, anak Arjuna. Istrinya yang kedua Dewi Sumpani, dan yang ketiga Dewi Suryawati, putri Batara Surya. Dari perkawinan dengan
Pergiwa, Gatotkaca mendapat seorang anak bernama Sasikirana. Dengan Dewi Sumpani ia mempunyai anak bernama Arya Jayasumpena. Sedangkan
Suryakaca adalah anaknya dari Dewi Suryawati. Dalam Baratayuda Gatotkaca diangkat menjadi senapati dan gugur
pada hari ke-15 oleh senjata Kunta yang dilemparkan Karna. Senjata Kunta Wijayandanu itu melesat menembus perut Gatotkaca melalui pusarnya dan
masuk ke dalam warangkanya. Saat berhadapan dengan Adipati Karna sebenarnya Gatotkaca sudah tahu akan bahaya yang mengancam jiwanya.
Karena itu ketika Karna melemparkan senjata Kunta, ia terbang amat tinggi. Namun senjata sakti itu terus saja memburunya, sehingga akhirnya Gatotkaca
gugur. Ketika jatuh ke bumi, Gatotkaca berusaha agar jatuh tepat pada tubuh Adipati Karna, tetapi senapati Kurawa itu waspada dan cepat melompat
menghindar sehingga yang hancur hanyalah kereta perangnya.
commit to user
Sebenarnya, sewaktu berhadapan dengan Gatotkaca, Adipati Karna enggan menggunakan senjata Kunta. Ia merencanakan hanya akan
menggunakan senjata sakti itu bila nanti berhadapan dengan Arjuna. Namun ketika Prabu Anom Duryudana menyaksikan betapa Gatotkaca telah
menimbulkan banyak korban dan kerusakan di pihak Kurawa, ia mendesak agar Karna menggunakan senjata pamungkas itu.
Akibatnya, sesudah Gatotkaca gugur, sebenarnya Karna sudah tidak lagi memiliki senjata sakti yang benar-benar dapat diandalkan.
Sebagai raja muda Pringgadani, Gatotkaca bergelar Prabu Anom Kacanagara. Namun, gelar ini hampir tidak pernah disebut dalam pergelaran
wayang. Nama lain Gatotkaca yang lebih terkenal adalah Tutuka, Guritna, Gurubaya, Purbaya, Bimasiwi, Krincingwesi, Rimbiatmaja, dan Bimaputra.
Pada Wayang Golek Purwa Sunda, ada lagi nama alias Gatotkaca, yakni Kalananata, Kancingjaya, Trincingwesi, dan Mladangtengah.
Gatotkaca amat sayang pada sepupunya, Abimanyu. Sewaktu Abimanyu hendak menikah dengan Dewi Siti Sundari, Gatotkaca banyak
memberikan bantuannya. Pengangkatan Gatotkaca sebagai penguasa Pringgadani sebenarnya
tidak disetujui pamannya, Brajadenta. Adik Dewi Arimbi ini menganggap dirinya lebih pantas menduduki jabatan itu, karena ia lelaki, dan anak kandung
Prabu Trembaka yaitu raja Pringgondani terdahulu. Untuk berhasilnya pemberontakan yang dilakukannya Brajadenta minta dukungan Batari Durga
dan Kurawa. Namun pemberontakan ini gagal karena Brajadenta ditentang adik-adiknya, terutama Brajamusti. Brajadenta akhirnya mati bersama-sama
commit to user
dengan Brajamusti, ketika mereka berperang tanding. Arwah Brajadenta akhirnya menyusup ke telapak tangan kanan Gatotkaca, sedang arwah
Brajamusti di tangan kirinya. Dengan demikian kesaktian Gatotkaca makin bertambah.
Beberapa tahun menjelang Baratayuda, Gatotkaca pernah bertindak kurang bijaksana. Ia mengumpulkan saudara-saudaranya, para putra Pandawa,
untuk mengadakan latihan perang di Tegal Kurusetra. Tindakannya ini dilakukan tanpa izin dan pemberitahuan dari para Pandawa.
Baru saja latihan perang itu dimulai, datanglah utusan dari Kerajaan Astina yang dipimpin oleh Dursala, putra Dursasana, yang menuntut agar
latihan perang itu segera dihentikan. Gatotkaca dan saudara-saudaranya menolak tuntutan itu. Maka terjadilah perang tanding antara Gatotkaca dengan
Dursala. Pada perang tanding itu Gatotkaca terkena pukulan Aji Gineng yang
dimilliki oleh Dursala, sehingga pingsan. Ia segera diamankan oleh saudara- saudaranya, para putra Pandawa. Di tempat yang aman Antareja
menyembuhkannya dengan Tirta Amerta yang dimilikinya. Gatotkaca langsung pulih seperti sedia kala. Namun, ia sadar, bahwa kesaktiannya belum
bisa mengimbangi Dursala. Selain malu, Gatotkaca saat itu juga tergugah untuk menambah ilmu dan kesaktiannya.
Ia lalu berguru pada Resi Seta, putra Prabu Matswapati dari Wirata. Dari Resi Seta putra Bima itu mendapatkan Aji Narantaka. Setelah menguasai
ilmu sakti itu Gatotkaca segera pergi mencari Dursala. Dalam perjalanan ia berjumpa dengan Dewi Sumpani, yang menyatakan keinginannya untuk
commit to user
diperistri. Gatotkaca menjawab, jika mampu menerima hantaman Aji Narantaka, maka ia bersedia memperistri wanita cantik itu.
Berbagai Lakon yang Melibatkan Gatotkaca : 1. Gatotkaca Lair Lahirnya Gatotkaca
2. Pregiwa - Pregiwati 3. Gatotkaca Sungging
4. Gatotkaca Sewu 5. Gatotkaca Rebutan Kikis
6. Wahyu Senapati 7. Brajadenta - Brajamusti
8. Kalabendana Lena 9. Gantotkaca Rante
10. Subadra Larung 11. Aji Narantaka
12. Gatotkaca Gugur Dewi Sumpani ternyata mampu menahan Aji Narantaka. Sesuai
janjinya, Gatotkaca lalu memperistri Dewi Sumpani. Dari perkawinan itu mereka kelak mendapat anak yang diberi nama Jayasumpena.
Keinginan Gatotkaca untuk bertemu kembali dengan Dursala akhirnya terlaksana. Dalam pertempuran yang kedua kalinya ini, dengan Aji Narantaka
itu Gatotkaca mengalahkan Dursala. Karena Dewi Arimbi sesungguhnya seorang raseksi raksasa
perempuan, maka dulu Gatotkaca dalam Wayang Kulit Purwa digambarkan berujud raksasa, lengkap dengan taringnya. Namun sejak Susuhunan Paku
commit to user
Buwana II memerintah Kartasura, penampilan peraga wayang Gatotkaca dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa diubah menjadi ksatria tampan dan
gagah, dengan wajah mirip Bima. Yang diambil sebagai pola adalah bentuk seni rupa wayang peraga Antareja tetapi diberi praba.
Nama Gatotkaca yang diberikan pada anak Bima ini berarti ‘rambut gelung bundar’. Gatot artinya sesuatu yang berbentuk bundar, sedangkan kata
kaca artinya rambut. Nama itu diberikan karena waktu lahir, Gatotkaca telah bergelung rambut bundar di atas kepalanya Senawangi, 2003.
Cerita Gatotkaca yang sudah ada baik versi Yogyakarta maupun Surakarta merupakan sumber inspirasi penulis yang dijadikan acuan secara
garis besar dalam pembuatan animasi epik “Narantaka” versi penulis.
B. Animasi