Pengertian Persalinan Faktor-faktor Persalinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Persalinan

1.1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar ekspulsi hasil pembuahan yaitu, janin yang viable, plasenta, dan ketuban dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim Farrer, 1999. Sedangkan, menurut Mochtar 1998, persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

1.2. Faktor-faktor Persalinan

Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah: 1. Power: kontraksi dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunteer dari ibu, yaitu kontraksi otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan atau meneran. Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebal otot-otot rahim yang terjadi untuk sementara waktu. Kontraksi ini terjadi diluar sadar involunter, dibawah pengendalian sistem saraf simpatik dan secara tidak langsung mungkin dipengaruhi sistem endokrin. Kontraksi uterus yang kuat, seperti Universitas Sumatera Utara pada bagian akhir kala satu persalinan, akan memberikan tekanan intrauteri sebesar 45 mmHg. Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi. Serabut otot tidak mengadakan relaksasi penuh pada akhir kontraksi, tetapi akan mempertahankan sebagian gerakan memendek dan menebal tersebut. Sebagai akibat dari retraksi, segmen atas dinding uterus secara berangsur-angsur menjadi lebih pendek serta lebih tebal dan kavum uteri menjadi lebih kecil. Sementara itu, otot-otot segmen atas yang mengadakan kontraksi dan retraksi menyebabkan serabut-serabut segmen bawah yang memiliki fungsi khusus serta serviks tertarik ke atas dan ke luar sehingga terjadi penipisan effacement serta dilatasi serviks. Tenaga kedua otot-otot perut dan diafragma digunakan dalam kala dua persalinan. Tenaga ini dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasikan oleh otot-otot volunteer ibu. Diafragma dibuat kaku oleh dada yang diisi udara dan glottis yang ditutup untuk menahan tekanan rongga dada. Otot-otot dinding abdomen dipertahankan dengan kuat. Kedua keadaan ini akan melipatgandakan tekanan pada janin dan mengurangi ruangan di dalam rongga abdomen sehingga janin terdorong ke bawah ke bagian yang tahanannya paling rendah dan akhirnya lintasan keluar melalui pelvis ke vagina Farrer, 1999. 2. Passage jalan lahir: bagian tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul. Janin harus berjalan lewat rongga panggul, serviks dan vagina sebelum dilahirkan. Untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula Universitas Sumatera Utara tahanan dan resistensi yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya Farrer 1999. 3. Passenger: terutama janin secara khusus, bagian kepala janin plus plasenta, selaput dan cairan ketubanamnion. Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin, dan bagian janin yang paling penting karena ukurannya paling besar adalah kepala janin. Ukuran kepala lebih lebar daripada bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi. Sembilan puluh enam persen bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama Farrer, 1999. 4. Psikologis : Ketidaktahuan terhadap proses persalinan menyebabkan ketakutan yang sangat mempengaruhi proses kelahiran. Ketakutan menyebabkan kegelisahan dan respons endokrin yang menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium, dan penurunan glukosa yang dibutuhkan oleh kontraksi uterus. Respon-respon ini juga menyebabkan disekresinya epinefrin, yang menghambat aktivitas miometrial, dan melepaskan norepinefrin yang menyebabkan atau tak terkoordinasinya aktivitas uterus. Peningkatan distress fisik dan inefektif persalinan lebih menyebabkan ketakutan dan rasa tidak nyaman Hamilton, 1995. Psikologis meliputi psikologis ibu, emosi, persiapan intelektual, pengalaman sebelumnya, kebiasaan adat dan dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu Aprilia, 2009. 5. Penolong : Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan Aprilia, 2009. Universitas Sumatera Utara

1.3. Tahapan Persalinan