3.6.1.2. Non-Random Sampling
14
1. Accidental Sampling
Non-Random Sampling berbeda dengan Random Sampling dalam hal sampel dipilih bukan berdasarkan sistem acak. Pengambilan sampel secara tidak
acak terdiri atas:
Teknik penarikan sampel yang memilih sampel secara kebetulan. Misalnya, akan dilakukan penelitian terhadap dampak meningkatnya harga sembako, maka
peneliti pergi ke pasar untuk meneliti, dan langsung mengambil pengunjung yang secara kebetulan ditemui sebagai sampel.
2. Purposive Sampling
Dalam sampling tipe ini pemilihan satuan sampling dilakukan atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang yang sedang diteliti. Misalnya, peneliti
akan menyusun IBH Indeks Biaya Hidup, untuk mengetahui hubungan antara biaya yang dikeluarkan untuk hidup sehari-hari mobil, kulkas, garam dan lain-
lain, maka diperlukan pakar ekonomi. 3.
Quota Sampling Tipe sampling ini sangat banyak digunakan dalam penelitian pemasaran dan
dalam penelitian pengumpulan pendapat opinion poll. Langkah kerjanya sebagai berikut:
a. Ditentukan sebuah Quota-1, yaitu berapa besarnya ukuran sampel berdasarkan
keadaan waktu, biaya dan tenaga. Misalnya, Quota-1 adalah akan diteliti 500 orang ibu rumah tangga.
14
http:home.unpar.ac.id~hasanSAMPLING.doc
Universitas Sumatera Utara
b. Ditentukan Quota-2, yaitu bahwa dalam 500 ibu rumah tanga itu haruslah
terdiri dari 250 orang ibu rumah tangga yang berumur di atas 50 tahun dan 250 orang kurang atau sama dengan 50 tahun.
c. Ditentukan Quota-3, yaitu bahwa dari 250 orang ibu rumah tangga berumur di
atas 50 tahun harus ada yang berpendidikan Perguruan Tinggi PT, SLTA dan SLTP. Demikian juga untuk ibu rumah tangga di bawah atau sama dengan 50
tahun. 4.
Convenience Sampling Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali
berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut.
Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample man-on-the-street
Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara
acak random. Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
5. Snowball Sampling
Teknik pengambilan sampel yang memilih sampel secara berantai, dari ukuran kecil sampai dengan ukuran besar. Misalnya, dilakukan penelitian terhadap
menyebarnya penyakit gonorhoe di kalangan PSK, maka peneliti memulainya dari satu PSK yang dijumpai. Dari PSK tersebut, peneliti kemudian mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
jaringan penelitiannya hingga teman-teman PSK tersebut sampai jumlah sampel yang dibutuhkan mencukupi.
6. Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.. Misalnya untuk
memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik
untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai
“information rich”. Dalam program pengembangan produk product development, biasanya yang dijadikan sampel adalah karyawannya sendiri,
dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan terlalu berharap pasar akan
menerima produk itu dengan baik
3.6.2. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas