Dengan mengetahui pentingnya kesehatan, kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan sejak dini usia sekolah, maka diharapkan mereka akan mempunyai sikap
dan perilaku yang baik untuk kepentingan kesehatanya. Anak-anak secara sosial masih tergantung pada orang tua dan menjadikan
mereka sebagai contoh dalam berperilaku, sehingga tingkat pendidikan, pengetahuan dan social ekonomi orang tua memiliki pengaruh terhadap perilaku anak-anak
Notoatmodjo, 2003. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor perilaku sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan atau pendidikan dan kondisi
ekonomi keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi tindakanperilaku seseorang dalam menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatannya.
Pendapat tersebut sesuai dengan hasil penelitian Margono 1995, yang menyatakan bahwa infeksi cacingan juga disebabkan karena kebersihan diri yang
buruk, tingkat pendidikan dan social ekonomi yang rendah, pengetahuan, sikap dan perilaku atau kebiasaan hidup sehat yang belum membudaya, kondisi geografis jenis
tanah dan iklim tropis cocok untuk pertumbuhan cacing.
5.3. Pengaruh Sikap Murid SD terhadap Kejadian Kecacingan
Sikap dalam penelitian ini adalah sikap murid SD atau tanggapan murid SD tentang infeksi kecacingan, dampak yang ditimbulkan dari kejadian kecacingan dan
upaya pencegahannya. Hasil penelitian melalui uji chi square menunjukkan terdapat hubungan
signifikan antara sikap dengan kejadian kecacingan pada Murid SD dengan nilai
Universitas Sumatera Utara
p=0,002 p0,05, dan dengan rasio prevalens sebesar 2,195. Artinya semakin baik sikap murid SD tentang infeksi kecacingan dan upaya pencegahannya, maka semakin
kecil risiko murid SD terinfeksi cacing. Berdasarkan nilai rasio prevalens menunjukkan bahwa murid SD dengan sikap yang kurang 2,195 akan berisiko
terinfeksi kecacingan dari pada murid SD dengan sikap yang baik. Secara proporsi menunjukkan bahwa murid SD dengan sikap yang kurang 61,5 mengalami infeksi
kecacingan. Sikap murid SD 50,0 termasuk kurang, yang diindikasikan dari adanya
sikap tidak setuju jika anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang berisiko terkena infeksi kecacingan, tidak setuju jika buang air besar pada tempatnya
merupakan salah satu cara pencegahan infeksi kecacingan, tidak setuju jika memasukkan tangan ke mulut ketika bermain adalah perilaku yang tidak baik.
Menurut peneliti adanya kesamaan persentase sikap murid SD antara sikap yang kurang dan baik terhadap terhadap upaya pencegahan infeksi kecacingan
disebabkan oleh rendahnya perbedaan pengetahuan tentang infeksi kecacingan serta dampaknya terhadap kesehatan serta perbedaan kebiasaan di dalam keluarga dalam
menjaga kesehatan secara umum khususnya berkaitan dengan pencegahan infeksi kecacingan seperti kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, .menggunakan sandal
ketika bermain di tanah, dan kebersihan baju yang digunakan murid SD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rosleni 2009 bahwa terdapat
hubungan signifikan sikap orang tua dan murid SD dengan infeksi kecacingan, dan umumnya murid SD dengan sikap kurang 45,1 mengalami infeksi kecacingan.
Universitas Sumatera Utara
Sikap adalah bagian dari perilaku individu, dan sikap merupakan tindakan yang masih tersembunyi, artinya tindakan nyata murid SD menjaga kebersihan diri
diawali dari sikapnya. Perilaku merupakan faktor kedua setelah faktor lingkungan yang mempetigaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat Notoatmodjo,
2003. Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini
sangat strategis. Intervensi terhadap faktor lingkungan fisik adalah dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan, sedangkan intervensi terhadap lingkungan sosial,
budaya, politik dan ekonomi dalam bentuk program-program peningkatan pendidikan, perbaikan sosial ekonomi masyarakat, penstabilan politik dan keamanan
dan sebagainya. Notoatmodjo, 2003 Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor
perilaku, namun demikian intervensi terhadap faktor-faktor lainnya seperti lingkungan, pelayanan kesehatan dan hereditas juga memerlukan intervensi
pendidikan kesehatan. Notoatmodjo, 2003 Seperti diketahui sampai saat ini telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan
yang dibangun seperti jamban keluarga, jamban umum, MCK, tempat sampah dan sebagainya. Namun karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas tersebut kurang
atau tidak dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif
untuk kesehatan, artinya pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana
Universitas Sumatera Utara
menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bila sakit, dan sebagainya
Kesadaran masyarakat di atas disebut tingkat kesadaran pengetahuan masyarakat tentang kesehatan atau disebut melek kesehatan {health literacy Notoatmodjo,
2003.
5.4. Pengaruh Tindakan Murid SD terhadap Kejadian Kecacingan