Variabel Penelitian Definisi Operasional

Berdasarkan Tabel 3.1. di atas, dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Pengetahuan mempunyai nilai t-Hitung antara 0,683 – 0,900, berarti nilai t-hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-Hr-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel pengetahuan dinyatakan relialibel. 2. Variabel sikap mempunyai nilai t-Hitung antara 0,566 – 0,955, berarti nilai t- hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-H=0,957 r-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel sikap dinyatakan relialibel. 3. Variabel tindakan mempunyai nilai t-Hitung antara 0,582–0,918, berarti nilai t-hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-H=0,951r-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel tindakan dinyatakan relialibel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku hieginetas yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan murid SD, dan variabel dependen adalah kejadian kecacingan berdasarkan hasil pemeriksaan feses murid SD.

3.5.1. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui murid SD tentang infeksi cacingan dan upaya pencegahan infeksi kecacingan. Universitas Sumatera Utara 2. Sikap adalah tanggapan atau respon murid SD terhadap infeksi cacingan dan upaya pencegahan infeksi kecacingan 3. Tindakan adalah bentuk nyata yang dilakukan murid SD dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. 4. Kejadian kecacingan adalah adanya infeksi cacing secara kuantitatif berdasarkan pemeriksaan feses sewaktu dengan metode Kato Katz, yang diklasifikasikan berdasarkan intensitas infeksi. 5. Pemeriksaan cacing dengan metode kato katz adalah : A. Bahan – bahan • Kato – set berpola dengan lobang, kasa, bahan nilon atau plastik, spatula plastik • Surat kabar atau ubin berlapis • Slide mikroskopi • Cellophane sebagai bahan pembungkus, direndam pada larutan Glycerol- malachite green • Kotoran baru • Sarung tangan B. Metodenya 1. Mempersiapkan lapisan ubin berlapis atau surat kabar 2. Menempatkan format dengan lobang di bagian tengah dari microscope slide. Universitas Sumatera Utara 3. Gunakanlah sarung tangan 4. Tempatkan sedikit saja bahan feses di atas kertas surat kabar atau ubin berlapis 5. Tekan kasa secara merata dari sisi atas hingga ada feses tembus saringan dan gesekan dengan sudip datar melintas permukaan atas untuk mengumpukan feses tersaring 6. Tambahkan feses tersaring pada lubang 7. Format sehingga sepenuhnya terisi 8. Lepaskan format secara perlahan sehingga silinder feses tertinggal di atas slide 9. Telungkupkan microscope slide dan tekan lagi secara merata sampel fases terhadap lapisan berperekat pada permukaan keras yang licin seperti ubin. Dan bahan tersebut akan menyebar secara merata 10. Pindahkan slide secara pelan dan hati – hati lalu geser ke samping untuk menghindari terpisahnya lapisan berperakat tadi. Usahakanlah menggeser slide keatas bahan perekat 11. Noda kotoran segera diperiksa dengan cara sistemik dan telur dari setiap spesis dicatat. Kemudian perkalikan dengan angka lihat inlet-information pada Kato-set untuk bisa mendapatkan jumlah telur per gram feses. Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Pengukuran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

2 68 89

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 17

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 8

PERILAKU MENCUCI TANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

0 0 12

KASUS KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MENTEWE, KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2010

0 0 10

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 27 MATARAM - Repository UNRAM

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA MENCUCI TANGAN DENGAN TINGKAT KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI 27 MATARAM, KECAMATAN MATARAM, KABUPATEN KOTA MATARAM - Repository UNRAM

0 1 15

B AB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID PAUD DI KECAMATAN KURIPAN KABUPATEN LOMBOK BARAT - Repository UNRAM

1 1 111

PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI (JITUT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN MEUREBO KABUPATEN ACEH BARAT

0 0 45