Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional untuk menganalisis pengaruh perilaku hieginetas pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap kejadian kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di 3 tiga Sekolah Dasar SD Negeri yang terdapat di Kecamatan Meureubo yaitu yaitu SD Negeri Gunong Kleng, SD Negeri Meureubo dan SD Negeri Pasie Pinang. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi SD ini karena ketiga SD tersebut mempunyai angka kecacingan tertinggi sesuai dengan hasil pemeriksaan feses Murid SD tahun 2009 masing-masing yaitu SD N Gunong Kleng sebesar 12,8, SD N Meurebo sebesar 10,5 dan SD N Pasie Pinang sebesar 9,6 Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, 2009. Penelitian ini membutuhkan waktu tujuh bulan terhitung Maret 2010 sampai dengan September 2010. Universitas Sumatera Utara

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid SD Kelas V dan Kelas VI pada tiga SD di Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat yaitu sebanyak 208 Murid.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi murid di 3 SD yang berada di Kecamatan Meureubo yang diambil dengan menggunakan rumus Lemeshow,1990: Keterangan: N = besar sampel Z1-2 α = tingkat kemaknaan α=0,05=Z1-2α=1,96 P = Prevalensi kecacingan pada Anak SD tahun 2008 Î P0=56,6=0,566 q = 1- Po = 1-0,566=0,434 d = presisi absolut 0,05 dengan perhitungan: 208 x 1,96 x 0,566 x 0,434 n= 0,5 x 208-1 + 1,96 x 0,566 x 0,434 196,2825 n= 0,5175 + 0,9437 n =134,33 Anak SD n =134 Anak SD Sampel terpilih dalam penelitian ini adalah sebanyak 134 Murid SD yang tersebar pada tiga SD di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik proporsional sampling dengan menghitung nilai sample fraction. Sampel fraction yaitu proporsi sampel dengan Universitas Sumatera Utara perbandingan jumlah sampel terpilih dengan populasi, sehingga diketahui sample fraction dalam penelitian ini adalah : 134208 x 100= 0,64, maka jumlah sampel terpilih dalam penelitian ini seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Penentuan Sampel Penelitian No Nama SD Populasi Perhitungan Sampel Terpilih 1 SD N Gunong Kleng 82 0,64 x 82 53 2 SD N Meureubo 65 0,64 x 65 42 3 SD N Pasie Pinang 61 0,64 x 61 39 Total 208 134

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

1. Data primer yaitu data diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan dengan responden serta hasil pemeriksaaan telur cacing dari feses murid SD. 2. Data sekunder adalah data yang diambil berdasarkan catatan atau dokumen dari Dinas Kesehatan Kabupten Aceh Barat dan Puskesmas Meurebo yang berhubungan dengan penelitian.

3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 20 Murid SD di lokasi penelitian dengan karakteristik yang hampir sama dengan karakteristik responden di lokasi penelitian, dan responden yang telah ikut dalam uji validitas dan reliabilitas, tidak Universitas Sumatera Utara termasuk lagi menjadi sampel. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk pertanyaan pengetahuan, sikap dan tindakan. 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis reability dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya Sugiyono, 2005.. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban responden terhadap pertanyaan kuesioner adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercayauntuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dengan ketentuan, jika nilai r Alpha r tabel, maka dinyatakan relialibel Nilai t-Tabel dan r-Tabel dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikan 95, maka untuk sampel 20 orang yang diuji nilai r-Tabelnya adalah sebesar 0,530, dan nilai r-tabel sebesar 0,60. Hasil uji validitas dan reliabilitas seperti Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas No Variabel Nilai t-Hitung Keputusan Pengetahuan 1 Pertanyaan 1 0,706 Valid 2 Pertanyaan 2 0,883 Valid 3 Pertanyaan 3 0,771 Valid 4 Pertanyaan 4 0,683 Valid 5 Pertanyaan 5 0,736 Valid 6 Pertanyaan 6 0,951 Valid 7 Pertanyaan 7 0,883 Valid 8 Pertanyaan 8 0,900 Valid 9 Pertanyaan 9 0,751 Valid 10 Pertanyaan 10 0,900 Valid Nilai Alpha Crobachs r- Hitung = 0,957 Relialibel Sikap 1 Pertanyaan 1 0,761 Valid 2 Pertanyaan 2 0,955 Valid 3 Pertanyaan 3 0,945 Valid 4 Pertanyaan 4 0,652 Valid 5 Pertanyaan 5 0,566 Valid 6 Pertanyaan 6 0,757 Valid 7 Pertanyaan 7 0,925 Valid 8 Pertanyaan 8 0,685 Valid 9 Pertanyaan 9 0,621 Valid 10 Pertanyaan 10 0,945 Valid Nilai Alpha Crobachs r- Hitung = 0,944 Relialibel Tindakan 1 Pertanyaan 1 0,891 Valid 2 Pertanyaan 2 0,828 Valid 3 Pertanyaan 3 0,886 Valid 4 Pertanyaan 4 0,884 Valid 5 Pertanyaan 5 0,862 Valid 6 Pertanyaan 6 0,582 Valid 7 Pertanyaan 7 0,828 Valid 8 Pertanyaan 8 0,918 Valid 9 Pertanyaan 9 0,906 Valid 10 Pertanyaan 10 0,585 Valid Nilai Alpha Crobachs r- Hitung = 0,951 Relialibel Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 3.1. di atas, dapat diketahui bahwa : 1. Variabel Pengetahuan mempunyai nilai t-Hitung antara 0,683 – 0,900, berarti nilai t-hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-Hr-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel pengetahuan dinyatakan relialibel. 2. Variabel sikap mempunyai nilai t-Hitung antara 0,566 – 0,955, berarti nilai t- hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-H=0,957 r-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel sikap dinyatakan relialibel. 3. Variabel tindakan mempunyai nilai t-Hitung antara 0,582–0,918, berarti nilai t-hitung t-Tabel 0,530, maka dinyatakan valid, demikian juga dengan nilai r-hitung r-H=0,951r-Tabel r-T=0,60 sehingga pertanyaan variabel tindakan dinyatakan relialibel.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perilaku hieginetas yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan murid SD, dan variabel dependen adalah kejadian kecacingan berdasarkan hasil pemeriksaan feses murid SD.

3.5.1. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui murid SD tentang infeksi cacingan dan upaya pencegahan infeksi kecacingan. Universitas Sumatera Utara 2. Sikap adalah tanggapan atau respon murid SD terhadap infeksi cacingan dan upaya pencegahan infeksi kecacingan 3. Tindakan adalah bentuk nyata yang dilakukan murid SD dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. 4. Kejadian kecacingan adalah adanya infeksi cacing secara kuantitatif berdasarkan pemeriksaan feses sewaktu dengan metode Kato Katz, yang diklasifikasikan berdasarkan intensitas infeksi. 5. Pemeriksaan cacing dengan metode kato katz adalah : A. Bahan – bahan • Kato – set berpola dengan lobang, kasa, bahan nilon atau plastik, spatula plastik • Surat kabar atau ubin berlapis • Slide mikroskopi • Cellophane sebagai bahan pembungkus, direndam pada larutan Glycerol- malachite green • Kotoran baru • Sarung tangan B. Metodenya 1. Mempersiapkan lapisan ubin berlapis atau surat kabar 2. Menempatkan format dengan lobang di bagian tengah dari microscope slide. Universitas Sumatera Utara 3. Gunakanlah sarung tangan 4. Tempatkan sedikit saja bahan feses di atas kertas surat kabar atau ubin berlapis 5. Tekan kasa secara merata dari sisi atas hingga ada feses tembus saringan dan gesekan dengan sudip datar melintas permukaan atas untuk mengumpukan feses tersaring 6. Tambahkan feses tersaring pada lubang 7. Format sehingga sepenuhnya terisi 8. Lepaskan format secara perlahan sehingga silinder feses tertinggal di atas slide 9. Telungkupkan microscope slide dan tekan lagi secara merata sampel fases terhadap lapisan berperekat pada permukaan keras yang licin seperti ubin. Dan bahan tersebut akan menyebar secara merata 10. Pindahkan slide secara pelan dan hati – hati lalu geser ke samping untuk menghindari terpisahnya lapisan berperakat tadi. Usahakanlah menggeser slide keatas bahan perekat 11. Noda kotoran segera diperiksa dengan cara sistemik dan telur dari setiap spesis dicatat. Kemudian perkalikan dengan angka lihat inlet-information pada Kato-set untuk bisa mendapatkan jumlah telur per gram feses. Universitas Sumatera Utara

3.6. Metode Pengukuran

1. Pengukuran variabel pengetahuan murid SD didasarkan pada skala ordinal dari 10 sepuluh pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah dengan ketentuan: a. Jika responden menjawab benar diberi skor 2 b. jika responden menjawab salah diberi skor 1 Adapun total nilai keseluruhan adalah 10 x 2= 20. Berdasarkan skoring nilai tersebut maka variabel pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu Riduwan, 2008: 1 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥75 dari total skor skor 17 – 20 2 Sedang, jika responden memperoleh nilai 40-74 dari total skor 13 – 16 3 Kurang, jika responden memperoleh nilai 40 dari total skor 10 – 12 2. Pengukuran variabel sikap murid SD didasarkan pada skala ordinal dari 10 sepuluh pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju dan tidak setuju, dengan ketentuan: a. Jika responden menjawab setuju diberi skor 3 b. Jika responden menjawab kurang setuju diberi skor 2 c. Jika responden menjawab tidak setuju diberi skor 1 Adapun total nilai keseluruhan adalah 10 x 3= 30, sehingga variabel sikap dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu Riduwan, 2008: 1 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥75 dari total skor skor 23 – 30 2 Sedang, jika responden memperoleh nilai 40-74 dari total skor 16 – 22 Universitas Sumatera Utara 3 Kurang, jika responden memperoleh nilai 40 dari total skor 10 – 15 3. Pengukuran variabel tindakan murid SD didasarkan pada skala ordinal dari 10 sepuluh pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak, dengan ketentuan a. Jika responden menjawab ya diberi skor 3 b. Jika responden menjawab kadang-kadang diberi skor 2 c. Jika responden menjawab tidak diberi skor 1 Adapun total nilai keseluruhan adalah 10 x 3= 30, sehingga variabel tindakan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu Riduwan, 2008: 1 Baik, jika responden memperoleh nilai ≥75 dari total skor skor 23 – 30 2 Sedang, jika responden memperoleh nilai 40-74 dari total skor 16 – 22 3 Kurang, jika responden memperoleh nilai 40 dari total skor 10 – 15 4. Pengukuran variabel dependen infeksi cacing didasarkan pada hasil pemeriksaan feses dengan metode Kato Katz menurut intensitas infeksi, kemudian di kategorikan menjadi dua kategori, yaitu: 1 Positif, jika responden positif terinfeksi cacing baik A.lumbricoides, T.trichiura, A.duodenale dan N.americanus 2 Negatif, jika responden negatiftidak terinfeksi cacing A.lumbricoides, T.trichiura, atau A.duodenale dan N.americanus Universitas Sumatera Utara

3.7. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi pada Murid Sekolah Dasar Binaan UKGS di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

2 68 89

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 17

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 2

Pengaruh Perilaku Kesehatan Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Murid Sekolah Dasar Binaan Ukgs Di Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2012

0 0 8

PERILAKU MENCUCI TANGAN DAN KEJADIAN KECACINGAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

0 0 12

KASUS KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MENTEWE, KABUPATEN TANAH BUMBU KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2010

0 0 10

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 27 MATARAM - Repository UNRAM

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA MENCUCI TANGAN DENGAN TINGKAT KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR NEGERI 27 MATARAM, KECAMATAN MATARAM, KABUPATEN KOTA MATARAM - Repository UNRAM

0 1 15

B AB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID PAUD DI KECAMATAN KURIPAN KABUPATEN LOMBOK BARAT - Repository UNRAM

1 1 111

PENGARUH PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI TINGKAT USAHA TANI (JITUT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI DI KECAMATAN MEUREBO KABUPATEN ACEH BARAT

0 0 45