8 Jangan simpan sarung tangan ditempat dengan suhu terlalu panas atau terlalu
dingin. Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika sarananya sangat terbatas
sarung tangan bisa digunakan berulang kali jika dilakukan dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atau sterilisasi Depkes RI, 2007.
c. Perlengkapan perlindungan diri.
Peralatan perlindungan pribadi mencegah pemaparan terhadap infeksi dengan menggunakan penghalang kaca mata pelindung, masker wajah, sepatu boat atau
sepatu tertutup celemek selama melaksanakan prosedur klinik. Hal ini dapat melindungi penolong terhadap percikan dan luka terkena benda tajam. Masker wajah
dan celemek plastic sederhana dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada di masing-masing daerah jika perlengkapan sekali pakai tidak tersedia
Depkes RI, 2002.
d. Menggunakan tehnik aseptik.
Antisepsis adalah proses pengeluaran jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir, atau jaringan tubuh lain dengan menggunakan bahan anti mikroba
antiseptic. Meskipun istilah antiseptik dan desinfektan kadang - kadang digunakan secara bergantian, ternyata larutan antiseptik dan desinfektan digunakan untuk tujuan
yang berbeda. Larutan antiseptic digunakan pada kulit atau jaringan hidup sehingga daya eliminasi mikroorganisme tidak sekuat desinfektan. Sedangkan, larutan
Universitas Sumatera Utara
desinfektan digunakan untuk dekontaminasi peralatan dan benda-benda yang digunakan dalam prosedur bedah, Depkes RI, 2007.
Larutan antiseptic yang dianjurkan Teitjen, 2004 yaitu : 1
Larutan yang berbahan dasar alcohol tingtur, seperti iodine atau Klorheksidin.
2 Alkohol 60-90 etil, isopropyl.
3 Klorheksidin glukonat 2-4 , Misalnya hibitame, hibiscrub, hibiclens.
4 Klorheksidin glukonat dan setrimit, bermacam konsentrat minimal 2
missal salvon. 5
Iodine 3, larutan iodine dan produk yang mengandung alcohol tingtur dari iodine.
6 Iodofor 7,5 – 10 , konsentrat lain missal betadine.
7 Kloroksinol para-kloro-metaksilenol atau PCMX 0,5 – 3,75 ,
konsentrat lain dettol.
e. Memproses alat bekas pakai
Pemprosesan peralatan dan benda-benda lainnya dengan upaya pencegahan infeksi direkomendasikan untuk melalui tiga langkah pokok Depkes RI, 2002 yaitu :
1 Dekontaminasi Dekontaminasi adalah langkah pertama yang penting dalam menangani
peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lainnya yang terkontaminasi.
Universitas Sumatera Utara
Dekontaminasi membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan.
Segera setelah digunakan masukkan benda-benda yang terkontaminasi kedalam larutan klorin 0.5 selama 10 menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus hepatitis
B dan HIV. Pastikan bahwa benda-benda yang terkontaminasi telah terendam seluruhnya dalam larutan klorin. Daya kerja larutan klorin akan cepat mengalami
penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat telah kotor atau keruh.
2 Pencucian dan pembilasan
Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatan perlengkapan yang kotor sudah digunakan. Jika
perlengkapan untuk sterilisasi tidak tersedia, pencucian yang seksama merupakan cara mekanik satu-satunya menghilangkan sebagian besar endospora bakteri.
3 Desinfeksi Tingkat Tinggi DTT dan sterilisasi
Meskipun sterilisasi merupakan cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT
adalah satu-satunya alternative untuk situasi tersebut. DTT bisa dicapai dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Untuk peralatan, perebusn sering kali
merupakan metode DTT yang paling sederhana dan efisien. Agar DTT atau sterilisasi menjadi efektif, lakukan terlebih dahulu proses
dekontaminasi dan pencucian peralatan dengan sebaik-baiknya Depkes RI, 2007. DTT dapat digunakan dengan 3 cara Depkes RI, 2007 yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a DTT dengan cara merebus
Rebus peralatan selama 20 menit, perhitungan waktu dilakukan setelah air mendidih. Semua permukaan peralatan harus terendam di dalam air dan tidak
di perbolehkan menambahkan apapun kedalam panci rebusan setelah air mendidih. Angkat peralatan dari air setelah 20 menit dan biarkan peralatan
mengering pada area yang bersih di dalam ruangan. Gunakan segera peralatan yang telah didinginkan atau simpan di dalam wadah tertutup yang telah di
DTT. Peralatan ini dapat di simpan hingga satu minggu. b
DTT dengan uap panas pada sarung tangan Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci, maka sarung tangan ini siap
DTT dengan uap tanpa diberi talek. 1
Gunakan panci perebus yang memiliki 3 susun nampan pengukus 2
Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai, sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru
3 Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus yang berlubang
dibawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari bagian atas panci pengukus letakkan sarung tangan dengan bagian jarinya kearah tengah panci,
jangan menumpuk sarung tangan. 4
Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun 3 nampan pengukus diatas panci perebus yang berisi air.
Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor.
Universitas Sumatera Utara
5 Letakkan penutup diatas panci pengukus dan panaskan air hingga
mendidih. 6
Jika uap mulai keluar dari celah-celah diantara panci pengukus, mulailah penghitungan waktu
7 Kukus sarung tangan selama 20 menit
8 Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan
goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar.
9 Letakkan nampan pengukus diatas panci perebus yang kosong di sebelah
kompor 10
Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi sarung tangan tersusun diatas panci perebus yang kosong. Letakkan
penutup diatasnya hingga sarung tangan menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi
11 Biarkan sarung tangan kering dengan di angin-anginkan sampai kering di
dalam panci selam 4-6 jam 12
Jika sarung tangan tidak akan dipakai segera, setelah kering, gunakan cunam penjepit atau pinset DTT untuk memindahkan sarung tangan.
Letakan sarung tangan tersebut dalam wadah DTT lalu tutup rapat. Sarung tangan tersebut bias disimpan sampai satu minggu.
c DTT dengan cara kimiawi
Universitas Sumatera Utara
Desinfeksi tingkat tinggi secara kimia dilakukan terhadap alat benda yang tidak tahan panas, misalnya endoskopi. Usahakan untuk tidak melakukan DTT
cara kimiawi terhadap jarum suntik dan spuit, karena dikhawatirkan akan ada residu bahan kimia yang akan menyebabkan reaksi terhadap obat – obatan yang
disuntikan, BKKBN, 1990.
f. Pemprosesan ulang alat sekali pakai