dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : Vegetatif umpamanya stafilokokus,
mikrobakteria umpamanya tuberculosis dan endospora umpamanya tetanus.
b. Kolonisasi berarti bahwa organisme yang patogen ada pada seseorang tetapi
belum menimbulkan gejala atau temuan klinik namun orang yang terkolonisasi dapat terjadi sumber pemindahan patogen ke orang lain kontaminasi silang.
Khususnya kalau organisme tersebut menetap pada orang itu, seperti pada HIV.
4. Cara Penularan Infeksi
Penularan infeksi secara umum dapat terjadi beberapa banyak cara Tietjen, 2004 antara lain :
a. Melalui udara
b. Darah atau cairan tubuh : kalau darah atau cairan tubuh yang terkontaminasi
HIV bersinggungan dengan orang lain, seperti melalui tusukan jarum orang itu dapat terinfeksi
c. Kontak : sentuhan atau cara kontak lainnya dengan luka terbuka atau pustule
yang pecah. d.
Fekal-oral, menelan makanan yang terkontaminasi dengan tinja manusia atau binatang umpamanya memasukkan jari kedalam mulut setelah memegang
benda-benda yang terkontaminasi tanpa sebelumnya cuci tangan e.
Melalui makanan : minuman atau makanan yang terkontaminasi yang mengandung bakteri atau virus hepatitis A dari makanan tiram mentah
Universitas Sumatera Utara
f. Melalui binatang atau serangga : kontak dengan binatang atau serangga yang
terinfeksi melalui gigitan, cakaran ludah atau kotorannya.
5. Standar pelayanan kebidanan terhadap pencegahan infeksi
Bidan harus mampu mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi yang di sebabkan oleh mikroorganisme dan mencegah terjadinya penularan penyakit
berbahaya seperti hepatitis dan PMS AIDS BKKBN, 1999.
6. Persyaratan
Dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Bidan terlatih dan terampil dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi
b. Tersedianya peralatan dan perlengkapan penting yang diperlukan dalam
penatalaksanaan pencegahan infeksi, misalnya sarung tangan, larutan klorin, alat-alat untuk memasak dandang, larutan alcohol, larutan Yodium Iodofor,
celemek, masker dan lain-lain.
7. Infeksi Maternal Dan Neonatal
Di Negara-negara yang sedang berkembang, infeksi pasca persalinan tetap menjadi nomor dua dari penyebab kematian maternal setelah perdarahan
pascapersalinan. Kasus endometritis akut merupakan infeksi pasca persalinan yang umum. Seksio sesaria merupakan faktor penting yang memberi sumbangan pada
Universitas Sumatera Utara
frekuensi dan keparahan endometritis. Sedangkan infeksi lainnya yaitu infeksi saluran kemih nosokomial yang kebanyakan terjadi pada perempuan yang mengalami seksio
sesaria, infeksi episiotomi, pneumonia nosokomial, septicemia, dan infeksi payudara mastitis pada perempuan menyusui.
Infeksi janin dan bayi baru lahir diklasifikasi atas dasar apakah bayi tersebut terinfeksi. Bayi dapat terinfeksi sewaktu melalui jalan lahir transmisi vertical, atau
pada masa neonatal yaitu dalam 28 hari pertama setelah lahir bahkan masih dalam rahim bayi dapat terinfeksi melalui plasenta Tietjen, 2004.
Penyakit infeksi pada kehamilan membawa masalah khusus yang khas, pertama : penyakit infeksi mungkin mengakibatkan komplikasi penyulit bagi
kehamilan, dimana komplikasi kehamilan akibat penyakit infeksi meliputi kemayian janin, cacat kongenital, penularan kuman langsung dari ibu ke janin transmisi
vertikal dan proses patologis lain. Kedua : kehamilan mungkin memperburuk perjalanan penyakit infeksi, meningkatkan mobiditas dan mortalitas ibu akibat
penyakit tersebut, kemungkinan ini masih jarang terjadi. Ketiga : penatalaksanaan infeksi pada kehamilan memerlukan penyesuaian, seperti terapi obat harus aman serta
tidak membahayakan kehamilan dan janin, disamping efektif mengatasi infeksi Suryo, 2007.
8. Prinsip-Prinsip Pencegahan Infeksi