Pemprosesan ulang alat sekali pakai Pembuangan sampah

Desinfeksi tingkat tinggi secara kimia dilakukan terhadap alat benda yang tidak tahan panas, misalnya endoskopi. Usahakan untuk tidak melakukan DTT cara kimiawi terhadap jarum suntik dan spuit, karena dikhawatirkan akan ada residu bahan kimia yang akan menyebabkan reaksi terhadap obat – obatan yang disuntikan, BKKBN, 1990.

f. Pemprosesan ulang alat sekali pakai

Masalah utama pada penggunaan kembali jarum dan spuit adalah resiko transmisi HIV, HVB dan HCV kepada pasien, jika sesudah pemakaian tidak diproses dengan benar, atau beberapa suntikan diberikan dengan jarum dan spuit yang sama. Untuk meminimalkan resiko ini, tahun-tahun terakhir diperkenalkan spuit sekali pakai dan jarum yang lebih baru atau jarum yang tidak dapat diisi kembali. Agar pemprosesan kembali spuit plastic sekali pakai merupakan alternative secara ekonomis dan praktis, diperlukan pengawasan sebagai berikut Tietjen 2004 : 1. Jarum dan spuit yang steril atau DTT digunakan hanya untuk satu kali suntikan 2. Sesudah dipakai, spuit dan jarum yang telah dipisahkan didekontaminasi dan ditempatkan dalam wadah benda tajam 3. Spuit sebaiknya jangan tidak diproses sesuai dengan pencegahan infeksi yang dianjurkan Tietjen, 2004.

g. Pembuangan sampah

Sampah terdiri dari yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung resiko bagi petugas yang menanganinya. Sampah dari limbah persalinan dan kelahiran adalah sampah terkontaminasi. Jika Universitas Sumatera Utara tidak dibuang benar, sampah terkontaminasi berpotensi untuk menginfeksi siapapun yang melakukan kontak atau menangani sampah tersebut, termasuk anggota masyarakat. Sampah terkontaminasi termasuk darah, nanah, urine, kotoran manusia dan benda-benda yang tercemar oleh cairan tubuh. Setelah selesai melakukan suatu tindakan menolong persalinan dan sebelum melepaskan sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi kassa, gulungan kapas, perban dan lain-lain kedalam tempat sampah kantung plastik sebelum dibuang. Hindarkan terjadinya kontak sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantung. Pembuangan secara benar untuk benda-benda tajam yang terkontaminasi dengan menempatkannya dalam wadah tahan bocor. Singkirkan sampah terkontaminasi dengan cara dibakar. Jika hal ini tidak memungkinkan, kubur bersama wadahnya. Sampah yang tidak terkontaminasi bias dibuang di dalam wadah sampah biasa Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap bidan praktek swasta terhadap pencegahan infeksi nosokomial adalah sebagai berikut: Variabel dependent Variabel independent : Variabel yang diteliti Pengetahuan bidan praktek swasta Sikap bidan praktek sawsta Pencegahan infeksi nosokomial Universitas Sumatera Utara