b. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan
c. Melindungi pasien dengan penggunaan antibiotika yang adekuat, nutrisi yang
cukup, dan vaksinasi. d.
Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan prosedur invasive. e.
Pengawasan infeksi, identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya.
10. Tindakan Dalam Pencegahan Infeksi
Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksi nisokomial adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam metode universal
precaution atau dalam bahasa indonesia kewaspadaan universal KU yaitu suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua
pasien tanpa memperdulikan status infeksi. Ada berbagai praktek pencegahan infeksi yang membantu mencegah
mikroorganisme berpindah dari satu individu ke individu lainnya ibu, bayi baru lahir dan para penolong persalinan dan menyabarkan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
dapat dilakukan dengan cuci tangan, memakai sarung tangan, memakai perlengkapan pelindung diri, menggunakan asepsis atau teknik aseptik, memproses alat bekas pakai,
menangani peralatan tajam dengan aman, menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara benar Pusdiknakes, 2002.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut ini :
a. Mencuci tangan
Universitas Sumatera Utara
Mencuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan
dengan sabun biasa dan air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti microbial. Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa
kontak langsung dengan pasien, atau sebelum dan sesudah memakai sarung tangan Tietjen, 2004.
Cara melakukan cuci tangan Depkes RI, 2002 yaitu : 1
Lepaskan perhiasan di tangan dan di pergelangan 2
Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir 3
Bila tidak tersedia air mengalir : a
Gunakan ember tertutup dengan keran biasa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika ada membilas
b Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bias mengalir
c Minta orang lain menyiramkan air ketangan
d Gunakan pencuci tangan yang mengandung anti mikroba berbahan dasar
alkohol. 4
Gosok dengan kuat kedua tangan gunakan sabun biasa atau mengandung anti mikroba selama 15-30 detik pastikan menggosok sela-sela jari tangan yang
terlihat kotor harus di cuci lebih lama. 5
Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir
Universitas Sumatera Utara
6 Biarkan tangan kering dengan cara di angin-anginkan atau keringkan dengan
kertas tisu yang bersih dan kering atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
b. Memakai sarung tangan
Gunakan sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah kulit tak utuh, selaput mukosa, darah atau cairan tubuh lainnya atau peralatan, sarung apapun yang
akan mengakibatkan kontak dengan jaringan dibawah kulit seperti persalinan, penjahitan, atau pengambilan darah serta sampah yang terkontaminasi Depkes RI,
2002. Yang perlu di perhatikan dalam memakai sarung tangan Tietjen, 2004 yaitu :
1 Pakailah sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya sarung tangan
bedah. Jika ukuran tidak sesuai dengan tangan pada pelaksanaan prosedur, dapat terganggu atau mudah robek.
2 Gantilah sarung tangan secara berkala pada tindakan yang memerlukan waktu
lama. 3
Potonglah kuku cukup pendek untuk mengurangi resiko robek atau berlubang. 4
Tariklah sarung tangan sampai meliputi tangan baju. 5
Pakailah cairan pelembab yang tidak mengandung lemak untuk mencegah kulit tangan dari kekeringan berkerut.
6 Jangan pakai cairan atau krim berbasis minyak karena akan merusak sarung
tangan bedah dan sarung tangan pemeriksa dari lateks. 7
Jangan pakai cairan pelembab yang terlalu wangi karena dapat merangsang kulit dan menyebabkan iritasi.
Universitas Sumatera Utara
8 Jangan simpan sarung tangan ditempat dengan suhu terlalu panas atau terlalu
dingin. Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tapi jika sarananya sangat terbatas
sarung tangan bisa digunakan berulang kali jika dilakukan dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atau sterilisasi Depkes RI, 2007.
c. Perlengkapan perlindungan diri.