juga, disitu orang itu bawa ganja dan langsung dipake di gubuk-gubuk itu tapi s edikitpun aku gak mau pake barang tuh, aku cuma merokok aja yang berani itu pun
sebatang aku udah batuk-batuk abis itu ku buang. Disana cuma mandi ajalah tapi aku liat mereka ketawa-ketawa padahal gak ada yang lucu kurasa, karena aneh kuliat sejak
itu aku gak pernah lagi gabung sama mereka.” Dari wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa mengkonsumsi narkoba
dikarenakan adanya rasa ketertarikan terhadap narkoba tersebut walaupun remaja tersebut mengetahui hanya sedikit akan kenikmatan dan bahaya narkoba, apabila tidak adannya rasa
ketertarikan maka remaja tersebut tidak akan mencobanya. Sangat sulit menemukan remaja yang bisa membatasi diri di ruang lingkup Desa Perumnas Simalingkar seperti wawancara
tersebut.
5.3.2.2 Keluarga Tidak Menjalankan Peranannya Dengan Baik
Keluarga tidak menjalankan perananya dengan baik sehingga remaja mudah untuk terpengaruh dengan hal – hal buruk dari lingkungan sekitarnya. Keluarga tidak secara
langsung mengakibatkan remaja untuk memakai narkoba, tetapi keluarga menjadi penyebab remaja melakukan perilaku menyimpang. Hal ini karena remaja kurang mendapatkan
sosialisasi di dalam keluarga. Keluarga kurang dapat memberikan pengarahan dan perhatiannya pada anak. Seperti penuturan Putra sebagai berikut :
“ Ayah dan ibu ku tidak sayang sama aku, mereka tidak pernah peduli dengan apa yang aku lakukan. Mereka pernah bilang gini, kau ini put gak ada rezeki mu dirumah
ini. Jadi apapun yang kau lakukan gak pernah ada hasilnya. Keluarga ku tau aku pake narkoba, tapi mereka biasanya saja.”
Universitas Sumatera Utara
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Ronald sebagai berikut : “ Keluarga ku tau aku pake narkoba,tapi mereka biasa saja. Mamak aku cuma bilang
kau yang cari duitmu sendiri jadi terserahmu mau kau buat kemana duitmu itu. Mamakku beranggapan kami tau apa yang terbaik, aku jarang minta uang sama
mamakku lagi.” Selain itu, kurangnya penddidikan agama dan kurangnya teladan yang baik dari
keluarga juga mempengaruhi anak melakukan penyimpangan sosial. Berikut wawancara dengan Yuki sebagai berikut:
“ Orang tua ku tau aku pake narkoba. Pertama – tama mereka tau aku dimarahin, tapi habis itu mereka biasa aja, malahan mereka kayak gak peduli sama aku. Malahan aku
biasanya pake narkoba dikamar mandi. Di rumahku jarang yang sholat, kadang- kadang bapak pergi sholat tp aku ga pernah diajaknya.”
Berikut wawancara dengan orang tua remaja bernama Anto yang mengetahui anaknya menggunakan narkoba sebagai berikut:
“ Saya tau anak saya pakai narkoba, tapi mau bagaimana lagi anak – anak sekarang gak bisa di bilangin. Saya tau dia pake narkoba sejak sekolah menengah pertama.
Kayakmana mereka gak pake orang temen – temannya aja pada pake narkoba. Sekarang saya sudah terbiasa, kalau anak saya pulang pagi dan mabuk – mabuk saya
diemin aja, gak bisa anak – anak sekarang dimarahin. Terserah mereka aja mau ngapain, orang mereka juga sudah besar.”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rustam, salah seorang penduduk yang sangat paham tentang kondisi lingkungan Desa Perumnas Simalingkar. Berikut penuturannya:
“ Saya mengetahui anak saya pakai narkoba, waktu itu saya pernah menemuin bungkusan dikamar didalam kardus. Lalu saya buang aja bungkusan itu ketong
Universitas Sumatera Utara
sampah. Waktu itu sudah ada sekitar 10 tahun yang lalu. Kalau sekarang mereka pake ganja itu di depan teras rumah saya bersama anak saya. Gak pernah saya larang
mereka, karena walaupun mereka pun sering di depan rumah saya, tp gak pernah ada sekalipun kehilangan barang-barang,cuma yang saya bilang yang penting mereka bisa
menjaga diri biar gak tertangkap polisi” Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga remaja pengguna
narkoba mengetahui kalau anak – anak mereka mengkonsumsi narkoba. Ketidak pedulian keluarga dan ketidak perhatian keluarga pada anak membuat anak – anak remaja mencari
kesenangan diluar sana yang bisa membuat mereka lebih bahagia. Salah satu karakteristik remaja yang harus kita ketahui dan sudah dibahas pada Bab II
adalah remaja pada umumnya memiliki sifat yang labil dan sangat membutuhkan sekali pengarahan yang positif dari pihak – pihak yang seharusnya memberikan perhatian kepada
mereka seperti keluarga dan pihak sekolah guru. Seperti yang dipaparkan oleh informan – informan sebelumnya mengenai ketertarikannya mengkonsumsi narkoba pada awalnya
dimulai dari ajakan seorang teman dan hanya sekedar ikut – ikutan. Fakta tersebut sesuai dengan karakter alamiah seorang remaja yang memang sangat mudah untuk dipengaruhi oleh
orang lain terutama oleh orang yang memiliki kedekatan dengannya. Apalagi jika dia merasa bahwa temannya tersebut lebih menerima dia dan memberikan kenyamanan baginya
dibandingkan dengan keluarganya. Kemudian yang paling penting adalah seorang remaja selalu bertindak sesuai dengan
keinginannya dan harus benar – benar bisa memenuhi kebutuhannya terutama eksistensi dan perhatian dari orang lain, dan secara subjektif terkadang tidak memperhatikan kondisi
lingkungan dan mengesampingkan kepentingan orang lain. Hal itulah yang akhirnya memicu seorang remaja untuk melakukan tindakan yang negatif.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Faktor Eksternal 5.3.3.1 Lingkungan Tempat Tinggal