2.3 Etiologi
Penyebab abortus bervariasi dan sering diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak diantaranya
adalah sebagai berikut yaitu :
2.3.1. Faktor Kromosom
Sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh kelainan kariotip embrio. Paling sedikit 50 kejadian abortus
pada trimester pertama yang merupakan kelainan sitogenetik. Kelainan tertinggi kelainan sitogenetik konsepsi terjadi awal
kehamilan, kelainan sitogenetik embrio biasanya berupa aneuploidi yang disebabkan oleh kejadian sporadis misalnya
non disjunction meiosis atau poliploidi dari fertilitas abnormal.
20
2.3.2 Kelainan Kongenital
Defek anatomi diketahui sebagai penyebab komplikasi obstetrik, seperti abortus berulang, prematuritas, serta
malpresentasi janin. Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1200 sampai 1600 perempuan. Pada perempuan dengan
riwayat abortus ditemukan anomali uterus pada 27 pasien. Studi terhadap 170 pasien hamil dengan malformasi uterus,
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan hasil hanya 18,8 yang bisa bertahan sampai melahirkan cukup bulan, sedangkan 36,5 mengalami
persalinan abnormal prematur, sungsang. Penyebab
terbanyak abortus karena kelainan anatomi uterus adalah uterus biseptum 40-80, kemudian uterus bikornu atau
uterus didelphi atau unikornu 10-30. Mioma uteri bisa menyebabkan infertilitas maupun abortus berulang. Risiko
kejadiannya antara 10-30 pada perempuan usia reproduksi.
2.3.3. Inkompeten Servik
16
Inkompeten servik adalah ketidakmampuan servik untuk mempertahankan kehamilan sampai dengan aterm. Insiden ini
terjadi bervariasi pada semua wanita hamil, berkisar 8 sd 15 . Insiden ini diperkuat dari riwayat sudah pernah mengalami
abortus sebelumnya.
16
2.3.4. Autoimun
Penyebab imunologis abortus berulang kurang dipahami, jika secara luas banyak antibodi ditemukan positif. Hubungan
antara berbagai antibodi ini masih menjadi persoalan. Lebih banyak kejadian berulang abortus semakin tinggi kadar antibodi
yang terdeteksi. Sekiranya ini adalah penyebab atau akibat susah ditentukan, tetapi terdapat hubungan antara regimen
Universitas Sumatera Utara
pengobatan yang menyebabkan pemeriksaan antibodi ini penting
20
Satu tipe yang harus diperiksa adalah antifosfolipd syndrome APS yang terkait pada 15 abortus berulang.
Fosfolipid berperan dalam membran sel dan berbagai fungsi seluler seperti sintesis prostasiklin dan aktivitas protein C.
Antibodi antifosfolip terkait dengan banyak penyakit termasuk kelainan vaskuler endotel dan abortus dini. Secara klasik
antibodi ini terkait dengan kematian intrauterin, solusio, Intra Uterine Growth Restriction IUGR dan Preeklamsia.
.
Diagnosis awal terkait pada abnormalitas pada koagulasi, yang dikenali sebagai antikoagulan ‘lupus’.
Diagnosis ditegakkan dengan menggunakan pemeriksaan koagulasi fosfolipid dependen, misalnya caolin clotting time
,plasma clotting time, APTT. Masalah utama pada pemeriksaan ini adalah kecilnya standarisasi antara pusat dan
presentase rasio positif yang berbeda-beda. Satu faktor lain adalah kadar antibodi yang berubah dengan kehamilan.
Beberapa wanita yang antibodinya negatif sebelum hamil bisa mempunyai level antibodi yang abnormal pada kehamilan, dan
harus diperiksa ulang pada trimester pertama. Abnormalitas dari respon imun merupakan salah satu penyebab abortus.
Sejauh ini, belum ada teori yang terbukti diterima.
21
Universitas Sumatera Utara
Abnormalitas imun berperan dalam abortus berulang yang menyebabkan dilakukannya suatu pemeriksaan yang bersifat
mahal dan berbahaya tanpa hasil yang bermanfaat secara umum.
Terdapat hubungan yang nyata antara abortus berulang dan penyakit autoimun, misalnya pada sistemik lupus
eritematosus SLE dan antiphospolipid antibodi aPA. aPA merupakan antibodi spesifik yang didapati pada perempuan
dengan SLE. Sebagian kematian janin dihubungkan dengan adanya aPA
21
2.3.5 Infeksi