87
Kondisi ini akan berimbas pada harapan para pedagang yang tidak terpenuhi.
Perilaku corat-coretvandalisme merupakan perilaku yang dianggap wajar oleh 10 wisatawan. Kondisi merupakan hal penting untuk
diperhatikan terutama bagi petugas keamanan dan kebersihan di lokasi. Namun sebanyak 80 wisatawan merasa terganggu kenyamanannya
berwisata akibat hal tersebut. Kondisi menunjukkan bahwa 80 wisatawan telah memiliki kesadaran tentang hal tersebut.
4.3.5. Matrik SWOT
Berdasarkan uraian di atas, maka kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dapat dianalisis untuk dirumuskan suatu upaya tindak
lanjut untuk mengatasi dan mengoptimalkannya. Kombinasi antara kekuatan-peluang,
kekuatan-tantangan, kelemahan-peluang
dan kelemahan-tantangan dapat memunculkan suatu upaya untuk melengkapi
ketidaksempurnaan kondisi internal dan eksternal dalam bentuk pernyataan alternatif strategi. Tabel 20 berikut memperlihatkan alternatif-
alternatif strategi dalam bentuk matrik SWOT. Secara umum, analisis penjelasan strategi SWOT yang
menghasilkan pilihan altenatif strategi adalah sebagai berikut:
Strategi S-O merupakan upaya yang digunakan untuk menarik
keuntungan secara kompetitif dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal.
- Perlu dilakukan edukasi tentang konservasi dan lingkungan
khususnya bagi wisatawan agar nuansa wisata alam lebih bermanfaat.
Strategi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman tentang konservasi dan lingkungan kepada
masyarakat baik pedagang kaki lima dan khususnya wisatawan. Bentuk penerapannya dapat berupa edukasi secara tidak langsung
misalnya himbauan pada papan-papan petunjuk, pemberian nama jenis-jenis pepohonan, pengenalan karakteristik tumbuhan dan
satwa tertentu yang ada di TWA, penggunaan slogan konservasi
88
dan lingkungan atau pun souvenir tematik tertentu bertanda TWA. Edukasi juga dapat diterap secara langsung berupa melibatkan
wisatawan dalam aktivitas bernuansa konservasi dan lingkungan misalnya melalui penanaman bibit pohon, memberikan materi
konservasi dan lingkungan melalui permainan outbond, penyediaan pemandu wisata terlatih dan sebagainya.
Strategi S-T merupakan untuk mengeksplorasi kekuatan agar mampu
mengatasi ancamankendalatantangan. -
Perlu dilakukan upaya pengembangan kapasitas pengetahuan dan keterampilan penyedia jasa wisata dalam menjual layanan jasa
wisata dan perlunya pengembangan produk dan jasa wisata secara kreatif.
Penyedia jasa baik pengelola maupun pedagang kaki lima yang sudah mapan dengan kondisi yang ada, masih perlu
dikembangkan dalam hal kreativitas dan inovasi pelayanan wisata sesuai perkembangan zaman. Pengetahuan dan keterampilan para
penyedia jasa perlu dilatih kembali agar lebih fokus dalam memberikan pelayanan wisata alam yang menitiberatkan pada
tema-tema konservasi dan lingkungan. Menurut McCool dan Moisey 2008, wisata alam hendaknya secara langsung maupun
tidak langsung dapat memberikan kontribusi pada kepentingan konservasi dan kepentingan ekonomi lokal.
Ikon wisata alam di TWA Grojogan Sewu juga perlu diperkuat melalui kreativitas dalam memproduksi dan menjual jasaproduk
wisata. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi agar kepuasan berwisata tetap terjaga.
Strategi W-O merupakan upaya mengatasi kelemahan dengan
memobilisasi sumber daya untuk meraih peluang. -
Perlu dilakukan promosi melalui media massa secara efektif. Pengembangan promosi wisata yang terpisah-pisah dan tidak
saling bekerja sama umumnya akan membuat media promosi menjadi tidak berkelanjutan. Menurut McCool dan Moisey 2008,
89
promosi wisata umumnya hanya dilakukan untuk memfokuskan dalam mempromosikan tempat wisata namun tidak memasarkan
wisata yang dalam hal ini memasuk unsur perlindungan produk dan pengembangannya. Biasanya promosi dilakukan dengan hanya
sedikit berkaitan dengan perencanaan Pemda setempat. Bila masing-masing lokasi wisata dalam wilayah pemerintahan daerah
setempat hanya
mempromosikan dirinya
sendiri, maka
pengembangan pariwisata berkelanjutan akan sulit dilakukan. Bahkan dapat menimbulkan suasana kompetitif yang berujung
konflik kepentingan sektoral dan pada akhirnya akan merugikan semua pihak.
- Perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan perilaku monyet.
Perubahan perilaku ini berkaitan dengan kebiasan pengunjung yang memberi pakan ke monyet. Pengalaman wisatawan
mengulurkan tangan dan memberi pakan monyet secara langsung merupakan sesuatu yang populer di kalangan wisatawan. Hal ini
karena ada interaksi jarak dekat dengan satwa liar dan akan meninggalkan kesan mendalam dalam berwisata.
Menurut Higginbottom 2004, pemberian pakan pada satwa liar akan berarti dua sisi. Sisi yang pertama bermanfaat bagi wisatawan
untuk mengenal dan menyayangi hidupan liar termasuk untuk kepentingan promosi konservasi melalui aktivitas fotografinya. Bagi
satwa liar juga merupakan upaya untuk menyelamatkannya dari kekurangan pakan di alam liar. Namun sisi sebaliknya, pemberian
pakan ini akan berakibat satwa liar menjadi terbiasa dengan ketersedian pakan dari wisatawan, satwa liar akan menjadi asertif
terhadap wisatawan, satwa liar akan berkurang sifat-sifat keliarannya di alam bebas bahkan akan terjadi generasianakannya
dan satwa liar akan berubah agresif bahkan beringas bila tidak diberi pakan.
90
Strategi W-T merupakan upaya untuk memperkuat diri dalam usaha
untuk memperkecil kelemahan internal dan mengurangi tantangan eksternal.
- Perlu dilakukan upaya pengendalian stabilitas lereng dari bahaya
longsor. Permukaan tanah yang tidak horizontal, komponen gravitasi
cenderung untuk menggerakkan tanah ke bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan terhadap geseran
yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bidang longsornya terlampaui, maka akan terjadi kelongsoran lereng Hardiyatmo,
2006. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain merubah geometri lereng, mengontrol drainase dan rembesan, pembuatan
struktur untuk stabilisasi, pembongkaran dan pemindahan serta perlindungan permukaan lereng. Untuk kawasan konservasi,
merubah bentang alam merupakan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990. Upaya yang perlindungan yang
memungkinkan adalah mengoptimalkan peran vegetasi tumbuhan dalam memperkuat lereng.
- Perlu dilakukan perlindungan tanah dari erosi.
Lokasi TWA yang berada dalam suatu lereng dan kondisi iklim dengan indeks nilai Q=0,43 dan digolongkan tipe iklim C yang berarti
jenis iklim agak basah Langkitan, 1997, maka cukup rentan terhadap terjadinya erosi. Untuk itu perlu dilakukan upaya
perlindungan tanah dari erosi. Menurut Hardiyatmo 2006, pengendalian erosi secara prinsip dilakukan dengan 1 mengurangi
gaya dorong atau tarikan berupa dengan mengurangi kecepatan aliran air di atas permukaan tanah atau dengan mengurangi energi
air di area yang dipengaruhi aliran air; 2 menaikkan tahanan erosi dengan melindungi atau memperkuat permukaan tanah dengan
penutup yang cocok atau dengan menaikkan kekuatan ikatan antar partikel tanah; 3 memperbesar kapasitas infiltrasi tanah, sehingga
kecepatan aliran permukaan dapat berkurang.
91 Tabel 20. Rekapitulasi Analisis Matrik SWOT
IFAS Internal Factor Analysis
Summary
EFAS Eksternal Factor
Analysis Summary Kekuatan Strength
- Areal wisata di TWA telah dikelola secara
legal. - Telah diakui oleh
Pemda setempat. - Ekosistem hutan masih
terpelihara - Telah terbentuk
kelembagaan lokal Perdabita
Kelemahan Weakness
- Berada di lereng
yang curam dengan tanah peka
erosiandosol. -
Perilaku monyet cukup mengganggu
kenyamanan „30.
- Pengenalan TWA
dari temansaudara 80
Peluang Opportunities -
Berada di jalur obyek wisata lain di Karanganyar dan sekitarnya
- Wisatawan umumnya 60 peduli
dan bersedia berpartisipasi dalam hal konservasi dan lingkungan.
- Wisatawan merasa puas berwisata
95 dan ingin mengulang kembali 92.
- Wisatawan menjadikan TWA
sebagai tujuan utama berwisata 73 dan ingin menikmati
suasana alamirelaksasi 80.
Strategi S-O: “keunggulan kompetitif”
- Perlu dilakukan edukasi
tentang konservasi dan lingkungan khususya
bagi wisatawan agar nuansa wisata alam
lebih bermanfaat.
Strategi W-O: “mobilisasi kelemahan”
- Perlu dilakukan
promosi melalui media massa secara
efektif. -
Perlu dilakukan upaya untuk
mengendalikan perilaku monyet.
AncamanTantangan Threat -
Air terjun berkaitan dengan kelestarian hutan di Hulu Kali
Samin. -
Limbah plastik masih mendominasi sebagai sisa kemasan produk
makanan dan minuman. -
Perdabita menyukai bila wisatawan berlimpah 70 namun hanya
40 wisatawan yang menyukai produk makanan dan minuman.
Strategi S-T: “keunggulan komparatif”
- Perlu dilakukan upaya
pengembangan kapasitas pengetahuan
dan keterampilan penyedia jasa wisata
dalam menjual layanan jasa wisata.
- Perlu pengembangan
produk dan jasa wisata secara kreatif.
Strategi W-T: “demobilisasi
kelemahan” -
Perlu dilakukan upaya pengendalian
- stabilitas lereng dari
bahaya longsor. -
Perlu dilakukan perlindungan tanah
dari erosi.
Sumber: data primer diolah
4.4. Perumusan Isu-isu Strategis