Kekuatan Analisis SWOT terhadap Potensi Pengembangan Wisata Alam

82

4.3.1. Kekuatan

Ditinjau dari segi situs wisata, TWA Grojogan Sewu merupakan kawasan konservasi yang telah ditunjuk oleh Menteri Pertanian Nomor 264KptsUm101968 tanggal 12 Oktober 1968 dengan luas 64,30 hektar. Kawasan ini telah diakui dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029. TWA Grojogan Sewu masih memiliki daya tarik hutan pinus yang ditanam sejak 1952 dan dengan kondisi saat ini yang relatif masih utuh tutupan vegetasinya. Hasil perhitungan dalam penentuan indeks Simpson menunjukkan jumlah pohon pinus di sepanjang areal pemanfaatan wisata intensif sejak loket 1 hingga loket 2 tercatat sebanyak 361 tegakan pinus, dengan jumlah tegakan lain total sebanyak 633 pohon. Di dalam kawasan hutan masih ditemukan berbagai jenis burung yang menunjukkan kondisi habitat burung berupa tutupan tegakan atau kanopi pepohonan yang masih bagus. Hasil kuesioner terutama terhadap wisatawan n=283; e≤5 menunjukkan bahwa 90 menyukai bahkan sangat menyukai daya tarik air terjun dan kesejukan hutan pinus. Ditinjau dari segi pengelolaan, pariwisata alam di TWA Grojogan Sewu telah memiliki institusi pengelola berbadan hukum yaitu PT. Duta Indonesia Djaya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 661Menhut-II2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Perpanjangan Izin Pengusahaan Pariwisata Alam Seluas 20,3 ha di Blok Pemanfaatan TWA Grojogan Sewu atas nama PT Duta Indonesia Djaya. Jangka waktu pengelolaan hingga 20 tahun ke depan memungkinkan pengembangan yang lebih sistematis. Hal ini diperkuat kenyataan bahwa pengelolaan ini sudah memasuki tahap 20 tahun kedua dan kondisi TWA masih tetap memberikan manfaat secara berkelanjutan. Ditinjau dari segi pengembangan komunitas masyarakat lokal, hampir 100 masyarakat yang berniaga di dalam TWA merupakan masyarakat lokal. Hubungan saling menguntung ini sangat bermanfaat bagi keberlanjutan pariwisata alam di TWA. Keberadaanya pun telah 83 dikembangkan menjadi satu bentuk kelembagaan organisasi yaitu Perdabita. Sekelompok masyarakat yang memiliki kepentingan yang sama dan tergabung dalam satu tujuan yang sama dalam suatu lembaga, akan memudahkan dalam saling bekerja sama.

4.3.2. Kelemahan