Peluang Analisis SWOT terhadap Potensi Pengembangan Wisata Alam

84 Ditinjau dari segi pengembangan komunitas masyarakat lokal, para pedagang yang tidak tergabung dalam Perdabita khususnya penyedia jasa kuda, dianggap terlalu memaksa dalam menawarkan jasanya terhadap pengunjung. Kondisi ini berpotensi mengganggu kenyamanan berwisata khususnya di dalam TWA.

4.3.3. Peluang

Ditinjau dari segi daya dukung wisata alam, jumlah wisatawan yang dapat berwisata adalah sebesar 1.002 orang per hari yang berarti masih belum melampau jumlah riil wisatawan per hari yaitu 940 orang. Ditinjau dari segi situs wisata, TWA Grojogan Sewu yang berada pada jalur wisata di Kabupaten Karanganyar dapat dikembangkan dalam bentuk paket wisata bersama dengan lokasi wisata lain seperti air terjun Jumog, Candi Sukuh, Candi Cetho dan lainnya. Komunikasi dan kerja sama lintas para pemangku kepentingan perlu untuk dibuka kembali. Sebagai catatan, sejak tahun 2006 hingga saat ini pihak BKSDA Jawa Tengah telah mengoptimalkan penarikan PNBP di TWA Grojogan Sewu. Penarikan retribusi di TWA Grojogan Sewu yang pada tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Pemda Karanganyar pun menjadi terhenti. Akibatnya terjadi disharmoni dalam komunikasi kelembagaan antar intansi pemerintah dalam pengembangan pariwisata alam di TWA Grojogan Sewu pada khususnya. Hal ini dapat berimbas pada pengembangan pariwisata di Kecamatan Tawangmangu bahkan Kabupaten Karanganyar pada umumnya. Berdasarkan hasil kuesioner, lebih dari 52 pengunjung merupakan partisipan dalam kegiatan konservasi dan lingkungan. Dan lebih dari 60 merupakan pengunjung yang peduli dan bersedia berpartisipasi dalam mengatasi problematika konservasi dan lingkungan. Potensi kepedulian wisatawan terhadap aspek konservasi dan lingkungan ini perlu dikelola dan diselaraskan sebagai wujud sosialisasi konservasi dan lingkungan kepada masyarakat. Potensi ini akan memperbesar peluang untuk mendapatkan respon positif ketika diselenggarkan aktivitas sosialisasi konservasi dan lingkungan. Oleh karena itu tema konservasi 85 dan lingkungan di dalam TWA perlu dikembangkan secara intensif. Permainan outbond juga perlu untuk dipromosikan dan dikembangkan sejak sebelum wisatawan memasuki areal wisata. Ketidaksiapan pengunjung untuk menikmati outbond, yang terjadi akibat ketidaktahuan dari awal kadang berakibat minimnya keikutsertaan pada aktivitas outbond. Promosi dapat pula dilakukan di loket masuk wisata baik secara visual maupun dalam bentuk penjualan tiket paket wisata outbond. Ditinjau dari pengembangan komunitas masyarakat lokal, para pedagang umumnya telah dibuatkan dan ditempatkan pada lokasikios tertentu. Kondisi ini akan membuat wisatawan nyaman karena tidak merasa dikejar-kejar untuk membeli sesuatu. Hubungan baik antara pedagang dan pengelola merupakan sinergi dalam membentuk citra positif obyek wisata. Hasil kuesioner terhadap menunjukkan bahwa 95 merasakan kepuasan dan 92 ingin mengulang kunjungan ke TWA Grojogan Sewu. Hal ini merupakan peluang yang menjanjikan. Hasil kuesioner juga menunjukkan bahwa 66 wisatawan merupakan mereka yang mengulang datang berwisata. Lama kunjungan wisata rata-rata adalah 2-6 jam di dalam TWA. Sebanyak 73 wisatawan menyatakan bahwa TWA Grojogan Sewu merupakan tujuan utama kedatangannya berwisata. Sisanya menjadikan TWA sebagai bagian dari paket berwisatanya. Sebanyak 60 wisatawan mengaku membutuhkan ketenangan saat berwisata. Hampir 80 bertujuan untuk relaksasi saat berwisata. Bahkan 25 wisatawan tidak suka keramaian di tempat wisata. Sebanyak 90 menyukai aktivitas menikmati pemandangan, 60 menyukai perilaku satwa dan 80 menyukai fotografi. Untuk itu, perlu dikembangkan beberapa titik lokasi yang khusus untuk menikmati pemandangan dan fotografi. Selain itu, sebagian besar pengunjung adalah mereka yang berusia kurang dari 45 tahun. Oleh karena itu perlu dikombinasikan aktivitas yang atraktif agar tidak membosankan. 86

4.3.4. Tantangan