KEJAYAAN DINASTI BANI UMAYYAH

4. KEJAYAAN DINASTI BANI UMAYYAH

Masa bani Umayyah dikenal sebagai suatu pemerintahan zaman agresif, hal ini dikarenakan perhatian terfokus pada persoalan perluasan wilayah kekuasaan dan penaklukan yang sempat terhenti sejak zaman kedua khulafaur rasyidin terakhir. Dalam jarak waktu 90 tahun, banyak bangsa diempat penjuru mata angin beramai-ramai masuk ke dalam kekuasaan Islam, yang meliputi daerah Spanyol, seluruh wilayah Afrika Utara, Jazirah

107 Boedi Abdullah, Ibid, hlm. 126.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 73

Arab, Syiria, Palestina, sebagian daerah Anatolia, Irak, Persia, Afganistan, India dan negeri-negeri yang sekarang dinamakan Turkmenistan, Uzbekistan dan Kirgiztan yang termasuk Soviet Rusia.

Dinasti penaklukan militer di zaman Umayyah mencakup tiga sektor penting, yaitu sebagai berikut :

a. Front memerangi bangsa Romawi di Asia kecil dengan sasaran utama pengepungan ke ibukota Konstantinopel dan penyerangan ke pulau-pulau di Laut Tengah.

b. Front Afrika Utara. Selain menaklukan wilayah hitam Afrika, pasukan muslim juga mengarungi Selat Gibraltar, lalu masuk ke Spanyol.

c. Front timur menundukkan wilayah yang sangat luas, sehingga operasi ke jalur ini dibagi menjadi dua arah. Satu menuju utara ke daerah-daerah di seberang sungai Jihun (Ammu Darya). Sedangkan yang lainnya ke arah selatan menyusuri Sind, wilayah India bagian barat. 108 Yang paling berkesan dalam ekspansi ini adalah terjadi pada

paruh pertama dari seluruh masa kekuasaan khalifah Bani Umayyah, yaitu ketika kekuasaan diduduki oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dan juga pada tahun-tahun terakhir dari kekuasaan Abdul Malik. Di luar masa-masa tersebut, usaha penaklukan menghadapi degradasi atau hanya menggapai kemenangan- kemenangan kecil. Pemerintahan khalifah Muawiyah diraih dengan kemajuan sangat besar dalam perluasan wilayah, meskipun ada beberapa tempat masih bersifat rintisan. Peristiwa yang sangat menonjol adalah keberaniannya memblokade kota Konstantinopel memulai ekspedisi yang dipusatkan di pelabuhan kota Dardanela, setelah terlebih dahulu menguasai pulau-pulau di Laut Tengah seperti Kreta, Rodhes, Sicilia, Cyprus dan sebuah pulau yang bernama Award, tidak jauh dari ibu kota Romawi Timur itu. Di belahan timur Muawiyah berhasil melumpuhkan kekuasaan Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan. Ekspansi ke

108 Samsul Munir Amin. 2009. Sejarah Peradaban Islam. hlm. 130. 74 | Saprida, M.H.I 108 Samsul Munir Amin. 2009. Sejarah Peradaban Islam. hlm. 130. 74 | Saprida, M.H.I

Masa kemenangan yang luas bani Umayyah ketika tampuk kekuasan di pegang oleh Al-Walid I. ketidakberhasilan pengepungan kota Konstantinopel di zaman Muawiyah, dilakukan kembali dengan melakukan penyerangan yang cukup kuat. Meskipun keinginan untuk menguasai ibukota Romawi tetap saja belum berhasil, namun gerakan itu sedikit banyak

berhasil menggusur tapal batas pertahanan umat Islam lebih jauh ke depan, dengan mengatasi pertahanan militer kerajaan Romawi di Mar ’asy dan ‘Amuriyah. Prestasi Al-Walid yang lebih besar dicapai yaitu di sektor Afrika Utara dan sekitarnya. Setelah seluruh tanah Afrika bagian utara dikuasai, di bawah pimpinan Thariq bin Ziyad pasukan umat muslim menyeberangi Selat Gibraltar masuk ke Spanyol. Dengan segera merebut ibu kota Cordova menyusul kemudian kota-kota lain seperti Sevilla, Elvira, dan Toledo. Gubernur Musa bin Nushair kemudian melengkapi penaklukan di tanah Eropa dengan menyisir kaki Pegunungan Pyrenia dan menyerang Carolingian Prancis.

Selain kesuksesan tersebut, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan diberbagai bidang, baik politik maupun sosial dan kebudayaan. Di bidang politik, bani Umayyah menyusun aturan pemerintahan yang semuanya baru, guna memenuhi petunjuk perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan agar semakin kompleks. Selain menjadikan Majelis Penasihat sebagai pendamping, khalifah bani Umayyah juga didampingi oleh beberapa sekretaris untuk membantu pelaksanaan tugas, yang diantaranya yaitu:

109 Ibid, hlm. 130.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 75 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 75

b. Katib Al-Kharraj, menjabat sebagai sekretaris yang bertugas mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

c. Katib Al-Jundi, adalah sekretaris yang bertugas mengatur berbagai hal yang bersentuhan dengan ketenteraman.

d. Katib

sekretaris sebagai penyelenggara penjagaan keamanan dan ketertiban umum.

Asy-Syurtah, bertugas

e. Katib Al-Qudat, sekretaris yang bertugas mengatur tertib hukum dengan badan-badan peradilan dan hakim setempat. 110 Bani Umayyah dalam bidang sosial budaya, telah membuka

terjadinya hubungan antar negara Muslim (Arab) dengan negeri- negeri taklukan yang dikenal mempunyai budaya yang luhur seperti Mesir, Persia, Eropa, dan sebagainya. Jalinan tersebut kemudian menghasilkan kreativitas baru yang luar biasa di bidang seni dan ilmu pengetahuan. Di bidang seni, misalnya seni bangunan (arsitektur), bani Umayyah mencatat suatu kesuksesan yang gemilang, seperti Dome of the Rock (Qubah Ash- Shakhra) di Yerusalem menjadi monumen terbaik yang dikagumi orang. Atensi terhadap seni sastra juga meningkat pesat di zaman tersebut, dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh besar seperti Al- Ahtal, Farazdag, Jurair, dan lain-lain. Walaupun masa dinasti Umayyah dinilai banyak negatifnya, tetapi di bidang ilmiah, bahasa, sastra, dan lainnya dinasti Umayyah tetap maju, menonjol dan mengambil kedudukan yang layak. Bangsa Arab adalah ahli syair dan para pengagumnya rakyat serta orang-orang kaya memberikan kedudukan khusus bagi para penyair itu dengan memuaskan. Pada waktu itu para penyair memiliki kedudukan penting dalam pemerintahan terutama di masa Jahiliah.

Abul Aswad Ad-Duali Pada masa. 681 M mengarang

110 Ibid, hlm. 132. 76 | Saprida, M.H.I 110 Ibid, hlm. 132. 76 | Saprida, M.H.I

bahasa Arab, serta mempermudahkan dalam membaca dan mempelajarinya, menjaga barisan untuk menetapkan gerak kata dan bunyi suara serta ayunan iramanya, sehingga dapat diketahui maknanya. Kerajaan menerapkan ilmu pengetahuan dengan berbagai buku terutama buku-buku bahasa Yunani dan Kopti (Kristen Mesir). Hisyam bin Abdul Malik 105 H/724 M-125 H/743 M merupakan raja bani Umayyah yang paling terkenal di bidang ilmu pengetahuan dengan meletakkan perhatian besar pada ilmu pengetahuan. 111

dan

memperluas

Dengan melanjutkan tradisi kejayaan dalam semua bidang yang telah dilaksanakan pada masa kekuasaan sebelumnya, yaitu masa kekuasaan khulafaur rasyidin. Pada bidang peradaban dinasti Umayyah banyak menemukan cara yang lebih ke arah pengembangan dan perluasan disemua bidang ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa Arab sebagai media utama. Berbagai macam kemajuan pada bidang peningkatan ilmu pengetahuan diantaranya sebagai berikut :

a. Pengembangan dalam Bahasa Arab Penguasa dari dinasti Umayyah sudah membentuk Islam

menjadi daulah

diterapkan dan ditingkatkanlah bahasa Arab di wilayah kerajaan Islam. Usaha ini dilaksanakan untuk menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara dan pemerintahan maka pembukuan dan surat- menyurat harus menggunakan bahasa Arab yang pada masa sebelumnya memakai bahasa Romawi atau bahasa Persia di wilayah bekas taklukan mereka dan juga di Persia sendiri.

(negara),

selanjutnya

b. Pusat Kegiatan Ilmu di kota Marbad Pusat kegiatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan didirikan

oleh dinasti Umayyah di sebuah kota kecil. sebagai Pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan kota itu dinamakan Marbad ialah kota kecil di Damaskus. Di kota Marbad inilah bergabung sejumlah pujangga,

111 Ibid, hlm. 133.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 77 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 77

c. Bidang Ilmu Qiraat Ilmu qiraat ialah ilmu yang mempelajari tentang seni baca Al-

Quran. Ilmu qiraat ini juga merupakan ilmu syariat yang tertua dan sudah dibangun semenjak zaman khulafaur rasyidin. Selanjutnya pada masa dinasti Umayyah dikembangkan sehingga menjelma menjadi cabang ilmu syariat yang sangat penting. Pada saat itu lahirla sejumlah ahli qiraat ternama seperti Abdullah bin Qusair tahun 120 H dan Ashim bin Abi Nujud tahun 127 H.

d. Bidang Ilmu Tafsir Untuk mempelajari kitab suci Al-Quran diperlukan

tafsiran atau pemahaman secara komprehensif. keinginan menafsirkan Al-Quran di lingkungan umat Islam makin bertambah. Pada waktu pengembangan ilmu tafsir ulama yang melakukan pembukuan ilmu tafsir adalah Mujahid tahun 104 H.

e. Bidang Ilmu Hadits Disaat umat Muslimin sudah berupaya untuk memahami

Al-Quran, ternyata ada hal yang juga perlu mereka butuhkan, yaitu perkataan Nabi yang disebut hadits. Oleh sebab itu, lahirlah upaya untuk mengumpulkan semua hadits, meneliti asal usulnya dan kemudian menjadi satu bidang ilmu pengtahuan yang berdiri sendiri dan dinamakan ilmu hadits. Pada masa dinasti Umayyah diantara semua ahli hadits yang ada, beberapa diantaranya ada yang termasyhur dia adalah Al-Auzai Abdurrahman bin Amru tahun 159 H, Hasan Basri tahun 110 H, Ibnu Abu Malikah tahun 119

H, dan Asya’bi Abu Amru Amir bin Syurahbil tahun 104 H. 112

f. Bidang Ilmu Fiqh Setelah umat Islam daulat menjadi pemerintahan, maka roda

pemerintahan membutuhkan adanya peraturan-peraturan sebagai pedoman dalam menyelesaikan semua masalah. Oleh sebab itu pemerintahan kembali mengacu kepada Al-Qur ’an dan hadits sebagai syariat, dari kedua sumber tersebut digunakan untuk

112 Ibid, hlm. 134. 78 | Saprida, M.H.I 112 Ibid, hlm. 134. 78 | Saprida, M.H.I

g. Bidang Ilmu Nahwu Dikarenakan wilayah kekuasannya berkembang secara luas,

khususnya wilayah di luar Arab dan bertambahnya orang-orang Ajam (non-Arab) yang masuk Islam pada masa dinasti Umayyah, sehingga keberadaan bahasa Arab sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu dibukukanlah ilmu nahwu yang sangat diperlukan untuk mempelajari berbagai ilmu syariat agama Islam.

h. Bidang Ilmu Jughrafi dan Tarikh Jughrafi dan tarikh pada masa dinasti Umayyah telah berkembang menjadi ilmu tersendiri. Demikian juga ilmu tarikh. Jughrafi dan tarikh pada masa dinasti Umayyah telah berkembang menjadi ilmu tersendiri. Demikian juga ilmu tarikh (ilmu sejarah), baik sejarah umum maupun sejarah Islam pada khususnya. Ilmu jughrafi dan ilmu tarikh lahir pada masa dinasti Umayyah, barulah berkembang menjadi suatu ilmu yang betul-betul berdiri sendiri pada masa ini. 113 i.

Kegiatan Penerjemahan Guna kepentingan penyelenggaraan dakwah Islamiyah, pada

masa dinasti Umayyah dilakukan juga penerjemahan berbagai macam buku ilmu pengetahuan dari semua bahasa lain ke bentuk bahasa Arab. Jadi sudah jelaslah bahwa gerakan penerjemahan berbagai macam buku telah dimulai pada zaman ini, tetapi mulai berkembang dengan pesat pada zaman khalifah dinasti Abbasiyah. Namun yang pertama melakukan kegiatan penerjemahan yaitu Khalid bin Yazid, dia adalah seorang pangeran yang sangat pintar dan ambisius. ketika dia gagal mendapatkan kursi kekhalifahan, dia mencurahkannya dalam bentuk ilmu pengetahuan, diantaranya dia berusaha menerjemahkan buku-buku