PEREKONOMIAN MASA KEKHALIFAHAN BANI UMAYYAH

3. PEREKONOMIAN MASA KEKHALIFAHAN BANI UMAYYAH

Pada era sebelum Islam, uang dari Romawi dan Persia banyak dipakai di wilayah Hijaz, di samping itu di pakai juga beberapa uang perak Himyar yang bergambar burung hantu Attic. Umar, Muawiyah dan para khalifah lainnya yang terdahulu sudah merasa cukup dengan memakai mata uang asing yang sudah beredar di masyarakat, dan mungkin pada beberapa kasus, terdapat kutipan ayat Al-Quran tertentu pada koin-koin itu. Bermacam-macam uang emas dan perak sudah pernah dicetak sebelumnya pada masa Abd Al-Malik, namun pencetakan itu hanya sebuah tiruan dari mata uang Bizantium dan Persia. Pada tahun 695 M, Abd Al-Malik mulai mencetak dinar emas dan dirham perak yang asli hasil dari karya orang Arab. Wakilnya di wilayah Irak, Al-Hajjaj, selanjutnya berusaha mencetak uang perak di Kufah pada tahun selanjutnya. 105

Selain membuat mata uang emas Islam, dan berusaha menerapkan arabisasi pada administrasi kerajaan, Abd Al-Malik juga

mengembangkan

sistem

pelayanan pos, dengan

104 Ajid Thohir. 2009. Perkembangan Peradaban...., hlm. 34. 105 Boedi Abdullah. 2010. Peradaban Pemikran Ekonomi....., hlm. 124.

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam | 71

memanfaatkan alat trasnfortasi kuda antara Damaskus dan juga untuk menjangkau ibukota provinsi lainnya. pelayanan itu dibuat untuk melengkapi keperluan transportasi pejabat pemerintah serta permasalahan surat-menyurat mereka. Seluruh kepala pos bekerja untuk mencatat serta mengirimkan surat- menyurat kepada khalifah tentang peristiwa penting yang terjadi disemua wilayah mereka masing-masing. Ketika berkaitan dengan pergantian mata uang, kita perlu mengingatkan perbaikan sistem keuangan dan administrasi yang dialami pada masa ini. Pada hakikatnya, tidak ada seorang muslim ataupun, bangsa lain yang wajib dibebani untuk membayar pajak, selain zakat ataupun santunan untuk orang-orang miskin walaupun pada pelaksanannya, hak istimewa kadang diserahkan untuk segelintir orang Islam-Arab. dari teori itu, banyak orang yang berusaha masuk Islam, terutama masyarakat dari Irak dan Khurasan, mereka meninggalkan desa sebagai tempat mereka bekerja bertani, dan kemudian pergi ke kota-kota, demi harapan dapat bergabung menjadi seorang prajurit mawali (klien). Fenomena tersebut menimbulkan kerugian ganda pada perbendaharaan kerajaan. Hal ini dikarenakan setelah mereka masuk Islam, penerimaan pajak mulai berkurang dan kemudian setelah menjadi prajurit mereka berhak memperoleh bantuan. Al- Hajjaj selanjutnya membuat kebijakan penting supaya bisa mengembalikan orang-orang itu ke ladang mereka masing- masing, supaya mewajibkan mereka unruk membayar pajak seperti yang mereka kerjakan sebelum masuk Islam, diantaranya, pajak tanah (kharaj) dan pajak kepala (jizyah). bahkan dia menwajibkan orang-orang Arab yang menguasai tanah di wilayah wajib pajak untuk membayar pajak tanah. 106

Ketidakpuasan yang merebak di kalangan Muslim baru Khalifah Umar II 717 M-720 M berusaha menghentikan dengan menata ulang prinsip lama para pendahulunya bahwa seorang muslim, baik Arab maupun mawla, tidak perlu membayar pajak

106 Didin Saefuddin Buchori. 2009. Sejarah Politik Islam, hlm. 55. 72 | Saprida, M.H.I 106 Didin Saefuddin Buchori. 2009. Sejarah Politik Islam, hlm. 55. 72 | Saprida, M.H.I

Sekalipun berdasarkan atas niat yang sangat baik, kebijakan Umar tidak berjalan dengan baik. Kebijakan itu mengurangi pemasukan negara dan meningkatkan jumlah klien (mawla) di perkotaan. Bahkan banyak orang Barbar dan Persia yang mencoba masuk Islam berusaha untuk menikmati keistimewaan finansial dari pemerintahan. Pelaksanaan selanjutnya kembali kepada sistem yang dibuat oleh Al-Hajjaj, dengan sedikit perbedaan. Sejak itulah, akhirnya dibuat perbedaan antara jizyah, kewajiban karena “tidak menerima agama Islam”, dan kharaj. dikarenakan jizyah diambil cuma dari beberapa jenis barang saja, kantor bendahara negara melanjutkan kebijakan untuk mendapat pemasukan dari kharaj, supaya dalam jangka yang panjang pemerintah tidak akan mengalami kekurangan dana. Perbaikan budaya dan pertanian juga dihubungkan pada kreativitas dan kecerdasan yang dilakukan Al-Hajjaj. dia menggali sejumlah kanal dan memperbaiki kanal besar antara Tigris dan Efrat. Dia juga bahkan mengeringkan dan membajak tanah persawahan dan tanah terlantar. 107