KONDISI LINGKUNGAN PULAU KAYOA
B. KONDISI LINGKUNGAN PULAU KAYOA
1. Gambaran Umum
Pulau Kayoa merupakan sebuah pulau koral di kawasan Maluku Utara dengan panjang 20 km, lebar 7 km, dan luas 150 km². 30 Pulau ini berjarak 30 km
di sebelah barat Pulau Halmahera, pulau terbesar di kawasan ini. Pulau Kayoa berada di antara Pulau Makian di sebelah utara dan Pulau Bacan di sebelah
selatan. 31 Pulau ini menghasilkan padi, jagung dan sedikit kapas, serta buah-
30 D.D. Bintarti, J.R. Indraningsih, S.A. Kosasih, ibid., hlm. 20. dan Peter Bellwood, Excavations in Uattamdi Rockshelters, Kayoa Island, (Tidak
dipublikasikan), hlm. 1.
31 Lihat Peta 2.6.
buahan berupa pepaya dan nanas. 32 Selain itu, pulau ini juga merupakan penghasil rempah-rempah utama selain Pulau Ternate, Tidore, Makian, dan Moti. 33
Peta 2.5. Pulau Kayoa dan pulau-pulau lainnya
di Laut Maluku
Sumber: Microsoft Encarta Reference Library (2003), dengan modifikasi
32 Alfred Russel Wallace, op.cit., hlm. 178.
33 Profil Propinsi Republik Indonesia: Maluku, op.cit., hlm. 2.
2. Kondisi Fisik
Berdasarkan pada sejarah pembentukannya, Pulau Kayoa merupakan sebuah pulau atol yang berasal dari terumbu karang yang terangkat naik pada
Periode Kuarter, kira-kira sejak dua juta tahun yang lalu. 34 Bentuk lahan di pulau ini berupa pegunungan dengan tanahnya yang berbatu-batu. 35 Secara geologis
pulau ini termasuk dalam rangkaian busur dalam vulkanis Zona Ternate, yaitu jajaran kepulauan vulkan dari Morotai sampai Bacan termasuk Halmahera barat bagian Utara. Walaupun demikian pulau ini temasuk pulau vulkanik yang tidak aktif.
Titik tertinggi di pulau ini adalah Gunung Tigalalu dengan ketinggian 422 m, yang merupakan sebuah gunung api tua yang masih mempertahankan ciri gunung apinya dengan kerucut dalam dan lingkar luar kawahnya. Batuan vulkanik Tigalalu berumur Plestosen akhir, sedangkan bagian timur pulau ini terdiri dari batuan vulkanik dari Kala pra-Miosen. Selain itu, sepanjang pesisir barat pulau ini terbentuk dari terumbu karang yang terangkat naik pada Kala Pleistosen. Setidaknya ada tiga tingkatan koral yang terangkat naik, dengan tebing-tebing rendah. Bagian barat pulau ini merupakan pantai pasir koral dan tanjung koral,
sedangkan sepanjang pesisir timur merupakan daerah rawa. 36
34 Kathryn A. Monk, Yance De Fretes, Gayatri Reksodihardjo-Lilley, ibid., hlm. 43. dan Van Bemmelen, op.cit., hlm. 384.
35 Alfred Russel Wallace, op.cit., hlm. 50-51.
36 Peter Bellwood, Excavations in Uattamdi Rockshelters, Kayoa Island, (tidak dipublikasikan, a), hlm. 1.
Peta 2.6. Kondisi Geologi Pulau Kayoa
Sumber: Aswan Yasin, Peta Geologi Lembar Bacan, Maluku (1980), dengan
modifikasi.
5 km
Keterangan: Tomb : Formasi Bacan, dengan komposisi: breksi gunung api, lava andesit, bersisipan dengan batu pasir dan batu lempung.
QI : Batu gamping, terumbu karang terangkat.
3. Manusia dan Bahasa
Menurut Wallacea yang mengunjungi pulau Kayoa pada tahun 1858, penduduk Pulau Kayoa memiliki ciri ras campuran antara Mongoloid dan Melanesid. Mereka memiliki pertalian darah yang erat dengan penduduk di
Ternate dan Jailolo. Mata pencaharian mereka sebagian besar adalah berladang dan membuat perahu. 37
Berdasarkan hasil penelitian para ahli linguistik yang memetakan bahasa- bahasa di kawasan Maluku Utara, sampai saat ini penduduk Pulau Kayoa menggunakan bahasa Kayoa yang termasuk dalam sub-stratum bahasa
Austronesia. 38 Walaupun demikian bahasa Kayoa lebih khusus yang disebabkan oleh perbedaan dialek, interaksi dengan bahasa Non-Austronesia yang ada di
Maluku Utara bagian utara, dan hasil perkembangan lokal.
37 Alfred Russel Wallace, op.cit., hlm. 178.
38 Haryo S. Martodirdjo, op.cit., hlm. 76. Lihat juga Peta 2.5.